Bab 12 [🔞Main tangan🔞]

381 35 4
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

warning ⚠️ ini ada adegan dewasanya jadi hati-hati

happy reading

###

Banyu melangkah memasuki kamar Tunggal dan mengunci pintu. Tunggal kebingungan kenapa Banyu masuk ke kamarnya dengan senyum miring yang membuatnya menyeramkan.

"Mas tengang banget, mau aku bantu buat lemesin yang dibawah," ucap Banyu sambil melirik ke arah selangkangan Tunggal.

"Jangan bercanda deh lo," ucap Tunggal dengan gugup.

"Aku gak bercanda mas, aku beneran mau bantu mas," ucapan seduktif Banyu membuat bulu kuduk Tunggal berdiri.

"Banyu gue beneran lagi gak bercanda ya" nada suara Tunggal sudah meninggi.

Tunggal terus mundur sampai mepet dengan ranjang, tapi Banyu masih terus mendekatinya hingga dia terjatuh di ranjang. Sialan sekali, posisinya sekarang tengah terpojok. Dia tidak bisa pergi karena dikurung dengan tubuh besar Banyu.

"Mas kenapa nolak sih, niat aku loh baik." Banyu menindih setengah tubuh Tunggal.

"Minggir Banyu, gue beneran gak suka lo bercanda kayak gini." Tunggal memberontak agar Banyu melepaskannya.

"Mas aku udah bilang kalo aku gak bercanda, jadi cukup diam dan nikmati aja oke," jawab Banyu.

Tangan besar itu bergerak untuk meremas penis Tunggal yang masih terbungkus celana pendek. Memberikan pijatan pelan dan sesekali mengelusnya.

"Agh Banyu jangan gini ahh." Tunggal mendesah.

"Kamu keenakan mas, masa iya aku berhenti," ucap Banyu.

Tangan yang awalnya mengelus dari luar kini mulai masuk kedalam celana Tunggal, mengusap bagian kepala penisnya yang membuat Tunggal mendesah nikmat. Ekspresi penuh dengan kenikmatan membuat Banyu juga horny.

"Ahh ahh hah hah jangan gini Banyu." Gerakan lambat Banyu membuatnya frustasi, awalnya dia menolak tapi semakin lama kewarasannya hilang.

Tunggal ingin Banyu mengocok penisnya dengan cepat, rasanya cukup menyiksa setiap kali merasakan elusan lembut pada kepala penisnya. Karena tidak tahan tangan Tunggal berusaha untuk meraih penisnya tapi ditepis oleh Banyu.

"Mas jangan ikut biar aku aja yang kerja," ucap Banyu dengan lembut.

"Kalo gitu geraknya yang cepet," ucap Tunggal dengan frustasi.

"Oke kalo gitu, tapi aku juga pengen kayak gini loh mas. Lihat aja dia udah tegang juga." Banyu mengarahkan tangan Tunggal ke penisnya yang juga tengang.

"Ayo ganti posisi biar enak." Tunggal ingin mengubah posisi mereka.

Banyu mengangguk setuju, dia mengambil posisi terlentang dan Tunggal diatasnya. Dengan penisnya yang langsung menghadap wajah Tunggal dan dia yang menghadap pantat mulus dan montok milik Tunggal, posisi 69 yang mereka pilih, jelas membuat mereka lebih leluasa dalam memainkan aset pribadi masing-masing.

Hal pertama yang Banyu lakukan adalah membelai pantat Tunggal dan memberikan satu tamparan. Setelah itu Banyu mulai me-riming lubang anal Tunggal. Ini jelas bukan kesepakan awal, Tunggal yang mendapatkan serangan dadakan langsung lemas.

"Angh hah ash ahh Banyu apa yang lo lakuin ahh ahh." Dengan posisi pinggul lebih tinggi dari kepalanya membuat Banyu lebih mudah untuk memberikan serangan.

"Mas gak mau gantian, aku udah buat mas keenakan loh dari tadi." mendengar ucapan Banyu, Tunggal langsung terprovokasi.

Tunggal mulai memberikan jilatan pada penis tegang Banyu, ukuran Banyu lebih besar dibandingkan miliknya mungkin hanya beda 3/4 cm. Tunggal memasukan penis Banyu ke mulutnya setelah menjilatinya, dengan perlahan Tunggal menggerakkan kepalanya. Sesekali Tunggal juga memainkan lidahnya untuk membelai kepala penis Banyu.

Kota istimewa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang