halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen
happy reading
###
"Gila banget," ujar Tunggal.
Setelah dia berpikir jernih, Tunggal menyadari jika apa yang baru saja dia lakukan dengan Banyu itu salah. Kenapa dia biasa terbawa suasana, bagaimana Tunggal bisa bersikap seperti biasa setelah melakukan hal ini dengan keadaan sadar.
"Bangke banget, gimana gue bisa lihat muka Banyu." Tunggal mengumpat kesal.
Dia tidak akan bisa bertatap muka dengan Banyu setelah ini, ingin rasanya Tunggal berganti muka agar tidak ada yang mengenalinya lagi. Sialan sekali, bagaimana bisa dia terbawa suasana bahkan tapi dia sempat merasa keenakan.
"Argh bangke banget, masa iya gue bisa keluar cuma gara-gara jari," ujar Tunggal.
Tunggal tidak menyangka jika bermain lewat lubang anal juga terasa nikmat. Dan mungkin lebih nikmat dibandingkan dengan mengocok penisnya dengan tangan, itu hanya jari yang ukuran nya tidak seberapa bagaimana jika penis Banyu yang besar dan berurat yang menusuknya.
"Mikir apaan sih gue." Tunggal mengusap wajahnya dengan frustasi.
Kenapa pikirannya jadi kotor seperti ini, apa efeknya belum hilang? sepertinya Tunggal butuh mandi agar pikirannya kembali segar. Tunggal butuh istirahat, hari ini terlalu melelahkan dan banyak hal yang mengejutkan.
Tunggal turun kebawah, sekarang Tunggal seperti mengerti kenapa orang suka jika kost memiliki kamar mandi dalam. Sekarang Tunggal jadi ragu untuk turun, tidak ada yang melihat Banyu ke kamarnya kan.
"Hah bodo amat lah, mereka pasti hak akan tanya," ujar Tunggal.
Tunggal turun saat itu dia melihat Robby dan Dimas tengah menonton tv, Tunggal mengatakan tatapan intens dari Dimas.
"Kenapa lihat gue kayak gitu?" tanya Tunggal.
"Gak ada, mas mau kemana?" Dimas balik bertanya.
"Mandi" jawab Tunggal singkat.
"Sampo nya habis mas, cari aja di laci dapur," ucap Dimas.
Tunggal mengangguk, mencari letak sampo yang di maksud Dimas. Sepertinya sampo yang botolan habis jadinya mereka membeli yang saset. Tunggal menatap sampo ditangannya, kenapa Dimas tau jika dia berniat untuk keramas?.
"Jangan bilang kalo Dimas tau," ujar Tunggal dengan panik.
Jika Dimas menyarankannya untuk keramas berati dia tau jika dia mungkin baru saja onani, bukan rahasia jika laki-laki akan keramas jika selesai onani atau bercinta.
Tunggal panik sendiri, apakah Dimas melihat Banyu keluar dari kamarnya atau kah dia mendengar suara desahannya. Sialan jika Dimas tau mau ditaruh mana mukanya, tapi yang paling penting Dimas pasti akan membencinya.
Siapa sih yang dengan mudah menerima jika satu kost dengan orang yang belok, jelas akan ada kekhawatiran jika akan di sukai atau bahkan mungkin berpikiran jika dia aneh dan harus dijauhi. Yah mungkin mereka akan biasa aja jika mereka terbiasa dengan hal seperti itu atau memang mereka juga ada di dunia pelangi.
"Semoga aja sih mereka biasa aja," ujar Tunggal.
Dia jelas sudah memiliki hubungan yang mendalam dengan mereka, Tunggal jelas tidak mau jika harus asing atau bahkan di benci oleh mereka. Anak-anak ini baik dan ramah Tunggal jadi merasa bersalah sudah membuat mereka tidak nyaman.
"Gue harus apa sekarang," kata Tunggal.
Dia kebingungan sekarang ini, mengakui ke yang lain atau tidak. Tunggal dilema karena ini, jika tidak cerita dia kan terus dihantui perasaan bersalah tapi di sisi lain dia juga tidak enak dengan Banyu.
Sial sekali dirinya hari ini, sudah terpergok nonton film porno gay dibantu juga lagi. Tunggal tidak ingin keluar dari kamar untuk beberapa hari, dia masih malu untuk bertemu dengan penghuni kost lain.
"Bodo amat lah, abis ini langsung ke kamar aja," ujar Tunggal.
Dia keluar dari kamar mandi saat akan naik ke lantai dua, Wisnu memanggilnya.
"Mas sini, ini ada makanan." Wisnu melambaikan tangan memberikan isyarat untuk ikut bergabung.
Tunggal merasa tidak enak jika menolak, dia terpaksa bergabung dengan mereka. Mereka duduk melingkar, di tengah ada nasi dan beberapa lauk pauk. Tumben sekali mereka membeli makanan sebanyak ini dan lauknya daging, biasanya kan hanya ayam.
"Tumben beli banyak?" tanya Tunggal.
"Gak beli mas, ini dapet dari orang hajatan," jawab Robby.
Tidak jauh dari kost memang sedang ada hajatan, orang disini memiliki kebiasaan untuk membagikan makanan ke orang sekitar rumah saat sedang hajatan.
"Kalian habis kondangan?,"
"Gak mas, orang disini emang punya kebiasaan kalo hajatan suka bagi-bagi makanan ke orang sekitar," jawab Banyu.
"Oh gitu." Tunggal hanya memberikan jawaban singkat.
Tunggal sedikit terkejut dengan sikap Banyu yang biasa saja seakan tidak ada yang terjadi diantara keduanya. Padahal sejak tadi Tunggal berusaha untuk tidak berinteraksi dengan Banyu, takut dia merasa tidak nyaman.
"Rejeki buat kita ini mas, kan lumayan buat ngirit biaya makan," ujar Dimas.
Melihat mereka yang biasa saja Tunggal menjadi lebih santai dan melupakan kejadian memalukan tadi. Tunggal kembali berinteraksi dengan santai, hanya saja dia tidak melakukan kontak fisik apapun dengan Banyu.
Meski sudah bisa santai setiap Banyu menyentuhnya, Tunggal merasakan seperti tersengat listrik itu benar-benar membuatnya tidak nyaman. Tunggal kebingungan sendiri dengan reaksi tubuhnya, kenapa hanya dengan Banyu.
Jika dia gay seharusnya dia merasakan hal yang sama kan saat bersentuhan dengan Dimas, Robby dan Wisnu, tapi ini tidak hanya dengan Banyu dia menunjukkan reaksi aneh. Apa ini efek dari hal yang mereka lakukan tadi.
Tunggal kebingungan sendiri jadinya, dia benar-benar frustasi menjadi gay pemula. Dia akan mencari banyak informasi tentang dunia pelangi nanti, pasti akan ada banyak kan di internet.
Jika tidak ada Tunggal akan mencari orang yang bisa di tanyain, banyak aplikasi chat kan sekarang ini bahkan untuk sesama jenis juga ada. Tunggal akan belajar bagaimana kehidupan pelangi, sebagai gay pemula dia harus mencari banyak ilmu.
"Seme, uke, top sama bottom ini apaan njir?" Tunggal kebingungan saat mendengar istilah yang tidak pernah dia dengar.
Tunggal tengah menatap room chat sebuah grup gay, dia mendapatkan link-nya dari seseorang yang dia kenal secara tidak sengaja di Instagram. Tunggal baru saja join dia di minta untuk memperkenalkan diri dan ada kolom bertuliskan role.
Saat bertanya apa itu role banyak yang menjawab seme, uke, top dan bottom, makin pusing sendiri Tunggal dibuatnya.
"Top itu yang nusuk bottom yang di tusuk, kalo gitu gue masuk bottom gak sih?" Dia termasuk yang di tusuk kan, meski hanya sebatas jari saja.
Setelah memperkenalkan diri banyak yang menyapanya bahkan ada yang mengirimkan pesan pribadi meminta untuk kenal lebih dekat. Tunggal mengabaikan beberapa, tujuannya ke grup ini untuk bertanya banyak hal bukan cari pacar.
Tunggal bertanya kepada anggota grup dengan apa yang dia alami hari ini, awalnya mereka mengaggap itu lucu dan tertawa sebentar sebelum memberikan nasehat dan ada juga yang mengajarinya beberapa gaya dengan posisi paling nikmat.
"Ini kenapa jadi kayak edukasi seks dah," ujar Tunggal.
Dia merasa mendapatkan edukasi seks dari dokter yang biasanya di berikan kepada pasangan. Tunggal yang tidak pernah bercinta merasa aneh tapi akhirnya penasaran dengan sensasinya.
"Gini efek jomblo dari lahir, sekalinya pacaran malah LDR," gumam Tunggal.
Setelah membaca penjelasan dan cerita dari mereka yang sudah mencoba, Tunggal merasa jika dirinya cupu. Efek terlalu fokus pada studinya dia sampai tidak pernah pacaran apalagi mencoba untuk main di dunia malam.
###
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Kota istimewa
Teen Fictionkembali ke kota istimewa tempat dimana aku bertemu dengan kamu, orang yang paling istimewa. Disini juga kisah kita dimulai dan diakhiri. Start : 08 Juni 2024 Ending : 01 September 2024