halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen
happy reading
###
Tunggal membuka matanya, rasa tidak nyaman karena demam sudah berkurang, Tunggal tidak lagi kedinginan tubuhnya juga tidak lepas hanya kepalanya yang masih terasa pusing.
"Anjing semalam gue di rawat Banyu!" teriakan Tunggal teredam oleh bantal, jadi dia tidak udah khawatir jika akan di dengar orang lain.
Tunggal di buat salah tingkah dengan sikap Banyu, jika begini kan Tunggal jadi bingung harus bersikap seperti apa, dia jelas tidak bisa bersikap biasa aja tapi tidak mungkin juga untuk bertingkah seperti pacar.
"Banyu mau loh ini apaan sih, suka banget buat orang bingung," gumam Tunggal.
Setelah bercinta kemarin Banyu tidak mengatakan apapun tentang hubungan mereka, masa iya hubungan nya tanpa status. Tunggal sendiri tidak berani memastikan, bisa saja kan jika Banyu semalam itu terbawa suasana.
"Hah ayo tenang, lo harus bersikap biasa aja," kata Tunggal, "sekarang turun buat mandi, ini badan udah bau banget," lanjutnya.
Tunggal turun untuk mandi, saat sampai dapur dia ingin berbalik ke kamar. Tunggal melihat Banyu dan dia masih belum siap untuk bertatap muka, rasanya masih teringat jelas apa yang keduanya lakukan.
"Mas udah mendingan." Tunggal menghentikan langkahnya saat mendengar suara Banyu.
Tunggal berbalik dan dengan senyum canggung. "Udah sehat kok gue," jawabnya.
Banyu mendekat membuat Tunggal reflek memejamkan mata, dia membuka sedikit matanya saat merasakan ada tangan hangat di dahinya. Banyu tidak melakukan hal aneh dia hanya meletakkan tangannya di dahinya.
"Demamnya udah turun, mas kalo mandi pake air hangat aja," kata Banyu.
"Gak usah gue udah sehat mandi pake air biasa juga gak papa," balas Tunggal.
Saat berbicara Tunggal sedikit menjaga jarak, dan matanya juga tidak pernah memandang wajah Banyu.
Banyu menangkup dagu Tunggal seraya menatap netranya yang sedikit membulat. Sejak tadi, Tunggal selalu memalingkan wajahnya ke arah lain saat Banyu sedang berbicara padanya, hal itu membuat Banyu tidak menyukainya.
"Mas bisa gak, kalo ngomong itu tatap orangnya?" tanya Banyu sedikit kesal.
Tunggal memalingkan wajahnya ke arah lain, merasakan jantungnya berdebar serta pipinya yang sudah mulai memerah.
"Apaan sih," ucap Tunggal dengan dahi yang mengerut.
"Gak sopan mas kalo di ajak ngomong tapi lihat yang lain," kata Banyu.
Setelah mengatakan itu Banyu memberikan kecupan ringan di pipi Tunggal. "Jangan di ulangi lagi yah mas, aku gak suka," lanjutnya.
Tunggal yang mendapatkan kecupan tiba-tiba hanya bisa diam, setelah beberapa saat dia langsung lari masuk ke kamar mandi. Rasa panas benar-benar menyebar ke seluruh tubuhnya, pasti sekarang wajahnya benar-benar merah.
"Argh bangke banget," teriak Tunggal.
Tunggal bisa mendengar suara tawa Banyu, dia terus mengumpat dengan mengabsen nama-nama hewan. Kenapa Banyu jadi begitu sih, jantungnya kan tidak siap jika ingin memberikan kecupan atau ciuman tolong berikan aba-aba.
Tunggal bisa gila jika terus seperti ini. "Hah gue harus healing, terus-terusan sama Banyu bisa buat gue kena serangan jantung," kata Tunggal.
Nanti sore sebaiknya dia keluar sendiri, tidak usah jauh-jauh cukup di sekitar kost saja. Tunggal butuh waktu untuk bisa bersikap biasa, cara terbaik untuk menata kembali hati dan otaknya adalah dengan tidak bertemu dengan Banyu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kota istimewa
Ficção Adolescentekembali ke kota istimewa tempat dimana aku bertemu dengan kamu, orang yang paling istimewa. Disini juga kisah kita dimulai dan diakhiri. Start : 08 Juni 2024 Ending : 01 September 2024