15. Jadi Pacar Gue?

829 132 13
                                    

Chapter 15

"Gue bakal ketemu Rakata lagi dan motret dia sesuai permintaan lo asal lo mau menuhin syarat yang gue kasih."

Sedetik setelah ucapan itu lolos dari bibirku, Keanu yang tadi sibuk membolak-balik majalah sekolah edisi semester kemarin, langsung menatapku dengan sebelah alis terangkat.

"Syarat?" ulangnya.

Aku mengangguk mengiyakan.

Keanu menutup majalah dan meletakkannya ke atas meja. Kini dia sepenuhnya menatapku di ruang jurnalistik yang isinya hanya kami berdua ini.

"Oke, apa itu?" tanyanya penasaran.

"Jadi pacar gue, Bang!" ucapku dalam satu tarikan napas.

"Apa?"

Mungkin aku mengatakannya terlalu terburu-buru makanya Keanu nggak mendengar.

"Jadi. Pacar. Gue. Bang. Ke." ulangku dengan penekanan yang lebih jelas. Aku tahu ini sangat nggak tahu malu, mana ada sejarahnya aku nembak cowok duluan. Tapi kan ini nggak serius. Maksudku, aku bukan benar-benar memintanya jadi pacarku sungguhan.

Untuk sesaat dia hanya bisa terbelalak kaget, kemudian sebuah tawa langsung berderai begitu saja. Tawa yang membuatku kebingungan harus bereaksi seperti apa. Dia pasti menganggapku tidak waras.

"Lo sinting, Rish," ucapnya enteng. Kan apa kubilang! Kalau aku jadi Keanu, aku pasti juga mengatai diriku sinting. Mengingat bagaimana hubungan kami, mustahil rasanya akan timbul benih-benih cinta.

Tawa Keanu mereda, namun senyum gelinya masih tersisa di wajahnya. "Jangan bilang lo terinspirasi dari saran gue yang nyuruh lo cari pengalihan isu biar nggak digosipin sama Rakata?"

Aku menghela napas panjang. "Ya, selain gara-gara artis settingan kemarin, sebenernya gue terinspirasi dari itu juga, sih."

"Artis settingan?'

"Gue liat lagi heboh artis pacaran sama sesama artis yang jadi lawan mainnya di sinetron. Kata kakak gue, mereka cuma settingan biar rating sinetronnya tinggi."

"Jadi kenapa?"

"Ya, mereka ngelakuin pembohongan publik demi kepentingan mereka. Makanya gue mau ngelakuin itu juga."

Keanu kembali tertawa geli, kali ini sambil geleng-geleng kepala tak habis pikir.

"Jangan ketawa, Bang Ke! Gue serius. Kalau kita pacaran, orang-orang bakal berhenti gosipin gue ngejer-ngejer Rakata lagi. Nggak usah pacaran beneran, pura-pura lagi deket aja. Pokoknya apapun yang mengindikasikan kalau kita punya hubungan spesial."

"Astaga, Rish. Nggak gitu juga, kali."

"Nggak ada cara lain. Lo harus bantuin gue."

"Gue nggak mau terlibat antara kalian berdua. Ribet," ucap Keanu. Kalian berdua yang dimaksud Keanu tentu saja aku dan Rakata.

"Nggak ribet kok, Bang. Ayolah, ini saatnya lo nolongin gue."

"Nggak. Nggak."

Mendengar penolakan kekeh Keanu, aku menyadari suatu hal. "Lo lagi nggak punya pacar, kan?"

Decakan lolos dari bibir Keanu."Gue emang nggak punya. Tapi bukan berarti lo bisa sok gandeng gue seenak jidat," gerutunya.

"Kalau nggak punya pacar, kenapa lo harus keberatan? Atau jangan-jangan lo lagi punya gebetan? Ada cewek yang lagi lo incer, ya?"

Keanu memandangku sebal. "Nggak ada."

"Nah! It will be perfect. Kita nggak usah nge-khawatirin hati seseorang. Alasan gue pilih lo karena gue tahu, cewek-cewek di sekolah ini nggak bakal menggila kalau tahu kita pacaran."

I Know You Miss MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang