Chapter 22
Aku membaca selembar kertas di tanganku. Sebuah surat pemberitahuan –atau mungkin undangan, yang dikirimkan oleh anak OSIS untuk ekskul jurnalistik. Isinya kurang lebih pemberitahuan tentang Pensi sekolah yang akan dilaksanakan sebentar lagi dan ekskul jurnalistik dihimbau untuk membantu mempromosikan kegiatan tahunan itu. Kami juga ditugaskan untuk ikut meliput saat hari H dan menyebarkan informasi ketika pasca event.
Seharusnya sih, sekarang, aku sudah merengek pada Keanu agar memilihku untuk terjun ke lapangan saat hari H nanti. Siapa yang mau melewatkan kesempatan emas untuk wawancara langsung sama bintang tamu nanti yang merupakan band indie terkenal? Tapi sayangnya, perasaan excited itu malah menguap entah kemana. Aku malas. Kalau bisa, aku nggak mau hadir pada saat event nanti.
Mendengar kata pensi, jujur saja, membuat otakku secara otomatis mengingat kegiatan itu tahun kemarin. Itu masa-masa dimana aku masih PDKT sama Rakata. Kenangan manis dan nggak akan terulang. Aku memikirkan kemungkinan Rakata akan membawa Rinjani saat pensi nanti. Karena ini pensi untuk umum, bintang tamunya oke, nggak ada alasan untuk nggak membawa orang terdekat, kan?
Ini sungguh situasi yang menyebalkan. Aku merasa lelah dengan diriku sendiri yang seperti terbelah menjadi dua kubu. Yang satu selalu yakin kalau Rakata bukan lagi apa-apa untukku, namun sisi yang lain selalu saja merasa sedih setiap kali membayangkan kalau Rakata yang sekarang bukanlah Rakata yang dulu. Semoga saja setelah lulus SMA aku nggak terkena bipolar.
"Woy, ngelamun aja!" Suara nge-bass yang cukup lantang itu mengagetkanku. Aku mendongak dan menemukan sosok Keanu yang memandangiku dengan seringai jahil.
"Lagi mikirin Rakata, ya?"
"Enak aja."
Kusadari, Tanti dan Jihan yang semula ada di ruang ini sudah nggak ada lagi. Tersisa hanya aku dan Keanu.
"Gue lagi mikirin cowok gue lah," balasku iseng
"Siapa?"
"Kan elo."
Keanu langsung berlagak kayak mau muntah. Aku terkekeh kecil.
"Kapan sih sandiwara nggak penting kita ini berakhir?"
Kalau dipikir-pikir sandiwara ini memang nggak berguna lagi. Gosip tentang aku dan Rakata udah nggak ada lagi, dan juga kini aku sudah tahu siapa di balik biang gosip itu.
"Sebenernya nggak ada yang peduli sama hubungan kita Bang, kalau lo mau cari cewek lain nggak papa."
Keanu mendengus.
"Oh ya, Bang Ke, duit lo gue gantinya bulan depan nggak papa? Gue baru dapet kerjaan nih."
"Boleh, santai aja, Rish. Lo kerja dimana emang?"
"Jadi tutor private."
"Hah? Emang ada yang mau diajarin sama orang yang belum tamat SMA?"
"Tutor bahasa Inggris untuk anak SD, Bang Ke."
"Oh, tetangga lo?"
Aku menggeleng. "Anak pemilik kafe Licious Romance, tempat Alpha Band manggung itu lho."
"Lo dapet koneksi dari Rakata?" Mata Keanu menyipit curiga.
"Yeee, enak aja. Gue emang kenal dia dari dulu."
"Lo bisa kenal karena dulu sering nemenin Rakata manggung kan?"
Iya juga, sih. "Lebih tepatnya koneksi dari Ali, itu sepupunya," ralatku buru-buru, nggak mau memperpanjang topik ini.
Keanu senyam-senyum penuh arti. "Berarti bakal sering ketemu Rakata dong disana?"
Tepat saat itu sosok Mona masuk sambil membawa setumpuk kertas. Dia mendelik penasaran ketika nama Rakata disebut-sebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know You Miss Me
Teen FictionKebahagiaan Derish karena dapat berpacaran dengan Rakata Mahesa, cowok most wanted di SMA Alpha Plus luntur seketika saat ia mengetahui bahwa di hati Rakata tersimpan nama cewek lain, yaitu Rinjani. Derish langsung memutuskan hubungan mereka tanpa m...