18. Tiramisu Matcha dan Rinjani

764 130 9
                                    

Chapter 18

Pernah nggak sih kalian tiba-tiba pengin banget makan sesuatu? Kayak tiba-tiba kebayang indomie kuah saat udara dingin atau mendadak pengin martabak keju di tengah malam? Nah, kali ini, aku mendadak kebayang lezatnya dessert tiramisu matcha ala Licious Romance yang sudah berbulan-bulan tidak kucicipi.

Saking penginnya, aku jadi nggak konsentrasi menulis tugas artikelku yang harusnya akan kusetor malam nanti. Sedari tadi, visual tiramisu matcha yang justru menari-nari di layar laptopku. Hal yang membuatku cuma bisa menelan ludah sambil membayangkan betapa nikmatnya dessert tersebut.

Aku menggelengkan kepalaku untuk yang kesekian kalinya. Sadar, Rish! Masih banyak jenis makanan di luar sana. Ngidam tiramisu matcha itu terlalu ekstrem karena satu-satunya tempat untuk mendapatkan tiramisu matcha super enak dan sesuai lidah hanyalah di Licious Romance. Dan tempat itu bukan jenis tempat yang bisa didatangi kapan saja. Dan sayangnya, aku nggak bisa memesan lewat ojek online karena restorannya tidak terdaftar di aplikasi berwarna hijau tersebut.

"Eh, tapi kan ini hari Sabtu, dan ini masih siang," gumamku sambil menerawang jauh. Setahuku jadwal manggung Rakata dan band-nya di Licious Romance itu biasanya Jumat malam, Sabtu malam, dan Minggu sore. Siang-siang begini, Rakata pasti nggak ada disana.

"Ah, bener juga! Rakata pasti nggak ada disana. Gue cuma makan tiramisu matcha sambil nongkrong bentar terus pulang. Jam empat sore gue pasti udah cabut dari sana. Rakata kan biasa datang setelah jam lima." Tiramisu matcha sepertinya sudah membuatku kehilangan kewarasan karena aku jadi mengoceh sendiri di kamar.

Setelah pertimbangan cukup panjang, akhirnya aku memutuskan untuk menuntaskan keinginanku. Hidup cuma sekali. Kalau aku mati besok, aku pasti akan sangat menyesal karena nggak sempat mencicipi tiramisu matcha ala Licious Romance untuk yang terakhir kalinya.

Aku langsung melapisi kaus putihku dengan kardigan berwarna pink, celana selututku kuganti dengan jeans biru pudar yang nyaman dipakai. Setelah mengambil tas dan memasukkan dompet disana, aku segera keluar kamar dan berpamitan ke mama.

Karena Kak Dirga sedang tidak ada di rumah, aku mengandalkan ojek online untuk sampai kesana. Tak butuh waktu lama, kini aku sudah ada di depan pintu masuk Licious Romance.

"Semoga nggak ketemu Rakata dan temen-temen ngeband-nya," gumamku pelan seraya merapalkan doa dalam hati ketika melangkah masuk ke cafe ini.

Keadaan di dalam cukup lenggang. Hanya ada sekitar tiga meja yang terisi. Dan seperti dugaanku, Alpha Band belum datang.

Aku mendekati counter sambil menghela napas lega. Mataku menangkap sosok Mbak Liza, salah satu cashier Licious Romance yang kukenal sejak lama. Ketika melihatku, Mbak Liza langsung mengembangkan senyum lebar.

"Yaampun Derish, kemana aja selama ini? Udah lama banget Mbak nggak ngeliat kamu. Apa kabar?" sapa Mbak Liza antusias dan tanpa canggung sama sekali.

Aku balas tersenyum. "Baik, kok, Mbak. Mbak Liza gimana? Aku baru sempet main lagi kesini gara-gara kemarin sibuk ngerjain tugas." Aku sadar jawabanku itu payah banget. Tugas anak sekolahan kayak apa sih yang membuat kita nggak bisa mengunjungi kafe langganan kita selama hampir empat bulan? Dasaran akunya saja yang sok sibuk.

"Mbak gini-gini aja, sih, Rish. Alhamdulillah masih dikasih kesempatan dan kenyamanan kerja disini," jawab Mbak Liza tanpa memedulikan jawaban anehku sebelumnya.

Ucapan Mbak Liza mengingatkanku akan sesuatu.

"Mbak, ada info lowongan kerja part time nggak?"

I Know You Miss MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang