Chapter 17
Dugaanku benar, postingan di instastory-ku siang kemarin langsung menuai reaksi beragam. Kalau dihitung-hitung ada hampir dua puluh komentar yang masuk. Rata-rata menanyakan apakah aku dan Keanu punya hubungan spesial dan yang lainnya paling memberikan cie-cie-an menggoda.
Bagai jackpot, malam tadi, foto tersebut juga diunggah di akun @alphaplus.terkini oleh sang admin. Aku yakin seratus persen pemuja Rakata pasti melihat unggahan tersebut dan berhenti melayangkan tuduhan aneh padaku lagi. Aku bebas dari gosip yang berhubungan dengan Rakata. Semuanya akan kembali normal lagi.
Sebenarnya aku cukup senang karena satu masalah setidaknya akan segera beres. Tapi sayangnya, masih ada masalah lain yang harus kuurus. Aku mau cari pekerjaan freelance atau part time yang memungkinkanku mendapatkan uang yang bisa melunasi hutangku pada Keanu. Hidup dengan hutang itu sangat nggak tenang. Aku bahkan nggak bisa tidur nyenyak semalam.
Jempolku menggulir layar instagram, membuka akun penyedia informasi lowongan pekerjaan. Sejak sepuluh menit yang lalu, nggak ada lowongan pekerjaan yang sesuai untukku. Mungkin standarku terlalu muluk. Aku ingin pekerjaan di kala weekend saja, atau pekerjaan yang bisa kulakukan di rumah. Dan sepertinya tak ada perusahaan yang sedang mencari orang sepertiku ini.
Kusadari Shanin baru tiba. Cewek berkacamata itu tersenyum menyapa. "Pagi, Rish. Lo udah bikin PR Bahasa?"
"Udah, dong. Tumben duluan gue datangnya," jawabku ketika Shanin sudah duduk di kursinya.
"Ikut nganterin bokap dan nyokap ke bandara pagi buta tadi, ada kerjaan."
"Oh, kemana emangnya? Sepi dong di rumah lo."
Shanin mengangguk. "Ke Surabaya. Iya, cuma ada adek gue, Bi Sri sama Teteh Mulia aja. Tapi untungnya bonyok gue cuma pergi empat hari doang."
"Oh..." sahutku. "Btw, lo tau info lowongan kerja nggak?" tanyaku.
"Eh? Kok tiba-tiba nanyain loker," Shanin terkekeh. "Lo mau kerja?" lanjutnya dengan nada tak yakin.
Aku mengangguk. "Lagi butuh duit."
"Berapa?"
"Gue juga butuh kerjaan untuk ngisi waktu luang gue di rumah," tambahku. Dari gelagatnya, Shanin seperti sudah siap sedia meminjamkanku uang, dan aku nggak mau membuatnya terlibat disini. Punya hutang kesana kemari akan membuat keadaan makin rumit.
"Lo emangnya nyari kerja yang kayak gimana? Part time? Nyuci piring mau?"
Sebenarnya sih nggak masalah nyuci piring doang. Tapi kerjaan part time seperti itu pasti mengharuskanku pulang malam. Mama pasti nggak bakal setuju.
"Kalau ada sih yang lain. Kerjaan yang bisa dilakuin weekend doang."
Bel masuk pun berbunyi, membuat teman-temanku yang semula sibuk sendiri pada urusannya, kembali ke kursi masing-masing.
"Wah, sulit itu. Ntar deh, kalau ada info gue bakal kasih tau lo, kok."
"Oke, Nin. Thanks."
Shanin menangguk seraya mengeluarkan buku-bukunya dari dalam tas. Aku melakukan hal serupa. Tak lama berselang, Pak Gozali, guru Bahasa Inggrisku yang identik dengan tubuh tinggi menjulangnya itu berjalan memasukki kelas.
Ketika Pak Gozali membuka kelas pagi ini, Shanin berbisik padaku. "Lo sengaja ngumbar kedeketan sama Keanu biar orang-orang berhenti gosipin lo sama Rakata, ya?"
Aku tersentak. Aku tahu sih Shanin itu orang yang peka, tapi aku nggak menyangka dia akan sadar secepat ini.
Karena tak ada alasan untuk menutupi kebenaran, aku mengangguk menanggapi ucapannya. "Gimana menurut lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know You Miss Me
Teen FictionKebahagiaan Derish karena dapat berpacaran dengan Rakata Mahesa, cowok most wanted di SMA Alpha Plus luntur seketika saat ia mengetahui bahwa di hati Rakata tersimpan nama cewek lain, yaitu Rinjani. Derish langsung memutuskan hubungan mereka tanpa m...