X

771 76 1
                                    

"Ayah gila?!" Charlie berteriak kencang, "siapa Ayah berani sekali membuat putra ku terluka!" Dia menggeram kesal dengan tangan terkepal kuat.

Axelion hanya menatap datar putra bungsu nya yang mana posisinya hanya terhalang meja kerja, "aku kakeknya."

"Tapi aku Daddy nya! Ayah tidak punya hak memperlakukan putra ku dengan semena-mena apalagi sampai menyakiti nya."

"Maka dari itu buatlah ia menjadi pewaris ku!" Ucap Axelion masih duduk di kursi kebanggaanya.

"Masih ada tiga cucu Ayah yang lain, tidak dengan putra ku."

"Tapi aku menginginkan putra mu untuk menjadi penerus ku."

Ia mengusap wajahnya kasar, obsesi Ayahnya untuk membuat putra tunggal nya menjadi ahli waris semua kekayaannya. Padahal masih ada tiga putra dari kedua kakaknya yang sangat ingin berada di kursi kekuasaan itu dibanding putranya.

"Seharusnya kau mendukung ku Charlie, dengan putra mu menjadi ahli waris ku kau akan hidup nyaman. Dan lagi kau takkan di hina kedua kakak mu itu."

Tak ada gunanya dirinya meladeni sifat keras kepala sang Ayah. Saat akan keluar ruangan ia berpapasan dengan kakak pertamanya, Henry Bert.

"Apa yang kau telah selesai menjilat Ayah, adik?" Senyumnya culas mengejek Charlie.

"Bukan kah kata 'anjing penjilat' lebih cocok untuk mu kakak?" Charlie membalas tak kalah sarkas lalu pergi meninggalkan sang kakak yang kesal.

"Sialan!"

***

Entah kesialan apa lagi yang menimpa Sean hari ini, setelah habis di siksa kakeknya kini ia malah bertemu dengan sepupunya.

Frans Galileo Bert, anak pertama dari kakak kedua Daddy nya Marko Jay Bert.

"Sebuah kebetulan heh?"

Sean berdecak pelan seraya memutar matanya malas, "ku dengar beberapa minggu lalu kau tak sengaja bertemu dengan beberapa anak buah ku?"

"Ah sebagai ketua yang baik alangkah baiknya jika aku meminta maaf atas kelalaian para anak buah ku yang tak mengenali diri mu sebagai sepupu ku." Dia tersenyum culas, benar-benar menjengkelkan.

"Bagaimana luka mu? Apakah parah?"

Tak kunjung di tanggapi membuat beberapa anak buah yang berdiri di belakangnya geram, "tak sopan sekali pada boss!"

"Apa dia bisu? Hei apa kau memukulnya terlalu keras kemarin bung!"

Frans terkekeh mengejek, "hei jangan begitu."

Tangannya terangkat menepuk pundak Sean yang mana langsung di tepis kasar, "ah? Apa tepukan ku menyakitkan? Oh kalau begitu maafkan aku."

"Sepertinya aku terlalu sibuk, jika kau ingin uang kompensasi katakan saja pada ku."

Mereka pergi setelahnya, Sean mengepalkan tangannya kuat lalu meninju tiang listrik di sebelahnya hingga terdengar suara dengung yang nyaring.

Tidak, ia takkan membalas penghinaan ini dengan sekali pukul. Sean akan membalasnya sampai sepupunya itu takkan mampu hanya untuk mengangkat wajahnya, membuatnya tau dimana tempatnya berada, ya Sean harus segera menyadarkan sepupunya itu jika dia tak lebih  hanya seekor anjing yang mejilati kaki majikannya.

Sepupunya Frans adalah  pemimpin dari kumpulan gengster bernama Blackhawks, ya yang memiliki tatto elang di dada kiri nya. Pengaruhnya tak terlalu mendominasi, Frans hanyalah anak manja yang akan bersembunyi di bawah ketiak Ayahnya saat berhadapan dengan kemarahan kakek.

My Mr. Big boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang