XVII

1K 98 2
                                    

Hatchuu!

Hanni menutup hidung dan mulutnya saat bersin, "kau baik-baik saja? Apa perlu kita kembali ke rumah sakit?" Sean terlihat panik.

"Sean, aku hanya bersin." Menatap malas melihat bagaimana kekhawatiran kekasihnya yang tak mendasar dan terkesan berlebihan.

Hari ini adalah hari di mana Sean keluar dari rumah sakit, akibat lukanya kaki kanan nya tetap harus di gips dan dibantu berjalan menggunakan tongkat kruk. Cris di depan berusaha menahan tawa cukup lucu melihat bagaimana bucin nya sang tuan muda. "Tuan muda dan nona apakah ada tempat yang ingin kalian singgahi?"

"Tidak ada," "ada!"

Huh?

"Aku ingin mampir ke toko kue!"

Hanni menatap heran Sean, "kue untuk apa?"

"Perayaan kepulangan ku!"

Dia tersenyum tanpa dosa tak tau saja Hanni tengah menatapnya malas, "Cris langsung pulang! Tidak ada mampir-mampir."

"Baik nona," Cris pun setuju lagipula pertanyaan sebelumnya hanya basa-basi saja.

"Heiii Cris sebenarnya siapa boss mu di sini hah?"

"Tuan Charlie tentu saja tuan muda."

Sean kesal! Lihat saja nanti jika kaki nya sudah sembuh akan dia tendang Cris hingga pria itu takkan bisa menjawab atau membantah ucapannya.

Mobil itu sampai di kediaman Charlie kedatangan mereka tentu saja di sambut hangat. Dan kini Sean dan Hanni tengah berada di kamar Sean, dengan telaten Hanni memyelimuti Sean dan mengatur suhu ruangan agar tidak terlalu dingin.

"Istirahat lah-" cup, satu kecupan Hanni berikan di kening Sean.

"Kemana? Tidak menemani ku?"

"Aku ada di sini Sean, yang perlu kau lakukan sekarang adalah beritirahat. Aku tidak akan meninggalkan mu hm?"

"Janji?"

"Janji!"

Tapi bohong!

Saat Sean terbangun tak ada Hanni di sampingnya, Sean tertidur lemah di atas ranjangnya terlihat cukup menghawatirkan walaupun kenyataannya iya-

"Hanni!"

Menegakkan tubuhnya saat pintu kamar terbuka sayang sekali bukan Hanni yang datang, wajahnya yang berseri berubah lesu seketika. Bagai bunga layu yang siap untuk di buang, Sean kembali merebahkan dirinya kini dengan posisi menyamping membelakangi orang tersebut.

"Mau apa? Aku mau Hanni bukan kau!" Katanya begitu ketus.

"Tuan muda, saya hanya mengantarkan makan siang untuk anda."

Cris meletakkan nampan di atas nakas, "aku mau Hanni Cris panggil dia." Sean membalikkan badannya menatap Cris.

"Nona Hanni tengah keluar tuan muda."

"Mau sekarang! Aku mau Hanni... Hanni!"

Sebelah kakinya yang sehat wal'afiat bergerak brutal menendang selimut bak orang kesetanan. "Mau Hanni... Hanni...!"

Pintu kamar kembali terbuka, "Hanni?!"

Sean kembali ceria namun sayangnya wajah itu kembali murung saat tau bahwa ternyata sang Daddy yang datang. "Mau Hanni~ Daddy mau Hanni~!"

"Sejak kapan anak ku mengalami gejala seperti ini Cris?" Charlie menatap jijik sang putra.

"Mau Hanni Daddy mau Hanni!"

Charlie memutar matanya malas, "hei berhenti bertingkah seperti anak kecil Ace, apa mau Daddy pukul?"

Mata Sean mendelik tajam, "jahat! Daddy gak lihat aku sedang sakit? Memang ya yang sayang dengan ku tuh hanya Hanni! Pokoknya aku mau Hanni!"

Hahh~ sifat anaknya yang satu ini benar-benar seperti bunglon, berubah-ubah.

Plak!

Cris menutup matanya dengan tenang saat Charlie menggeplak sayang kepala Sean, "huh?"

Ceklek!

"Hanni!"

Kali ini yang datang benar-benar Hanni, ia mendekat dan langsung di peluk begitu erat. Si anak kelebihan gizi memeluk perutnya erat seraya menenggelamkan kepalanya di sana, Cris dan Charlie sudah siap untuk melihat drama anak itu.

Kepala Sean mendongak menatap Hanni, "bee masa kepala ku di pukul Daddy! Sakit tau, terus katanya kamu gak bakal tinggalin aku tapi nyatanya? Saat aku bangun kamu gak ada di sini!"

Mode bayi besarnya aktif. Hanni menghela napas pelan seraya mengusap kepala Sean sayang, "kok jadi jijik gini sih hmm? Aku cuman keluar sebentar padahal."

"Tetap aja kamu bohong Bee.."

"Cris sebaiknya kita pergi dari sini."

Cris mengangguk setuju lalu ikut pergi bersama Charlie.

"Bee, kepala ku sakit abis kena pukul tadi." Membuat wajah se-imut mungkin dengan suara mendayu manja Hanni tak bisa tidak tersenyum bayi besarnya sungguh sangat manja-

dan menggelikan. 

Tbc.

My Mr. Big boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang