Pagi hari- tidak bisa dikatakan pagi juga soalnya jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, di kediaman Charlie tepatnya kepala pelayan yang diketahui bernama Roy menunduk hormat pada majikannya.
"Ada apa?"
"Mohon izin tuan, ada kiriman paket besar untuk anda di depan."
Kening pria itu tercetak jelas, "paket? Perasaan aku tidak memesan paket apapun."
Meskipun begitu Charlie bangkit berdiri dengan diikuti Roy dibelakangnya Charlie semakin mengernyit bingung dikala menemukan sebuah kotak kado besar di teras rumahnya, seorang kurir paket terlihat mendekat sembari memegang kertas.
"Dengan pak Charlie?"
"Iya, ngomong-ngomong aku tidak merasa memesan paket apa kau yakin tidak salah alamat?"
"Tidak pak saya tidak salah kirim alamat."
Charlie menatap curiga kurir paket yang jarang sekali kurir paket itu perempuan. Mengesampingkan kecurigaan nya Charlie pun mendekat ke arah kado besar yang tingginya hampir menyamainya, saat dia menarik pita kado-
Duar!!
"HAPPY BIRTHDAY DADDY!!"
Sean muncul dari dalam kado dengan kostum koki, koki? Tunggu bukannya saat breafing tadi Sean sepakat dengan kostum badut.
Charlie menatap Hanni dan Roy lalu kembali menatap sang putra, dengan senyum manis merekah di kedua bibirnya dia meraih telinga Sean dan menariknya kencang.
"Aaa Daddy Daddy sakiit~."
"Hei bocah kau lupa atau amnesia, ulang tahun ku bahkan sudah terlewat tiga bulan lalu!"
"Aduh Daddy, waktu itu kan aku belum sempat merayakannya nah karena ada kesempatan makanya aku kasih rayakan sekarang!"
Hanni terkekeh melihat bagaimana harmonis nya hubungan keduanya sungguh beruntung pikirnya. Hanni neremat tangannya dan menatap sendu menatap pemandangan di depannya, ia iri.
Setelah melewati drama yang cukup panjang kini Charlie dan Sean tengah memperhatikan bagaimana Hanni sebagai satu-satunya perempuan tengah memasak hidangan makan siang, Sean menyenggol lengan Charlie.
"Lihat kan bagaimana aku memilih calon istri," kedua alisnya naik turun.
"Ck, kamu pikir dulu Daddy memilih Mommy mu sebab apa?"
"Sebab apa?"
"Ya karena cantik!"
Keduanya terkekeh riang lalu keduanya kembali fokus pada Hanni yang terlihat cekatan di dapur ya bagaimana pun dapur adalah medan perang utuknya, beberapa pelayan terlihat menawarkan bantuan padanya dan di sambut baik.
Selesai makan siang Sean dan Hanni tak lantas pulang dan mungkin karena kelelahan Hanni sampai ketiduran dan dengan inisiatif Sean memindahkannya ke kamat miliknya.
"5 hari lagi adalah penentuan nya." Charlie meletakkan cangkir kopi.
Sean muncul dari arah belakang setelah selesai memindahkan Hanni lalu duduk di depan Daddy nya. "Kemungkinan pihak lain akan mencoba membuat mu tak hadir dalam rapat besar nanti, aku juga mendengar kedua kakak ku mengundang banyak wartawan untuk hadir."
"Sudah terjadi."
"Apa?"
Sean menyangga dagunya, "tenang saja Dad sudah ku bereskan semuanya."
"Jangan sungkan meminta bantuan ku Ace,"
"Tentu Dad, terima kasih banyak."
***
"Sialan! Tolol! Pekerjaan kecil seperti ini saja kalian tidak becus!"
Pria itu tampak kesetanan dengan membabi buta menghajar beberapa anak buahnya hingga tak sadarkan diri.
"Tenanglah, waktu kita masih banyak." Suara itu Felicia memegang pundak sang kakak Frans, "jangan terlalu terburu kak. Aku lebih suka diri mu yang menyenangkan."
Matanya lantas melirik ke arah samping, seseorang yang sedari awal duduk nyaman di kursinya. Menyaksikan bagaimana sepupunya itu mengamuk.
"Benar bukan kak Timothy?"
Timothy Muois Bret, putra tunggal Henry Bert.
"Frans," tubuh Frans bergetar, "ku berikan waktu 3 hari."
"Ba-baik kak."
Frans lantas pergi meninggalkan ruangan tersebut dengan perasaan frustasi. Sementara Felicia berjalan dengan anggun ke arah Timothy dan mendudukkan dirinya pada pangkuan kakak sepupunya, "aku tidak suka kau mengabaikan ku kak."
Timothy menatap Felicia, "aku ingin dengar rencana mu."
Dengan jari lentik nya ia menyisir helai rambutnya lalu menunduk meraih bibir Timothy, "temani aku malam ini ya kak?"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mr. Big boy
Romance[COMPLETED] Hanni tak pernah mengira jika pertemuan nya malam itu ternyata menjadi titik awal kisah cintanya di mulai. Pria gengster itu ternyata hanya seorang pria cengeng yang membutuhkan tempat tinggal, bagaimana saat keduanya tinggal satu atap y...