"Aku pulang!" Sean merentangkan tangannya sesaat memasuki rumah dan segera di sambut dengan Hanni yang masuk kepelukannya.
"Huh?" Ada aroma asing di tubuh Sean.
"Ughh rindunya," Sean mendekap erat sang kekasih setelah satu hari penuh tak bertemu.
"Sean?"
"Hm?"
"Siapa wanita yang sudah memeluk mu?"
Tepat sasaran tanpa meleset sedikitpun.
Pelukan keduanya terlepas Sean menatap Hanni dengan bibir melengkung sedih, "Hanni aku tidak selingkuh sungguh~!"
Kepalanya menggeleng, "aku tidak selingkuh... aku berani bersumpah."
Hanni menggela napas bayi besarnya kenapa sangat cengeng begini. Menarik tangan Sean agar duduk nyaman di sofa lalu di tambah dirinya yang duduk pada pangkuan Sean.
"Bisa jelaskan asal aroma asing ini, sayang?"
"Hu'um!"
Sambil bercerita Hanni mendengarkan dengan seksama dan tidak menyela sedikitpun biarkan kekasihnya itu menjelaskan, tangannya sibuk sendiri mengusap kepala Sean dengan rangkulan di pinggangnya yang semakin erat.
"Aku hanya mencintai mu Hanni, sungguh."
Hanni tersenyum cantik, "sepertinya aku tidak tau apa-apa tentang diri mu. Kau sangat misterius sejak awal kita bertemu..."
"Akan ku ceritakan semua, semua tentang diri ku saat waktunya tiba. Tapi, setelah aku memberitahu mu segalanya tolong... tolong jangan pergi dari ku." Rengkuhan Sean semakin erat seperti takut jika nanti Hanni tau tentang masa lalunya Sean akan ditinggal pergi.
***
Frans gila!
Sejak hari itu dirinya sibuk mengurung diri di kamar, saat ada pelayan masuk tak segan Frans mencekik bahkan melempar mereka dengan barang-barang yang ada di sekitarnya. Kesehatan mental nya pun dipertanyakan, entah apa yang dilakukan Sean hingga membuat Frans begitu.
Marko sang ayah dan juga Teresa sang istri sudah tak sanggup melihat bagaimana putra sulungnya kian hari semakin tak waras, meraung, berteriak bahkan enggan menyentuh siapapun.
Jangan sampai media luar tau bagaimana kondisi putra mereka yang kini mendekati gila, apalagi rapat umum akan diselenggarakan besok.
"Bagaimana ini mas?"
Marko mengusap bahu sang istri, "sembunyikan kondisi Frans dari keluarga besar terlebih Ayah."
"Aaakkhhh pergi pergi kau!! Jangan dekat-dekat dengan ku pergi!! Aaakkhhh!!"
Di belakanh mereka Felicia tampak menggigit bibirnya resah, "dasar kakak tak berguna!"
"Aku harus menghubungi kak Timothy!"
***
Hanni tak henti terus melihat pantulan dirinya di layar ponsel, entah apa yang diperbaiki entah itu polesan bibirnya, wajahnya, tatanan rambutnya. Ia dibuat gusar sendiri menunggu kedatangan seseorang yang sudah memiliki tempat istimewa di hatinya.
Malam ini Sean mengabari dirinya bahwa pria itu akan mengatakan sesuatu pada dirinya, sebelum besok pria itu akan sangat disibukkan dengan rapat tak jelas.
Hanni datang 10 menit lebih awal dari jam yang sudah di janjikan dan duduk di meja yang sebelumnya sudah Sean reservasi.
"Kenapa hati ku tak tenang seperti ini ya?"
Meremat tangannya yang berkeringat tanpa sebab, perasaan resah dan gelisah Hanni tak suka perasaan yang dirasakan nya saat ini.
"Sean..."
Sementara itu Sean tengah memilih bucket bunga apa yang cocok untuk sang kekasih. Setelah cukup lama termenung akhirnya pilihannya jatuh pada se-bucket bunga mawar putih.
Jarak toko bunga dan tempat di mana mereka janjian tak jauh maka dari itu Sean memutuskan untuk berjalan kaki, "kau pulanglah aku akan berjalan ke tempat tujuan."
"Baik tuan muda, semoga lancar!" Ujar Cris.
Di depan penyebrangan Sean sempat mengeluarkan sebuah kotak cincin dari saku jas nya, "kau pasti akan terkejut dan menangis saking terharunya."
Melihat lampu berganti hijau Sean lekas memasukkan kotak cincin itu dan menyebrang, saat di tengah jalan sebuah mobil datang ke arahnya dengan kecepatan tinggi belum sempat menghindar tubuhnya sudah lebih dulu di hantam kuat. Tubuh Sean bahkan terseret beberapa meter sampai akhirnya terhempas dan membentur tiang listrik, bunga mawar putih yang di bawanya terbang hingga berceceran di jalanan-
"Sean!"
Hanni menolehkan kepalanya ke arah pintu masuk namun sudah satu jam berlalu orang yang di tunggunya belum menampakkan dirinya, kepalanya menunduk sedih.
"Kapan kau datang dan mengusir rasa gelisah ku Sean."
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mr. Big boy
Romance[COMPLETED] Hanni tak pernah mengira jika pertemuan nya malam itu ternyata menjadi titik awal kisah cintanya di mulai. Pria gengster itu ternyata hanya seorang pria cengeng yang membutuhkan tempat tinggal, bagaimana saat keduanya tinggal satu atap y...