Hari yang di tunggu pun tiba, hari ini akan dilaksanakan rapat umum pemilihan pemegang hak waris keluarga Bert yang mana hak kuasa sekaligus jabatan pemimpin Bert Town akan jatuh ke tangan sang pewaris.
Berbagai petinggi yang berada di bawah naungan Bert hadir, puluhan pengacara serta ratusan awak media terlihat memenuhi hotel Vegas yang menjadi tempat dilangsungkan nya rapat tersebut.
Terlihat Henry, putra sulung Axelion beserta sang putra Timothy duduk berdampingan, di sisi lainnya terdapat Marko dan putrinya Felicia, lalu ada Charlie duduk sendiri dengan gusar. Sejak semalam dirinya tak dapat menghubungi putranya Sean, menghubungi Hanni pun percuma tak ada yang tau posisi pasti putranya di mana.
Bahkan Cris, ikut tak dapat dihubungi.
Axelion datang semua orang berdiri kompak menyambut sang pimpinan, meski umurnya hampir menyentuh 70 tahun kharismanya tak lekang tergerus waktu. Matanya mengedar mencari seseorang namun nihil tidak ada.
"Baiklah mari kita mulai rapat umum hari ini!!"
Jarum jam terus berdetak, silih berganti berkesinambungan dengan matahari yang kian naik. Axelion tak pernah sekalipun mengeluarkan suaranya jarinya terus mengetuk meja dengan mata yang setia melihat ke arah pintu, berharap seseorang datang. Dirinya sudah muak mendengar ocehan tak jelas di sekelilingnya.
Charlie, menatap tajam sang Ayah mengisyaratkan agar rapat ini segera diselesaikan dengan mengumumkan penerus nya, sayangnya Axelion terus saja bungkam seperti mengulur waktu.
Berbeda dengan Charlie yang kesal Felicia tampak terlihat sangat tenang, melihat Timothy agar cepat mengambil langkah. "Sayang sekali kakek, seseorang yang kau tunggu takkan pernah datang!"
Brakk!!
Semua mata memandang ke arah pintu ruangan yang terbuka-
"Maafkan saya karena terlambat!"
"Apa?!" Felicia memekik tertahan dengan raut penuh keterkejutan, "ba-bagaimana bisa?"
Axelion tampak tersenyum lebar, "duduklah di tempat mu." Akhirnya yang selama ditunggunya tiba.
Sean mengangguk dan mengambil kursi di sebelah Charlie, "maaf sudah membuat mu khawatir Dad."
"Kau baik-baik saja? Wajah mu pucat Ace."
"Aku baik Dad."
Rapat kembali berjalan dan pada saat Sean maju ia melempar beberapa berkas di tangannya ke depan Axelion, "kau akan terkejut saat melihatnya kakek."
Axelion lantas membuka satu persatu berkas itu dan alangkah terkejutnya saat mengetahui isinya, "berani-beraninya sampah ini mempermainkan ku!!"
Brakk!!
Meja di pukul keras, "Marko apa nyalimu memang sebesar ini?!"
Marko menatap bingung pada sang Ayah, "kenapa Ayah?"
"Kau... Berani-beraninya kau menggelapkan uang perusahaan bahkan menjual anak perusahaan ku tanpa sepengetahuan ku!!"
!!!
Marko tak berkutik dia menatap Henry meminta bantuan, "A-ayah aku bisa jelaskan ," Axelion cepat menyela, "diam! Kau dan semua keluarga mu tak akan mendapatkan sedikitpun harta warisan ku dan mulai hari ini juga kau bukan lagi seorang Direktur di perusahaan ku, kau ku pecat!!"
"Ayah!! Ini tak adil Ayah-"
"Cukup!"
Sean tersenyum sarkas melihat bagaimana Felicia bahkan kini Timothy dan Henry berubah pucat, "pecundang sudah seharusnya kalah!"
Felicia menggeram marah saat menangkap ucapan tanpa suara Sean yang menghina nya.
Tak lama dari itu pemungutan suara pun di mulai, banyak para pengusaha yang pada awalnya berpihak pada sisi Marko berbalik arah mendukung sisi lainnya.
"Dengan berakhirnya rapat ini sudah diputuskan bahwa yang akan menjadi penerus tuan Axelion secara sah adalah Ocean Finn Harlow Bert!"
Pandangan Sean buram tiba-tiba lalu setelahnya di susul tubuhnya yang lemas hingga tumbang-
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mr. Big boy
Romance[COMPLETED] Hanni tak pernah mengira jika pertemuan nya malam itu ternyata menjadi titik awal kisah cintanya di mulai. Pria gengster itu ternyata hanya seorang pria cengeng yang membutuhkan tempat tinggal, bagaimana saat keduanya tinggal satu atap y...