Satu Kelas
©2024
🔞
3 tahun kemudian..
Sunghoon menggeliat malas mematikan alarm yang berbunyi nyaring di hp nya. Ia melirik ke samping tempat tidur, mendapati kekasihnya sudah tak ada disitu. Si Sagitarius itu terduduk sambil meregangkan otot seraya menguap lebar-lebar. Bau harum masakan dari arah dapur menjadi pertanda bahwa pacar kecilnya tengah berkutat disana entah membuat apa.
Kesibukan kuliah memang tak ada habisnya. Sunghoon sering kali lembur sampai tengah malam mengerjakan tugas-tugasnya yang menggunung. Cowok itu jadi lebih sering mengonsumsi kafein yang membuatnya terjaga sampai dini hari untuk mengerjakan tugas.
Hari ini sedang tidak ada kelas. Sunghoon sedikitnya bisa bebas tidur sampai kasurnya gepeng. Tapi karena saat ini ia sedang tidak tidur di kosan, melainkan di apartemen sang pacar, Sunghoon tidak enak kalau bangun kesiangan. Sekarang pukul 8 pagi dan kakinya sudah melangkah ke arah dapur hendak menghampiri pacar kecilnya.
Cowok itu berhenti di muka dapur memperhatikan kekasihnya dari belakang. Jake sibuk dengan dua kompor yang menyala sekaligus. Sebelah untuk memasak nasi goreng, sebelah lagi menggoreng telur mata sapi. Sekarang ia sudah pandai memasak sejak tinggal di apartemen. Mencoba berbagai resep sederhana yang dilihatnya dari tiktok. Rasa masakannya juga not bad.
Sunghoon tersenyum simpul menyandarkan lengannya pada tembok. Pandangannya dialihkan ke sembarang arah sesaat ketika Jake mengangkat kaos longgarnya untuk mengusap matanya yang terciprat air wastafel, membuat pinggang ramping itu tanpa sadar terekspos. Sunghoon menelan ludah kasar mencoba menguasai diri.
Celana Jake yang super pendek seolah tenggelam tertutup oleh kaos coklat muda yang ia pakai. Kepalanya sedikit nyeri membayangkan hal yang tidak-tidak.
Langkah kaki Sunghoon kemudian mengayun ringan. Memeluk tubuh mungil itu dari belakang membuat empunya terhenyak kaget.
"Kok udah bangun?" Jake mengelus tangan besar Sunghoon yang melingkar dipinggangnya.
"Kok gak bangunin aku?" Sunghoon balik bertanya. Wajahnya mendusal di ceruk leher Jake.
"Lu kan kemaren abis kerja rodi. Gak tega gue mau bangunin," sahut si manis mematikan kompornya. Kini ia sibuk menata nasi goreng dan telur mata sapinya ke atas piring.
"Kamu wangi banget sih," ujar Sunghoon dengan suara seraknya. Mengendus bau manis itu sambil sesekali lehernya dikecup ringan.
"Geli, Sunghoon!" kata Jake tertawa merasakan tubuhnya merinding kini. "Lepas dulu, gue mau naro ini!"
Sunghoon mengalah. Membiarkan kekasihnya berjalan ke meja makan menaruh dua piring nasi goreng disana. Belum sempat Jake menuangkan air ke dalam gelas, Sunghoon keburu datang memutar balik tubuhnya agar saling berhadapan. Semua terjadi begitu cepat saat bibirnya dibungkam oleh bibir hangat Sunghoon yang menciumnya semangat.
Tangan Jake terkepal kuat meremat dada bidang Sunghoon dari balik kaos putihnya. Jake kelimpungan mengimbangi ciuman kekasihnya yang kali ini sedikit lebih bernafsu dari biasanya. Bibirnya otomatis terbuka saat Sunghoon melesakkan lidahnya ke dalam sana ingin merasakan lebih jauh.
Tidak ada yang bisa Jake lakukan selain pasrah saat Sunghoon menarik pinggangnya lebih rapat. Tubuhnya menggelinjang sesaat setelah telapak tangan Sunghoon menelusup masuk ke dalam kaosnya. Meraba setiap inci kulit polos itu dengan seduktif membuat satu desahan lolos dari bibir plum itu.
"Ahh.." ciuman keduanya terlepas sesaat.
Bagai singa kelaparan, Sunghoon kembali menunduk meraup bibir mengkilap yang terbuka itu dengan penuh nafsu. Kerlingan polos Jake mengganggu akal sehatnya di pagi hari. Biar bagaimanapun Sunghoon hanya manusia biasa. Disuguhi pemandangan Jake dengan paha mulusnya di pagi hari, mana tahan dia.
Tubuh Jake tau-tau sudah dipepet hingga punggungnya menabrak kulkas, beruntung benda dua pintu itu besar dan kokoh jadi tidak oleng. Keduanya kian merapat intim. Sunghoon semakin liar. Nafusnya sudah diujung tanduk. Tangannya kini bergantian meraba paha mulus itu sambil sesekali menekannya seakan memberi afeksi lebih.
"Mphh.." Jake secara naluri bergerak mengalungkan tangannya ke leher Sunghoon. Sesekali pria kecil itu mengelus lembut rahang sang pacar dengan ibu jarinya.
Jake tak menyangkal bahwa dirinya juga ingin.
"Ahh, Sunghoonhh.."
Si manis mendorong dada Sunghoon melepas paksa ciuman mereka saat pasokan oksigennya mulai menipis.
"Hm?" Sunghoon menunduk menatap sayu manik Jake yang berkilau polos. "Mau pindah ke kamar?"
Anggukan lemah dari Jake saat itu menjadi pertanda bahwa permainan mereka belum berakhir.
Satu Kelas
Extra chapter; to be continuedAuthor :
Pengen aja ngasih extra chapter yang ninaninu. Hehehe🌚
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Kelas [END]
FantasíaSungjake fanfiction. A story by kiminuwwwww. BxB! Note: Mohon maaf jika ada kesamaan latar tempat, waktu, dan peristiwa. Fanfic ini murni karangan dari penulis. Terimakasih.