EXTRA CHAPTER; cemburu

737 57 8
                                    

Satu Kelas
©2024

Sunghoon duduk di atas motor menunggu dengan sabar kekasih kecilnya. Ia agak berteduh di bawah pepohonan depan gedung rektorat itu karena cuaca sore ini masih panas padahal sudah hampir jam 5.

Bibirnya tertarik ke atas membalas sapaan beberapa mahasiswi yang lewat. Tak jarang dari mereka terang-terangan memuji ketampanan Sunghoon, bahkan ada yang berani bilang minta nomor wa nya. Si sagitarius itu tak menanggapi berlebihan, hanya tersenyum tipis seadanya.

Biasalah, maba. Jiwanya masih suka terguncang disuguhi kating-kating yang cakepnya diluar nalar.

Sunghoon dengan almamater kampusnya memang perpaduan yang bombastis.

"Sunghoon, nunggu siapa?" suara halus yang terkesan diimut-imutkan itu membuat cowok itu menoleh.

Seorang gadis berambut pirang sepunggung datang dari arah gedung rektorat tersenyum manis menghampirinya. Ia tau gadis ini seangkatan dengannya. Namanya Lana, kalau tidak salah. Sunghoon tau karena beberapa bulan lalu Jay pernah dekat dengannya.

"Nunggu Yang Mulia," balas Sunghoon sepenuh hati.

Lana tertawa padahal Sunghoon rasa ia sedang tidak melucu.

"Bercanda mulu sih lu," katanya. "Eh btw, Jay apa kabar? Udah lama gue gak liat orangnya. Sehat kan dia?" Lana tau-tau sudah berpindah tempat jadi duduk menyamping di atas motornya. Sunghoon berjengit agak kaget tak tau apa maksud gadis ini. "Numpang ya, gue capek berdiri hehe."

"A-ah.. iya," Sunghoon dan kelemahannya, tidak enakan dan tidak bisa menolak. "Jay ya? Aman kok dia. Lagi sibuk aja kalik sama tugasnya."

Lana bergumam samar mengangguk-anggukan kepalanya. Ia terus mengamati Sunghoon dari belakang yang kini tengah celingukan seakan mencari keberadaan seseorang.

"Lu nunggu siapa sih sebenernya? Timbang lama mending anterin gue pulang yuk! Kosan gue deket kok dari sini," ujar Lana ceria, nyerempet tak tau malu.

Sunghoon menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Ia tertawa kaku sambil bola matanya memendar mencari keberadaan Jake berharap kekasihnya itu cepat muncul dan menyelamatkan dirinya.

Sementara Jake yang baru keluar dari gedung fakultasnya melewati gedung rektorat itu mendadak menggelap auranya disuguhi Sunghoon dan seorang wanita tengah tertawa-tawa di atas motor. Tak perlu S2 pun semua orang juga tau kalau wanita itu sedang caper.

Matanya melotot melihat si wanita merapatkan tubuh seakan menggoda Sunghoon dengan payudaranya yang gak seberapa itu.

Lonte. Batin Jake kesal.

"Sunghoon!" panggilnya agak kencang. Ekspresinya datar melirik wanita di boncengan Sunghoon.

Seakan dapat pertolongan, Sunghoon cepat-cepat menoleh dan tersenyum lebar melambaikan tangannya. "Hey.. tumben agak lama? Jadi ke gramed gak?"

Jake bergumam singkat mengiyakan. Otaknya sudah panas hampir meledak, dan wanita ini masih betah duduk di jok motor Sunghoon dengan watadosnya.

"Lana, bisa tolong turun dulu gak? Gue sama pacar gue mau balik," tegur Sunghoon sopan berusaha tak menyinggung gadis ini.

"Oh? Sorry," Lana beranjak turun dari motor vario putih Sunghoon sambil matanya melirik Jake risih. "Ini pacar lu, Hoon?"

Sunghoon mengangguk semangat. Senyumnya melebar lima jari. "Namanya Jake." pamernya.

Gadis pirang itu meringis masam memperhatikan Sunghoon yang dengan telaten memasangkan helm ke kepala Jake. Dia iri, tentu saja.

"Gue kira selera lu masih yang cantik putih montok, Hoon. Kayak gue misal," sambar Lana angkuh penuh percaya diri.

Jake mengangkat sebelah alisnya. Memperhatikan dengan tajam wanita narsis itu dari ujung rambut sampai ujung kaki, lalu buang muka sambil berdecih sinis membuat gadis pirang itu mendelik tak suka.

Dilihat dari segi manapun, Lana tak ada indah-indahnya. Jake heran kenapa ada orang yang seniat ini mempermalukan diri sendiri?

"Lu kalo mau laku sana mangkal di lampu merah. Jangan gatel ke cowok gue."

Usai mengucapkan kalimat pedas barusan, Jake sengaja menubruk pundak si pirang itu membuatnya terpukul mundur hampir jatuh. Bibir meronanya terbuka dramatis hendak mengeluarkan umpatan,

"Ba—"

"Lap, Hoon. Gue gak mau bekas pantat dia." potong Jake datar menunjuk jok belakang dengan dagunya.

Dalam hati Sunghoon sudah menggelora menyuarakan apresiasi untuk keberanian pacar tercintanya ini. Dengan sekali gerakan ia memundurkan duduknya sampai mentok ke belakang, kemudian maju lagi seakan tempat bekas diduduki Lana tadi sudah ia hapus dengan pantatnya sendiri.

Sunghoon tersenyum tampan menampilkan deretan gigi rapinya. "Silahkan, Yang Mulia. Lana, kita pergi dulu ya.."

Detik setelahnya motor matic itu menderu pelan meninggalkan area gedung rektorat, beserta Lana dan segala sumpah serapahnya.

"Pacar gue ngeri juga ya kalo cemburu," kekeh Sunghoon mengusap lembut sebelah tangan Jake yang melingkar di pinggangnya. "Maaf ya udah bikin Jakey badmood. Abis dari gramed kita maem ke bakmie acil yuk?"

Di balik punggungnya, si mungil itu menghela napas panjang mencoba maklum. Hatinya perlahan luluh berbanding dengan ekspresinya yang datar. Kepalanya beralih disandarkan ke bahu tegap Sunghoon mencari kenyamanan.

"Terserah."

Satu Kelas
Extra chapter; to be continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Satu Kelas [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang