hujan; END

520 51 3
                                    

Satu Kelas
©2024



"Kita mampir ke chatime dulu ya. Gue lagi pengen yang seger-seger."

"Terserah."

Gue menipiskan bibir. Perlahan mulai terbiasa dengan kalimat 'terserah' yang sering keluar dari mulut Jake tiap kami ingin pergi ke suatu tempat atau memilih sesuatu. Dan berakhir gue menjadi pihak yang berperan sebagai pengambil keputusan.

Btw kita udah hampir sebulan loh jadian, heheh.

"Buruan anjir. Gak usah narsis lu!" sungut Jake memukul kepala gue yang terbalut helm dari belakang.

Gue mengaduh pelan, melirik dari kaca spion mendapati air mukanya yang mengeruh.

"Ya sabar dong, beb. Akunya ngaca dulu biar ganteng," balas gue jenaka.

Jake mengumpat kecil, "Kalo alay gue jalan kaki aj—"

"EH EHHH JANGAN! Ah lu mahhh, tahan dulu kenapa sih!" gue dengan sigap menghadang tubuh Jake yang hendak melompat turun dari motor. Gue menoleh ke belakang menatapnya dengan kesal. "Pacar gue kok gak sabaran sih?"

"Keburu hujan, Sunghoon. Liat noh langitnya gelep!"

Gue menghela napas sambil tersenyum dengan tampan, "Nggih sayangkuuuu."

*

"Saya mau pesan brown sugar pearl milk tea satu, sama... Lu mau apa?"

"Terserah."

"Brown sugar pearl milk tea dua yang ukuran large."

"Ada tambahan lain, kak?" tanya si petugas sembari mencatat pesanan.

"Itu aja, mba."

"Atas nama siapa?"

"Sunghoon."

"Baik, ditunggu sebentar ya kak. Pesanan akan kami buatkan," kata petugas tadi setelah gue selesai melakukan pembayaran.

Jake berjalan terlebih dahulu untuk duduk di sofa panjang dekat meja order. Gue mengikuti si pendek itu dan merapat duduk di sebelahnya. Antriannya gak terlalu banyak, tapi gak dikit juga. Gue menyandarkan punggung pada dinding sambil menatap sekeliling. Tangan kiri gue yang menganggur gue gunakan untuk mengelus pelan lutut Jake. Entah, reflek aja.

Pacar gue diem aja. Gue pun gak noleh untuk sekedar melihat ekspresinya.

Beberapa menit berlalu akhirnya nama gue dipanggil. Pesanan kami jadi dan tanpa menunggu lama langsung keluar bersiap pulang karena langit udah mendung banget.

"Ujan ini mah bentar lagi," celetuk Jake datar mendongak menatap awan-awan yang mulai bergerombol.

Sementara itu gue dengan agak terburu melepas hoodie yang membalut seragam sekolah gue untuk dipakaikan ke tubuh kecil Jake. Anak itu memprotes pelan membuat gue agak kesulitan masukin tangan-tangannya ke dalam hoodie. Setelah itu gue beralih menutup kepalanya dengan kupluk hoodie, gue tarik talinya untuk diikat dibawah leher. Terakhir gue pasangin helm.

Pacar gue jadi mirip kepompong. Gemes.

"Ayo naik, keburu ujan!"

Mulut Jake komat-kamit menggerutu kesal seraya naik ke atas boncengan. Kemudian motor vario putih gue melaju membelah jalan raya.

Belum ada lima menit kita jalan, gerimis perlahan turun. Dari jarak pandang yang lumayan dekat, gue bisa melihat di persimpangan jalan depan hujan sudah mulai padat.

"TRABAS GAK NIH?"

"TERSERAH!"

Jake mengeratkan pelukannya di pinggang gue seiring dengan laju motor yang semakin kencang menerobos derasnya hujan sore ini.

"LU GAPAPA?" teriak Jake memajukan wajahnya.

"GAPAPA! PEGANGAN JAKE GUE MAU ATRAKSI!"

Detik setelahnya motor gue menerjang genangan air dengan kecepatan penuh membuat air menyembur dahsyat persis kayak lagi main di perosotan kolam renang yang tinggi-tinggi itu. Kita berdua total basah kuyup karena cipratan airnya sampai ke kepala. Untung jarak kendaraan lain agak berjauhan sehingga mereka gak terkena dampaknya.

"SUNGHOON!" pekik Jake terkejut heboh. Cowok itu sempat merengut walau akhirnya ketawa juga bikin senyum gue perlahan mengembang.

"LU HAPPY GAK, JAKE?"

"HAPPYYYYYYYY! WUHUUUUU!"

Jake melepas pelukannya, beralih merentangkan tangan sambil berteriak sesuka hati seakan tengah melepaskan beban. Gue cuma bisa terkekeh geli melihat pantulan dirinya dari kaca spion.

"BAHAGIA TERUS YA PACARKU!" seru gue membuat Jake tertawa. Tangan mungilnya kembali memeluk pinggang gue erat dengan kepalanya yang disandarkan nyaman di pundak gue.

"Jake sayang Sunghoon..."

Jalan Antasari dan hujan deras sore ini adalah hal paling indah sepanjang sejarah hidup gue. Gak akan gue lupakan cara Jake tertawa dan kalimat sayangnya.

Kata mamah, sesuatu yang paling berharga adalah ketika bisa membuat orang yang kita cinta ketawa lepas meski dengan cara sederhana sekalipun.

Satu Kelas
End.

Ada extra chapter nya tapi kok:(

Satu Kelas [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang