MY PERFECT GUS 20

124 9 3
                                    

Saat ini Ghaida beserta teman temannya di ikuti Abyzar menuju rumah sakit tempat zahra di rawat.

Saat sudah menuju depan ruangan zahra ghaida menghampiri kedua orang tua zahra dengan perasaan yang khawatir "Assalamualaikum om, tante gimana keadaan zahra".

"Waalaikumsalam, zahra belum siuman juga ghai akibat benturan keras pada saat zahra pingsan". bukan hana yang menjawab melainkan nizar ayah dari zahra.

Ghaida memeluk erat hana yang saat ini sudah menangis tak kuat melihat anaknya yang terbaring di brankar rumah sakit.

"Ghai, zahra pasti sembuh kan tante ga mau nasib zahra sama kaya abang nya".

"Tante jangan ngomong gitu, zahra pasti sembuh ko untuk sekarang doain zahra terus ya tan biar supaya cepet sadar". Nasehat ghaida yang terus menerus merangkul dan menguatkan orang tua zahra.

Sedangkan di lain tempat di mana ada seseorang yang telah menyelesaikan sholat dan terus mendoakan zahra, siapa dia? Ya dia adalah arvan.

"Syafakillah zahra, semoga Allah angkat penyakit mu saat ini". Ucap arvan pergi meninggalkan masjid tersebut.

Arvan saat ini sudah berada di ruangan dimana zahra di rawat.

Abyzar menghela nafas lalu berkata "Van, mending kamu arsha sama santri yang lain pulang duluan ke pesantren nanti Abang nyusul, Abang takut umi khawatir karena kita belum pulang".

"Naam bang". Arvan pun menuruti perintah abangnya dan langsung mengajak arsha dan teman temannya pulang.

"Ghaida gimana ca".? Tanya Kinara cemas

"Ghaida biar di sinia aja, nenangin kedua orang tua zahra".  Jawab arsha

"Ghai kita pulang duluan ya, kamu hati hati di sini ". Pamit Kinara yang di angguki oleh ghaida

Arsha di ikuti teman temannya pun pergi meninggalkan rumah sakit menuju pesantren.

Kini tersisa kedua orang tua zahra, ghaida dan abyzar yang sama sama terdiam memikirkan keadaan zahra.

Abyzar menghampiri ghaida yang sedang duduk melamun sambil meneteskan air mata.

"Kamu udah makan".?

Pertanyaan Abyzar tak di hiraukan oleh ghaida.

"Makan ya, saya ambilkan".

Ghaida menggeleng keras

Abyzar mendekati ghaida dan langsung memeluk ghaida, tangis ghaida pun pecah saat abyzar memeluk nya, abyzar terus menenangkan ghaida seraya akan baik baik saja dengan zahra.

"Hiks...G-gue ga becus jadi temen". Adu ghaida terus menyalahkan diri nya sendiri.

"Jangan menyalakan diri kamu sendiri, memang ini musibah ghai, Wallahi sesungguhnya musibah tidak ada yang tau". Nasehat abyzar mencoba untuk terus menenangkan ghaida

"Udah sekarang makan ya, biar kamu ga sakit nantinya".

Masih tak di hiraukan Ghaida

"Yasudah saya ke kantin dulu ya, kamu tunggu sini sebentar". Ghaida pun mengangguk dan melepaskan pelukannya.

Abyzar pergi menuju kantin membeli makanan untuk ghaida, Saat sudah menemukan apa yang ia butuhkan abyzar pun bergegas menuju area lorong rumah sakit yang terdapat ghaida sedang duduk dan termenung melihat kearah ruangan zahra.

Abyzar bernafas khawatir melihat keadaan istrinya yang jauh dari kata baik baik saja.

Abyzar membuka makanan tersebut dan menyuapi ghaida sambil berkata "Makan dulu ya tubuh kamu butuh energi biar kamu ngak lemes nantinya".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY PERFECT GUS ( On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang