Keesokan harinya ghaida benar benar harus berangkat pondok,ghaida sangat syok ternyata orang tuanya ini sudah mempersiapkan ini semua dengan matang
"Bun..ghaida mau mau di rumah sama bunda dan ayah...ghaida ga mau ke pondok nanti kangen"...rengek ghaida sambil memeluk lengan sang bunda
"Sayang kamu harus pergi ini buat kebaikan kamu, kamu harus merubah sikap kamu...jangan nakal di sana oke? Kamu harus bersikap baik sama umi dan abi di sana ya sayang" ucap bunda menenangkan sambil mengelus kepala ghaida yang terbalut jilbab
Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju pondok tempak ghaida sekolah
"Ghaida bahkan belum pamit sama si bar bar zahra" ...ucap ghaida lirih sambil melihat jalanan di luar jendela mobil
Bunda dan ayah hanya mampu melempar senyum.sebenarnya berat meninggal ghaida sendiri di pondok,tetapi ini adalah demi kebaikan putri semata wayangnya...lagian disana akan ada calon suaminya demi pendekatan dan merubah sikapnya itu membuat mereka rela demi masa depan putrinya
Mereka sudah sampai di pondok ghaida
"Pondok pesantren modern tahfizu Al Qur'an El manaf" gumamku sendiri membaca gapura yang menjulang tinggi itu
"Ghaida..turun sayang"! Ucapan bunda menyadarkanku
"Iya"
Aku turun mengikuti bunda dan masuk kedalam sebuah rumah yang berada di tengah area pondok
"Assalamualaikum" ucap ayah
"Waalaikum salam" ucap seorang laki laki bersarung dari dalam
"Eh?..om tante silahkan masuk" ucap abyzar sambil mencium tangan ayah dan menangkup Tangan di depan dada padaku dan bunda
"Ayo" ajak ayah padaku saat aku melihat sekeliling pondok
"Silahkan duduk... saya panggilkan abi dan dan umi" ucap abyzar melenggang pergi
Ta lama abi serta umi abyzar datang dan langsung bersalam pada ayah dan bunda
"Udah lama sampainya"? Tanya abi
"Baru aja sampai...kami mau antar ghaida mondok" ucap ayah
"Owh iya... nanti ghaida tidurnya di asrama ya,sekalian saling mengenal teman teman pondok, nanti ada arsha ko yang temenin" ucap abi
"Iya"
"Yaudah kami langsung pamit ya man,ada kerjaan soalnya" ucap ayah yang membuatk ghaida syok
"Ghaii ayah sama bunda pulang ya,kamu di sini baik baik jangan buat abi sama umi repot,perbaiki diri kamu menjadi lebih baik lagi,bunda sama ayah sayang kamu"... Ucap bunda sambil memeluk ghaida
Ghaida hanya diam sambil menatap bunda dengan tatapan yang sulit di artikan
"Yaudah kami pamit dulu ya..Assalamualaikum" ucap ayah
"Waalaikum salam,hati hati di jalan nanti akan aku kabari tentang rencana pernikahannya" balas abi
Kami semua keluar mengantar ayah dan bunda
"Bunda pamit sayang" ucap bunda sambil mencium kening ghaida
Perlahan tapi pasti tetes demi setetes air mata ghaida meluncur dengan sendirinya
"Tenang sayang ada umi.." ucap umi menenangkan
"Iya tante" ghaida tersenyum canggung
"Jangan panggil tante dong panggil umi,anggap saja umi ini bunda kamu sayang"
"Iya tan-- eh maksundya umi"
"Bentar umi panggilin arsya dulu ya buat nganterin kamu ke asrama"
Aku hanya tersenyum sebagai jawaban
Setelah itu umi meninggalkan ghaida sendiri yang tetap menatap lurus ke arah gerbang tiba tiba ada seseorang di sebelaku aku menoleh dan Melihat ternyata abyzar dan sepupu perempuannya
"Haii ghaida aku arsya sepupunya abang aby " ucap arsya sambil tersenyum khas dirinya
"gue ghaida" balasnya dengan cuek
"Salam kenal ya ghaii,smoga kita berteman baik"
"Hm"
"abang calon istrinya cuek banget ke bang arvan si kutub es" ucap arsya sedikit berbisik kepada abyzar
Melihat tingkah calon istrinya itu abyzar hanya bisa tersenyum tipis
𝙵𝚕𝚊𝚜𝚑𝚋𝚊𝚌𝚔 on
Abyzar mempunyai sepupu perempuan bernama Anastasya arsyakila alaydrus, anastasya arsyakila alaydrus adalah anak dari muhammad anggara alaydrus adik dari abi manaf, arsya memang sedari kecil sudah menuntut ilmu di pondok milik abinya abyzar , mangkanya tidak heran jika dia sudah pandai dalam bidang apapun,bahkan dia sudah khatam 30juz,umur arsya dan ghaida memang terbilang sama mangkanya arsya tidak menyebut ghaida dengan embel embel, orang mereka seumuran..abyzar memamang sudah menganggap arsha adiknya sendiri
Kenapa arsha tidak tinggal di 𝚗𝚍𝚊𝚕𝚎𝚖 karena ia tidak mau di istimewakan oleh santri lainnya,tapi barang barang arsha yang tidak terlalu penting di ndalem dan yang penting di asrama,memang umi sudah menyiapkan kamar untuk arsha tpi arsha menolak....alesannya karena arsha tidak mau di istimewakan oleh keluarga ndalem arsha ingin mereka nganggap dia seperti santri pada umumnya, toh dia mondok untuk mencari ilmu bukan buat di istimewakan
Umi memang menganggap arsha sebagai putrinya sendiri,karena umi tidak mempunyai anak perempuan,Mangkanya tidak heran kalau arsha dekat dengan keluarga ndalem bahkan arsha sudah mengganggap keluarga ndalem itu sepeti keluarganya sendiri
𝙵𝚕𝚊𝚜𝚑𝚋𝚊𝚌𝚔 off
"Ayo kita mulai jelajah pondoknya! Di mulai dari sini! Rumah ini!! Rumah abi biasa di sebut ndalem dan yang sebelah utara gedung santri putra! Tapi kita gak boleh kesana explore asrama putri aja!! Oke? Ghaii yang semangat dong?". Ucap arsha dengan girangnya sambil mengapit lengan ghaida sambil tangannya menunjuk apa yang di jelaskan,sedangkan abyzar menyeret koper ghaida dan mengikuti kami dari belakang
"Iya"
Setelah itu kami mulai berkeliling area pondok tak jarang yang melihat ke arah kami atau lebih tepatnya ke arah abyzar yang setia mengikuti kemanapun kami pergi setelah dari asrama menaruh koperku
Kata arsha,abyzar ingin mengenal tentang ghaida mangkanya ia mengikuti kami dari belakang.tapi mau mengenal apanya boro boro mau bertanya? Menatap ghaida saja tidak,mungkin tanah lebih menarik dari pada ghaida,yang ada cuman jadi buntut di belakangku dan arsha yang mengikuti kemanapun sang punya badan bergerak
see u next part jangan lupa⭐
Jazakallahu khairon katsiron, ambil baiknya buang buruknya🙏✨
Assalamualaikum...
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/308160012-288-k934677.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT GUS ( On Going)
Fiksi PenggemarFollow dulu sebelum membaca ‼️⚠️ GHAIDA BEZIRA KHALITA gadis cantik yg berpenampilan tomboy,susah di atur, keras kepala, yg harus menerima perjodohan yg di jodohkan oleh orang tua nya karena keterpaksaan, "Sampai Kapan Pun Gue Ga Akan Terima Pernika...