Pak Ardiwilaga baru saja hendak membantu cucunya itu turun dari mobil ketika Suri sudah lebih dulu bergegas menghampiri mobil Ditha yang berhenti tepat di belakang mobil milik Sadam.
"Suri, awas jatuh naak." Bu Ardiwilaga memperingatkan dengan lembut sambil menghampiri Ditha yang baru saja keluar dari balik kemudinya.
Perempuan muda itu tersenyum mengelus sayang pipi keponakannya lalu menggandengnya menuju ke bagasi mobilnya. Membuat mata Suri membulat sempurna ketika ia melihat apa yang ada di dalamnya.
"Ini semua buat Suri??" Gadis kecil itu menatap senang pada tantenya.
Ditha mengangguk sambil kemudian mensejajarkan tinggi dengan keponakannya. "Happy birthday, Princess." Katanya menatap mata yang sedang berbinar bahagia itu. "Selamat ulang tahun. Maaf ya aunty Dee baru sempet kesini."
Suri menggeleng kuat sambil tersenyum. Gadis kecil itu lalu memeluk erat tantenya. "Makasih, Aunty Dee. Suri saayang aunty Dee."
"Waah, banyak nih kadonya." Pak Ardiwilaga yang kini sudah berdiri di samping istrinya menatap isi bagasi mobil tersebut. "Suri udah bilang makasih sama aunty Dee nya?"
Gadis kecil itu mengangguk kemudian meraih salah satu hadiah tersebut. Ia lalu menarik tangan Ditha. "Ayo masuk, aunty. Temenin Suri main."
"Eeh, ganti baju dulu dong." Sadam yang sudah berdiri di dekat mereka mengingatkan.
"Oh iya, lupa." Suri seketika melepaskan tangan Ditha lalu menghampiri Sherina yang dari tadi hanya diam di dekat Sadam. "Mama Sher, yuk." Katanya kini menarik tangan Sherina. Membuat perempuan itu menatap canggung padanya lalu beralih ke yang lain seolah meminta persetujuan.
"Surii." Ditha menghampiri keponakannya itu. "Nggak mau ganti baju sama aunty aja nih? Nggak kangen sama aunty Dee nya Suri?"
Suri mengangguk yakin. "Kangen kok, Aunty. Tapi kalau sama aunty Dee kan udah sering. Suri maunya sama mama Sher aja." Katanya kemudian mendongak menatap Sherina. Gadis kecil itu mengerutkan kening lucu sebelum kembali menarik tangan mama Sher nya. Kali ini terdengar merajuk. "Mama ayoo."
"Sher, temenin Suri ya?" Maminya Sadam tersenyum meyakinkan.
Sherina lantas menatap kekasihnya dan mendapati pria itu mengangguk sambil tersenyum.
"Temenin dulu. Bentar lagi aku nyusul ke kamarnya." Sadam terdengar lembut menanangkan.
"Maaa."
"Iya iya." Perhatian Sherina akhirnya kembali pada Suri. Perempuan itu tersenyum lembut menuruti gadis kecil tersebut."Yuk yuuk, ganti baju dulu yuuk." Kata Sherina menggandeng masuk. "Mau sekalian mandi nggak?"
"Pake sabun pororo pink ya, Ma?" Suara Suri terdengar senang ketika ia dan Sherina masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Ditha bersama Sadam dan kedua orang tuanya.
"Dam.."
"Papa, opa!" Suri sekali lagi terdengar dari arah pintu. Membuat Ditha urung melanjutkan kalimatnya. "Bawain kadonya Suri masuk!"
"Tolongnya mana nih??" Goda Sadam bergerak mengeluarkan hadiah-hadiah tersebut.
"Oh iya. Papa, opa! Tolong bawain kadonya Suri masuk, please!" Gadis kecil itu sekali lagi mengulang kalimatnya dengan lebih sopan sebelum kemudian kembali menghilang di balik pintu besar tersebut. Membuat beberapa orang dewasa itu tertawa pelan menanggapi.
"Ditha, yuk masuk. Kita makan malam sama-sama." Bu Ardiwilaga meraih pundak Ditha lalu mengajaknya masuk. Meninggalkan suami dan anaknya yang terlihat sedikit kesulitan membawa hadiah-hadiah tersebut.
"Eh, Dam." Ditha tiba-tiba berbalik ketika mereka baru beberapa langkah. "Di kursi belakang juga masih ada." Katanya tersenyum gigi. Senyum yang selalu dia berikan ketika ia merasa akan lebih merepotkan Sadam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionJika kau mencintainya, lepaskan. Biarkan ia bahagia dengan hidupnya. Tapi jika ia kembali maka ia milikmu selamanya. Karena cinta selalu punya cara untuk menemukan jalan pulang DISCLAIMER : This is a work of fiction. Unless otherwise indicated, all...