19

402 31 628
                                    

Seperti byasaaaa
Bahasa Indonesia baku = bahasa asing yaaa

*************

*************

Sadam memijit pelan pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut. Menyebabkan kepalanya terasa pusing dan berat.

"Ayolah, Daam. Cuma sehari doang."

"Ya kalau dari kantor kan harusnya mereka udah nyediain tempat buat kamu stay selama beberapa hari ke depan."

"Akutuh baru bisa check in besok, Sadam sayaang." Ditha kini memeluk lengan Sadam membujuk.

"Loh? Kalau emang baru bisa check in besok kenapa kamu datengnya sekarang sih?" Sadam menatap bingung sambil perlahan menarik lengannya. Berusaha menjaga jarak ketika dia merasa Ditha berdiri terlalu dekat.

"Ya kan aku kangen sama ponakan aku." Ditha memberengut manja. Sekali lagi berusaha memeluk lengan pria itu. "Kangen kamu juga sih." Katanya menyandarkan kepala di pundak Sadam. Membuat pria itu refleks menjauh.

"Aku temenin cari hotel deh. Yuk?"

Perempuan itu kini menghentakkan kakinya kesal. "Kamu tuh tega banget sih. Aku perempuan loh. Masa malem-malem aku disuruh ke hotel sendiri."

"Loh, kan aku bilang tadi aku anterin." Pria itu sudah mulai kehilangan kesabarannya. "Aku anterin sampai depan pintu kamar hotel kamu kalau perlu."

Ditha lagi-lagi memberengut manja. "Jadi aku diusir nih?"

"Nggak enak sama tetangga, Dithaa. "

"Sehari doang, Daam." Perempuan itu kali ini menggenggam tangan Sadam. "Ya? Please?"

Sadam menatap waspada sebelum kemudian pria itu menghela nafas keras. "Oke. Malem ini doang. Besok pagi kamu udah harus pindah ke hotel." Katanya yang mendapat anggukan penuh semangat dari Ditha. "Ke hotel sendiri."

"Ya udah iyaa." Ditha sekali lagi memberengut kesal sebelum kemudian dia kembali tersenyum lebar. "Kamar aku yang mana?"

"Tuh. Yang itu."Sadam menunjuk sebuah pintu yang berada di bawah tangga.

Ditha tampak senang saat menghampiri kamar tersebut. Kesenangan yang hanya sesaat mendapati kondisi kamar tersebut.

"Yah, kok masih berantakan kamarnyaa?" Ditha menatap kecewa pada tempat tidur yang bahkan belum dilapisi sprei itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yah, kok masih berantakan kamarnyaa?" Ditha menatap kecewa pada tempat tidur yang bahkan belum dilapisi sprei itu.

"Namanya juga rumah baru. Ya kita mana expect kalau bakalan langsung ada tamu tengah malem kayak gini." Sindir Sadam.

Tapi bukannya tahu diri, Ditha justru tersenyum lebar sambil bergerak hendak memeluk temannya itu. Membuat Sadam secara naluri menepis pelan kedua tangan tersebut.

"Apaan sih, Tha." Pria itu menatap tak suka.

"Yaa kan cuma berusaha mengekspresikan rasa makasih aku aja karena udah dibolehin nginep sini. Walaupun kamarnya.." Ditha menatap sekali lagi kamarnya dengan kecut sebelum kemudian dia kembali tersenyum menatap Sadam. "Pokoknya makasih ya udah ngijinin aku tinggal disini."

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang