Ep11

440 62 9
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca

Happy Reading

🔥🔥🔥

.

.

.

"Mau apalagi  kamu datang ke sini? Belum cukup kamu buat cucuku kehilangan mamanya!" Pekik Oma pada Ve yang baru datang untuk berkunjung.

"Aku datang karena ingin menjenguk Gita. Kata mas Dimas, Gita sedang sakit," ucap Ve tanpa peduli makian wanita tua itu. Ia hanya kasihan pada putrinya yang terlihat ketakutan mendengar suara melengking Oma. Digandengnya tangan putri kecilnya sembari menaiki tangga menuju kamar Gita yang letaknya berada di lantai dua.

"Cuih, apa kamu sedang mencari muka di depan putraku. Kalau iya, sayang sekali Dimas nggak ada di rumah."

Ve tetap tidak peduli ucapan Oma. Toh, bukan sekali atau dua kali wanita itu marah-marah seperti ini padanya. Ve membuka pintu kamar Gita, dan mendapati gadis kecil itu tengah bermain boneka-bonekaan bersama Shani dengan tangan yang masih ditancapi selang infus. Saat itu Shani masih berusia 10 tahun sedang Gita sendiri berumur 6 tahun.

"Bunda, Chika," pekik Shani senang melihat kedatangan Ve. Gadis kecil itu segera berlari guna memeluk bunda kesayangannya serta adiknya yang lain dari bunda Ve. "Aku kangen sama bunda. Bunda kok lama banget sih main ke sini nya."

"Bunda sibuk, sa___"

"Dia bukan bunda kamu! Dia itu orang jahat yang udah bikin mama kamu meninggal. Udah berapa kali Oma bilang jangan dekat-dekat dengan dia!" Oma menarik Shani agar menjauh dari Ve.

"Ma aku takut," ujar Chika kecil bersembunyi di belakang mamanya.

Shani hanya bisa diam ketika Oma memarahi Ve. Ia juga tidak tega melihat wajah ketakutan Chika saat ini.

"Cici," panggil Gita pada Shani. "Aku nggak suka ada mereka di sini. Aku mau mereka pergi," Gita menatap tidak suka pada Chika serta mamanya.

Ve memejamkan mata, dadanya terasa sangat sakit karena lagi-lagi dia dan putrinya mendapat penolakan di rumah ini.

"Aku nggak lama kok di sininya?" Ve mendekat, hendak memeriksa suhu badan Gita. Namun Gita segera menepis tangannya. Belum lagi Oma yang langsung menarik tangannya untuk menjauh dari cucunya.

"Jangan dekat-dekat cucuku, kamu dan anak kamu itu bawa sial!" Lagi, Chika harus mendengarkan kata-kata yang tak pantas di dengar dari wanita yang seharusnya ia panggil Oma.

"Kalau begitu, aku pergi. Sepertinya keadaan Gita juga sudah membaik." Ucapnya masih dengan nada yang lembut. "Shani, bunda pulang ya, sayang. Kapan-kapan bunda ke sini lagi biar kita bisa main." Shani mengangguk polos. Shani mendekat dan memeluk Ve serta Chika. Diusapnya pipi chubby Chika sebelum akhirnya mereka berpisah.

Oma mengikuti langkah Ve dan putrinya ketika wanita itu meninggalkan kamar Gita.

"Aku nggak mau liat kamu dan anak haram kamu itu menginjakkan kaki lagi di rumah ini!" Ujar Oma terlalu sering.

Ve menarik napas. Sesak sekali rasanya terus diperlakukan seperti ini oleh ibu dari suaminya.

"Sayang, kamu pergi ke mobil dulu, ya? Nanti mama nyusul." Ucap Ve sembari mengelus rambut sebahu Chika.

Deep Breath Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang