~Jangan angkuh, semua orang punya jatah untuk jatuh, peranmu hanya sebatas hamba, jangan bertingkah seolah-olah yang punya dunia~
[Lewat di fyp TikTok.. Bagus banget kata-katanya. Sebagai reminder, tapi kok ya pas banget sama Deep Breath wkwkwkw]
Jangan lupa Vote sebelum membaca
Happy Reading
🔥🔥🔥
.
.
.
Setelah melapor ke kantor polisi, Gita diminta untuk menunggu saja di rumah. Gita sudah menceritakan semuanya pada pihak kepolisan, namun mereka menyuruh Gita untuk tetap bersikap tenang seolah-olah tidak mengetahui apapun.
Gita pun memutuskan untuk segera pulang ke rumah. Ada sesuatu yang harus ia periksa. Setibanya di rumah, gadis cantik itu langsung menuju kamarnya yang sekarang sudah menjadi kamar milik Chika. Gita langsung meraba-raba dinding di belakang lemari besar persis seperti yang papanya pernah lakukan, mencari suatu tombol kecil yang nyaris tidak terlihat. Gita pun menemukannya.
Seperti yang pernah ia lihat sebelumnya, dinding di samping lemari besar terbuka setelah Gita menekan tombol tersebut. Namun sayang, brangkas yang sudah terlihat wujudnya itu belum bisa terbuka karena meminta password. Dengan percaya diri gadis itu memasukan tanggal lahirnya sebagai jawaban. Tapi ternyata salah. Gita mengernyit karena password yang ia masukkan salah.
'bukan tanggal lahir ku? Lalu, tanggal lahir siapa? Ci Shani?'
Gita pun mencoba lagi dengan memasukkan tanggal lahir Shani. Tapi tetap salah. Lalu berganti dengan tanggal lahir papanya, tanggal lahir mamanya, tanggal lahir Oma, tanggal pernikahan papa mamanya tapi ternyata tetap salah.
"Aishhh... Kenapa salah semua sih! Lagian dulu dikasih tau bukannya dengerin malah sibuk hapean aja!" Kesal Gita pada dirinya sendiri.
Kakinya menendang dinding karena kesal, namun hanya kesakitan yang ia dapat. Gita pun mengacak rambutnya frustrasi. Papanya pasti sengaja memberikan password yang rumit agar sulit ditebak. Ia akan memikirkan tentang password lain kali saja. Sekarang yang terpenting adalah menemukan keberadaan Ci Shaninya.
Gita kembali menekan tombol kecil di belakang lemari, dinding di kamar tersebut pun kembali bergeser dan menutup seperti semula. Bertepatan juga dengan masuknya Eve ke dalam kamar tersebut.
"Ngapain kamu di kamar non Chika!" Ucap Eve dengan suara melengking. Gita memutar tubuh. Ia tak terkejut mendapati si kepala asisten rumah tangga itu berkacak pinggang di depan pintu kamar.
"Bukan urusanmu!" Jawab Gita tak peduli.
"Kamu songong banget, ya! Jadi pembantu tuh harusnya sadar diri!" Ucap Eve yang murka mendengar jawaban Gita.
"Jangan bercanda kamu! Aku tuh majikan kamu! Akulah yang harusnya kamu patuhi, bukan Veranda ataupun Chika. Mengerti!"
Ucapan Gita membuat Eve terbahak-bahak. Gadis ini sedang bermimpi menjadi majikan ternyata. "Kamu masih di alam mimpi ternyata, ya! Heh! Bangun! Cepat keluar dari kamar non Chika atau aku akan berbuat lebih kasar dari pada ini!" Ancam Eve sambil menarik kuat pergelangan tangan Gita, lalu menariknya keluar.
"Lepasin!" Gita melepaskan cengkraman tangan Eve dari pergelangannya dan langsung mendorong tubuh pembantu itu hingga membuatnya tersungkur.
Gita menatap tajam pada si pembantu, "Kamu nggak tau sedang berhadapan dengan siapa?" Ucap si Gita sambil berkacak pinggang. "Aku, Gita Rabe Natio, satu-satunya pewaris sah semua harta kekayaan keluarga Natio! Ingat itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Breath
FanfictionGita harus merasakan pahitnya kehidupan setelah kakak yang selalu ia andalkan hilang entah kemana. bukan hanya kehilangan sang kakak, Gita juga harus merelakan kekasih, sahabat, serta semua kemewahan yang ia miliki karena ulah seseorang. "Bertahanl...