Cio memasuki pintu rumahnya dengan sangat pelan dan hati-hati karna waktu masih menunjukan pukul 4:30 pagi. Masih terlalu gelap untuk membangunkan penghuni rumah.
Langkahnya berhenti di depan pintu kamar miliknya yang tidak tertutup rapat, ada sedikit celah bagi Cio untuk dapat melihat ke dalam ruangan. Dari posisinya sekarang, Cio dapat melihat Gita dan kakaknya yang masih terlelap dengan posisi saling berhadapan dengan Gita yang memeluk tubuh Jinan. Seulas senyum tercetak di bibir Cio ketika melihat pemandangan itu. Tak ingin membuat tidur keduanya terganggu, Cio tarik pintu yang sedikit terbuka itu untuk merapatkannya. Cio beranjak menuju kamar Jinan yang dapat Cio pastikan jika kamar itu sekarang kosong.
Cio rebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan kaki yang menggantung. Lagi-lagi pria tampan itu tersenyum. Entah apa yang sedang ia pikirkan, pria itu terlihat seperti orang yang tidak waras karena senyum-senyum sendiri sejak kepulangannya tadi.
______
Jinan terbangun setelah mendengar suara pintu yang tertutup, 'kayaknya Cio udah pulang deh,'batinnya.
Menoleh ke samping kirinya, Jinan terkejut mendapati Gita yang enggan melepas pelukannya sejak semalam. Dara 26 tahun itu tersenyum, ia usap tangan Gita yang berada di pinggangnya, dengan sangat hati-hati, Jinan pindahkan tangan Gita ke atas guling. Setelah memastikan Gita tidak terbangun, Jinan pun segera beranjak dari posisinya guna memastikan jika yang menutup pintu tadi adalah benar adiknya, Cio.
Jinan segera menuju kamarnya yang Ia yakini kalau Cio berada di sana. Dan benar saja, Jinan menggeleng mendapati sang adik sudah tertidur dengan kaki yang masih menggantung.
"Kebiasaan," gumam Jinan sembari membenarkan posisi tidur Cio agar nyaman. Ia lepas dulu sepatu yang masih melekat di kaki Cio sebelum ia naikkan kedua kaki adiknya itu ke atas ranjang. Tak lupa, Jinan selimuti tubuh adiknya itu hingga batas dada. "Cio Cio," gumam Jinan sembari menggeleng setelah melihat wajah lelah adiknya. Setelahnya, Jinan pun pergi menuju kamar mandi.
Karna merasa udara terlalu dingin, dalam lelap yang setengah sadar, Cio tarik selimut yang ia kenakan sampai menutup rapat seluruh tubuhnya termaksud bagian kepala. Ia tidur miring sembari memeluk tubuhnya sendiri.
Sementara itu di kamar lain, Gita juga terbangun karena tak mendapati Jinan berada di sampingnya, gadis itu segera bangkit dari kasurnya guna mencari keberadaan Jinan. Gita yakin jika Jinan sekarang berada di dalam kamarnya. Benar saja, setelah membuka pintu kamar Jinan, Gita melihat seseorang tengah tidur dengan tubuh tertutup selimut. Gita yakin 100% jika orang yang tengah tidur itu adalah kak Jinan. Tanpa pikir panjang, Gita langsung naik ke atas ranjang dan ikut masuk ke dalam selimut, Gita langsung memeluk orang yang ia kira adalah Jinan.
Setelah memposisikan dirinya dengan nyaman, Gita menyadari ada yang berbeda dari sosok di sampingnya. Memang wajah orang di sampingnya ini tidak terlihat karena Gita melihatnya dari dalam selimut yang sangat minim cahaya, namun Gita merasa postur tubuh sosok yang dipeluknya ini berbeda dari sebelumnya, juga, Gita sadar kalau aroma tubuh ini bukan milik kak Jinan. 'Kok wanginya beda, ya?' batin Gita saat mencium aroma maskulin dari tubuh Cio.
Namun begitu, Gita tetap enggan melepas pelukannya dari tubuh Cio, gadis itu merasa nyaman sekaligus aman ketika mendekap tubuh ini.
Detik berikutnya, Cio mengubah posisi tidurnya menghadap ke arah Gita, tangannya tanpa sadar menyibak selimut yang menutupi wajahnya, Cio ambil kembali tangan yang sempat tersingkir saat ia hendak mengubah posisi tadi untuk kembali Ia letakkan di atas pinggangnya. Posisi keduanya kini saling berhadapan.
DEG
Waktu seakan berhenti bagi Gita kala ia menatap mata yang tengah terpejam itu. Hidung mancung, bibir merah, serta jakun yang naik turun milik si pria membuat detak jantung Gita berdegup tidak beraturan. Namun begitu, tubuhnya serasa membeku. Ia tak bisa bergerak, jangankan bergerak, untuk bernapas saja rasanya sulit. Kesulitan Gita semakin bertambah ketika sepasang mata yang terpejam itu tiba-tiba terbuka dan menatap tepat pada maniknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Breath
FanfictionGita harus merasakan pahitnya kehidupan setelah kakak yang selalu ia andalkan hilang entah kemana. bukan hanya kehilangan sang kakak, Gita juga harus merelakan kekasih, sahabat, serta semua kemewahan yang ia miliki karena ulah seseorang. "Bertahanl...