Ep7

512 68 10
                                    

Budayakan Vote dulu sebelum membaca

Happy Reading 😊





Chika datang ke kampus dengan mengendarai mobil barunya. Ia turun dengan rasa percaya diri yang tinggi. Saat dia baru turun dari mobil, netranya menangkap sosok pria yang telah menyelamatkannya dari insiden pemerkosaan malam itu masih berada di parkiran kampus. Chika sangat senang. Ia pun segera menghampiri pria tersebut.

"Kak Cio," sapa Chika yang sebelumnya sudah sempat mencaritahu tentang siapa itu Gracio lewat temannya, Ara.

"Maaf, kamu siapa?"

"Ini aku, emm perempuan yang kamu tolong beberapa hari yang lalu," jawab Chika malu-malu.

"Oh," hanya itu respon yang keluar dari mulut Gracio karena memang dia sedang kesal sama Gita. Ditambah lagi dia mengetahui kalo Gita dan Chika merupakan saudari tiri.

"Aku mau ngucapin terimakasih. Maaf, waktu itu aku nggak sempat mengatakan apapun. Aku masih shock." Gracio yang semula bersikap biasa saja pada Chika tiba-tiba menjadi tersentuh. Chika saja mau berterimakasih padanya, kenapa Gita tidak? Ternyata sifat dua orang ini sangat jauh berbeda.

"Nggak usah dipikirin. Aku mah biasa aja." Chika mengangguk. "Ngomong-ngomong, kita belum kenalan secara resmi. Aku Gracio," Cio mengulurkan tangannya untuk di jabat.

"Chika," sambut Chika dengan senyum yang tak pernah pudar dari wajahnya.

"Ke kantin yuk, kak. Aku yang traktir. Anggep aja sebagai ucapan terimakasih."

"Boleh. Tapi lain kali aja, gimana? Kelas aku udah mau dimulai nih."

"Kalau gitu, aku boleh minta nomor wa-nya kak Cio, nggak? Biar gampang kalo mau hubungin." Setelah Gracio mengangguk, Chika pun memberikan ponselnya pada Cio.

"Wah wah wah... Sudah dapat mangsa baru aja nih." Ujar Gita yang entah sejak kapan berada di belakang keduanya.

"Gita," ucap Chika yang baru menyadari keberadaan Gita di sana.

'Kenapa lagi nih anak?' batin Cio.

"Kalian pacaran ya? Pantes cocok banget. Sama-sama benalu dan nggak punya malu."

Cio tercengang mendengar ucapan Gita tersebut. Apa-apaan dia, kenal aja enggak tiba-tiba sudah mengatainya benalu dan nggak punya malu.

"Jaga mulut kamu ya, Gita!" Bentak Chika tak terima. "Kalo itu aku, aku masih bisa terima kamu kata-katain kayak gitu. Tapi dia," tunjuk Chika pada Cio. "Kamu aja nggak kenal siapa dia."

Cio meraih tangan Chika, menyuruh gadis itu untuk jangan meladeni si gadis angkuh, namun Chika masih tersulut emosi. "Dan satu lagi, jangan pernah ikut campur urusan pribadi ku!" Cio pun akhirnya menarik Chika agar menjauh dari sana.

"Hahaha.. lucu sekali kamu." Ejeknya dengan nada yang di buat-buat. "Kamu kalo nggak mau ranah pribadimu dibawa-bawa, ya jangan pacaran di kampus. Modal dikit noh! Ajakin ke hotel sekalian." Ucap Gita sengaja meninggikan nada suara agar semua orang disekitanya mendengar perkataannya.

Gracio menghentikan langkahnya setelah mendengar perkataan Gita. Kali ini dia yang tersulut emosi. Cio membalikan badan dan menatap tajam pada Gita yang kali ini bersidekap dada seolah tengah menantangnya.

"Aku nggak tau hal buruk apa yang udah Rey ceritain ke kamu tentang aku. Tapi, yang harus kamu tau, Rey tidak pernah menyukaimu. Dia hanya menyukai uang-uangmu. Dengan kata lain, Rey hanya memanfaatkan kamu saja. Bahkan satu minggu tanpa kehadiranmu di kampus adalah hal yang paling membahagiakan untuknya. Kamu mau tau kenapa?"

Deep Breath Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang