16. Aneh

25K 1.3K 1.2K
                                    

Follow akun tulisandina
Ig & tiktok @wp.tulisandina

Gusy, kalo typo tandai ya. Orangnya lagi galau ke tolak snbt

Btw kalian dari mana? Makasih udah masukin geonara ke perpus, ya 🫰🏻🫰🏻

[Happy Reading]

...

Suara pintu di ketuk berulangkali, membuat sang pemilik kamar membukanya dengan malas. Mira, berdiri di depan pintu kamar Anara dengan berkacak pinggang.

"Tidur?" Anara menganggukkan kepalanya. Lihatlah, bahkan matanya belum bisa terbuka dengan lebar.

"Udah makan?" Anara menggelengkan kepalanya.

"Tante baru pulang?" tanya Anara pelan. Nyawanya belum terkumpul sepenuhnya.

"Iya, barusan aja. Ngomong-ngomong di luar ada yang mau ketemu sama kamu tuh," ucap Mira, membuat Anara mengerutkan keningnya bingung.

"Siapa tante? Ayah, ya?" Ekspresi wajah Anara langsung berubah senang, matanya terbuka lebar.

Mira tersenyum tipis, tangan wanita itu membenarkan rambut keponakannya yang terlihat berantakan. "Kiamat dunia ini kalo Ayah ke sini, dek."

Ekspresi wajah Anara kembali berubah masam. "Terus siapa?" tanyanya lagi. "Udah jam 11 malam lho ini. Tante suruh masuk?"

Mira menganggukkan kepalanya. "Lihat sendiri sana, pacar kamu kayaknya," ucapnya terkekeh kecil.

"Dek, hati-hati. Ada om di rumah," bisik Mira.

Anara menganggukkan kepalanya paham. Ia keluar dari dalam kamarnya, berjalan dengan gontai menuju ruang tamu kecilnya. Langkahnya terhenti, melihat Geo yang tengah duduk di sofa kecil dengan bertumpu pada kedua sikunya. Tatapan mata cowok itu setajam silet.

Gadis itu dengan cepat berbalik menuju kamarnya. Belum sempat menutup pintu coklat miliknya, kaki Geo lebih dulu menahan. Dengan sekali dorongan Geo berhasil masuk ke dalam kamar miliknya.

Anara yang merasa terancam, membuka mulutnya ingin berteriak kencang. Kalah cepat, Geo lebih dulu menutupnya menggunakan telapak tangan cowok itu, sedangkan tangan satunya lagi ia gunakan untuk memutar kunci kamar milik Anara.

Geo mendorong tubuh Anara, terduduk di atas kasur, sedangkan dirinya berdiri di depan gadis itu. Anara mendongakkan kepalanya ke atas, menatap mata Geo dengan sengit. Dengan berani, jari telunjuk dan jempol Anara mencubit paha Geo  kuat, sehingga sang empu memundurkan langkahnya, meringis pelan.

Melihat kesempatan, Anara beranjak dengan cepat, lagi-lagi pergerakannya di baca oleh Geo. Tubuhnya kembali di dorong terlentang di atas ranjang. Anara menyeret tubuhnya mundur, ketika melihat Geo memandangnya dengan tatapan penuh arti.

Bukan Geovaro Gerald Kalzero namanya. Jika tidak bisa ditebak, cowok itu menarik kaki Anara agar sedikit mudah ia menjangkaunya. Lagi-lagi, hal yang terjadi selanjutnya jauh dari ekspektasi Anara: cowok itu naik ke atas kasur, lalu menindihnya. Anara menahan nafasnya panjang, apalagi merasakan wajah Geo masuk ke dalam ceruk lehernya. Laki-laki ini memeluknya erat.

"Nafas Anara, lo bisa mati!" ujar Geo menekan.

Tubuh Anara kembali menegang.  Menarik nafasnya berat, mulai mengatur nafasnya pelan. Anara menggigit menggigit bibir bawahnya, berusaha mengurangi rasa takutnya.

"Ge, kamu kenapa?" tanya Anara hati-hati.

"Ge, jangan gini. Kamu bikin aku takut," lanjut Anara lagi.

GEONARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang