02. Anara Qiandra

26.6K 1K 52
                                        

Hai! Sorry lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai! Sorry lama.

[Happy reading]

...

Anara berdiri menghadang di depan pintu masuk toilet putra. Senyum manis terukir di bibirnya melihat wajah datar cowok yang berdiri di depannya saat ini. Jam pelajaran masih berlangsung, tapi dengan seribu jurus Anara masih bisa mengikuti Geo kemanapun dia berada.

"Minggir!" Geo, cowok itu hanya berdiri dengan tenang.

"Kamu serius gak suka sama aku? Aku cantik lho, terus sseksii." Anara merentangkan satu tangannya ke atas. Sedangkan tangan satunya lagi ia letakkan di pinggangnya.

Melihat tak ada pergerakan dari sang gebetan. Anara melangkahkan kakinya mendekat, cewek itu membawa tangan Geo melingkar di pinggangnya. Lalu ia membawa tangannya sendiri memeluk leher Geo. Anara menyengir merasa tak ada dorongan dari Geo. Mungkin, sudah terbiasa dengan kebiasaannya 1 tahun yang lalu.

Anara menatap wajah Geo dengan dalam.
"KAMU SERIUS GAK SUKA SAMA AKU?" teriak Anara di depan wajah Geo.

"Gak!" Geo melepaskan tangannya dari pinggang Anara.

"Pergi jauh-jauh sana. Lo gak punya harga diri, gue gak suka," sarkas Geo mendorong bahu Anara kesamping.

Geo, remaja itu melangkahkan kakinya pergi dari area toilet. Langkahnya terhenti mendengar nada pelan dari gadis yang berdiri di belakangnya saat ini.

"Gak punya harga diri ya?" gumam Anara pelan. Gadis remaja itu menunduk memandang sepatunya yang berbeda dari khalayakan umum.

"Sedih...sampe segitunya kamu, gak bersyukur yaa? Dicintai dengan segitunya. Padahal, akunya berharap banget dicintai."

Geo berbalik, menatap mata Anara lurus. "Saya gak suruh kamu mencintai saya, dan saya juga gak berharap kamu cintai."

Anara mendongak. "Awas ya!! Suatu hari nanti kamu yang akan kejar-kejar aku," balas Anara sombong, mengibaskan rambutnya.

"Tulang rusuk kamu itu di sini lho Mas," kekeh Anara memegangi dadanya dramatis.

Anara mengangkat arah pandangnya. Mengernyit bingung melihat Geo yang malah berbalik lagi ke kelas. Bukannya cowok itu tadi ingin ke toilet. Anara menoleh ke belakang menatap pintu masuk toilet, mendadak tengkuknya merinding. Ia berlari terbirit-birit menyusul Geo yang sudah lumayan jauh di depannya.

"Ge... nanti pulang bareng yok," ajak Anara ketika langkah kakinya sudah setara dengan Geo.

"Ge, ayok pulang bareng."

"Geovaro, yok pulang bareng."

Kali ini wajah Anara mendongak kesamping melihat wajah datar Geo. Mulutnya mencibir ketika celotehan tak ada sahutan sama sekali. Tak masalah, ia sudah terbiasa dengan penolakan. Tapi, kali ini cewek itu tiba-tiba mempercepat langkahnya berdiri di depan Geo. Lalu tanpa diduga-duga mendorong tubuh tegap Geo menumbruk dinding koridor sekolah.

GEONARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang