Di tengah malam yang sunyi, hanya terdengar suara detakan jarum jam yang terus bergerak menuju waktu subuh. Jarum pendek jam tersebut menunjukkan pukul 1 malam.
Sudah satu jam Geo pulang dari rumah Anara mengantarkan gadis itu. Tangan kanan Geo terus menggerakkan pena iPad miliknya, untuk mengisi soal-soal yang terpampang jelas di layar. Tetapi berbeda dengan pikirannya yang terus di hantui bayangan Anara, membuatnya sedikit tak fokus.
Tidak! Jangan sampai otak dan hatinya se-sinkron, yang artinya dirinya sudah mulai menerima keberadaan gadis aneh itu. Suara notifikasi terdengar lewat handphone bluetooth yang ia pakai di kedua telinganya. Geo menurunkan benda tersebut ke lehernya.
Melihat tiga pesan yang baru saja masuk dari satu nomor. Berhasil membuat bulu kuduk Geo langsung berdiri melihat isi dari pesan itu. Tatapan mata Geo berubah tajam, ia mulai gelisah dalam duduknya. Pesan itu menampilkan:
Pesan salah kirim.
Rahang tegas milik Geo mengetat, biar bagaimanapun ia juga manusia biasa. Laki-laki yang memiliki hawa nafsu, Geo mengusap tengkuknya. Tak lama matanya bisa melihat pesan itu di hapus oleh pemiliknya.
Seperti kerasukan setan, jari-jemari milik Geo bergerak untuk membalas pesan itu.
Bukannya dapat menenangkan pikirannya, dengan mengancam Anara, agar tidak berbuat ceroboh lagi dengan mengirim pesan tanpa melihat nama. Justru Geo sendiri yang bertambah kepanasan, terbukti sekarang ia sudah berada di parkiran motor apartemen-nya. Geo melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
Pagar berwarna putih tulang yang telah berkarat, sudah ada di depan matanya. Geo mengalihkan matanya melihat jendela kamar yang terletak di samping pintu masuk, sudah gelap gulita. Geo kembali membuka hp nya, mengetikkan sesuatu di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEONARA
Teen FictionLevel tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓵𝓲𝓼𝓪𝓷𝓭𝓲𝓷𝓪, Geonara. ••• Dalam dunia yang tampak sempurna, Geovaro Gerald Kalzero memegang kendali. Geo...