.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
.
..Happy Reading
YonJo rasanya tidak bisa beristirahat sejenak. Berbagai kejadian bertubi-tubi datang bersamaan. Membuatnya sibuk kesana kemari, karena banyaknya panggilan untuk dirinya. Sekarang ini, dunia maya sedang heboh karena idola mereka terkena musibah. Berbagai acara televisi sudah memberitakan peristiwa ini. Berbagai kalanganpun juga mulai membicarakan mengenai bom rakitan itu.
YonJo selaku ketua yang menangani kasus ini, mulai dipertanyakan kinerjanya. Dari kasus pertama kecelakaan, lalu teror darah itu, dan sekarang bom rakitan yang entah dari mana asalnya. Laki-laki paruh baya itu mengerutkan dahinya, sekarang dia sedang menghubungi NamJoon. Mencoba untuk mencari penjelasan mengenai kejadian yang menimpa mereka.
Pelaku terlalu banyak celah, ceroboh dan tidak berpikiran panjang. Mengebom sebuah rumah yang mana, ada banyak orang didalamnya. Dan kenapa YonJo merasa sangat kesulitan untuk menemukan pelaku. Jika perilaku pelaku saja sudah sangat amatiran begini. Satu yang ada dipikiran nya saat ini, pelaku dibantu oleh seseorang.
Lalu siapa?
Siapa yang membantunya?
Tentu saja bukan sembarang orang, melihat sampai sekarang YonJo kesulitan menemukan pelaku sebenarnya. Ponsel nya masih mencoba menghubungi NamJoon, namun entah mengapa hanya nada dering yang terdengar. Tanpa diangkat yang dia dapatkan, tidak seperti biasanya. Di sela-sela kegiatan nya, seorang pemuda masuk keruangan YonJo.
"Ketua Im, kurasa Anda harus melihat ini?"
YonJo menoleh dan mengambil sebuah laporan yang disodorkan padanya. Kematian Kang Daehoon, seorang yang darahnya di gunakan sebagai tinta kasus Jimin.
"Ada apa dengan laporan ini Jaebum?"
Pemuda yang bernama Jaebum ini, menghela nafasnya pelan. Sebelum menjelaskan nya, ditangan nya sudah ada laporan kasus lain. Pemuda itu membuka beberapa foto dan tulisan yang telah sedikit pudar.
"Kurasa kedua kasus ini berhubungan Ketua? Coba anda lihat kasus penculikan dan organ tubuh."
YonJo sedikit menerawang jauh, mencoba mengingat kasus 7 tahun lalu. Saat dia masih belum menjadi ketua, pangkatnya hanya anak buah. Saat itu adalah kasus yang berat baginya. Karena saat penyergapan, YonJo harus melihat beberapa orang yang sudah dibedah dan dikeluarkan organ tubuhnya.
Bahkan diantara tubuh-tubuh terbelah itu, ada yang usianya masih belia. YonJo rasanya ingin marah, saat persidangan. Berkedok organisasi keagamaan, Orang-orang jahat itu tidak merasa bersalah. Mereka mengatakan hanya ingin membantu orang-orang yang merasa kesulitan dalam hidupnya.
Orang-orang yang merasa kehilangan jati diri, merasa gagal dalam hidup, perasaan bersalah karena sesuatu. Orang jahat itu mengatakan, perbuatan nya membuat semua orang merasa bahagia. Gila memang, di hadapan semua orang yang hadir di persidangan itu. Pelaku malah berteriak, menyalahkan orang-orang yang tidak pernah merasakan bagaimana rasa kehilangan itu. Dimana keadilan yang sering diagung-agungkan itu. Tidak ada, dan hanya merekalah yang mampu membantu orang-orang yang hilang arah.
Sayangnya keputusan hakim membuat masyarakat sedikit geram. Pelaku divonis hanya 20 tahun penjara dan denda saja. Hal ini dikarenakan pelaku mengidap gangguan mental, hingga berperilaku tidak normal. Jika dipikir memang iya, tidak ada orang normal yang mampu membelah tubuh sehat itu. Mengeluarkan organ tubuh dan menjualnya dengan dalih korban sudah setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonis Love
Mystery / ThrillerCinta memang tak harus memiliki, merelakan sesuatu yang berharga untuk orang lain. Sakit, kecewa, marah menjadi satu namun harus ada yang tau bahwa perasaan tidak mungkin bisa dipaksa. Cinta yang memilih untuk siapa kita jatuh cinta, jadi bila waktu...