Part 24

1.2K 114 9
                                    

Author POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author POV

" Billy lakukan sesuatu beri dia peringatan untuk membuat freen sadar bahwa aku tidak main-main dengan ucapan ku apa kau mengerti maksud ku Billy " ucap Nattawin

" saya mengerti bos " jawab Billy

" bagus, jangan sampai freen menyadarinya lakukan dengan hati-hati aku ingin tau sejauh mana anak ku akan memilih keluarga Armstrong itu jika orang yang dia cintai harus jadi korbannya " ucap Nattawin sambil tersenyum menyeringai dengan tatapan penuh arti

" baik bos " jawab Billy

.
.
.

Becca POV

belakangan ini aku tidak mengerti p'freen terkesan lebih posesif padaku tidak seperti biasanya bahkan dia jadi lebih sering menelepon ku dan jika aku tidak menjawab panggilannya dia bisa meneleponku puluhan kali hanya untuk bertanya hal yang sama seperti halnya

" nong bec sedang apa ,dimana,kapan pulang "

" nong bec apa kau baik-baik saja "

" nong bec kau tidak boleh pergi kemanapun bila tanpa supir "

awalnya aku senang dia semakin perhatian padaku tapi lama-kelamaan aku merasa p'freen sudah berlebihan suatu ketika saat aku dan p'freen sedang kencan di cafe langganan kami seorang pelayanan tidak sengaja menumpahkan kopi dingin di pakaian ku ,aku menganggapnya itu hal biasa karena mungkin pelayan itu tidak sengaja tapi p'freen menanggapinya sangat berlebihan dia marah dan membentak pelayan itu dia bahkan menatap mata pelayan itu sangat sinis saat itu aku takut kami jadi tontonan pelanggan lainnya jadi aku segera menyeret tangannya membawa p'freen keluar dari cafe itu setelah sampai di mobil aku melepaskan tangannya seraya berkata

" p'freen kenapa kau sangat kasar ingat kau adalah seorang aktris bagaimana kalau mereka mengenali mu dan merekam kami  "

" nong bec aku yakin dia sengaja menjatuhkan kopi itu pada mu aku hanya berusaha melindungi mu kenapa kau malah marah padaku " jawab p'freen terlihat kesal meremas rambutnya sendiri

aku menghela nafas ku lalu menatapnya dengan lembut seraya mengelus kedua lengannya

" p'freen tenanglah bukannya aku marah padamu hanya saja aku tidak mau p'freen bersikap kasar pada orang lain aku merasa kau bukan dirimu lagi kenapa p'freen selalu merasa resah katakan pada ku phi kenapa kau selalu terlihat gelisah " ucap ku

" sudah aku bilang aku hanya berusaha melindungi mu nong bec aku tidak resah ataupun gelisah aku hanya ingin kau tetap aman " jawab p'freen

" hmmm baiklah aku tidak akan memaksa mu lagi untuk bercerita padaku sebaiknya p'freen harus bisa mengontrol emosi mu, sekarang lebih baik kita pulang " ucap ku lalu masuk kedalam mobil

di dalam mobil hanya ada keheningan kami berdua sibuk dengan pikiran kami masing-masing sesekali aku menatapnya dia tampak mengigit bibirnya sendiri dan mengetuk-ngetuk jarinya pada stir mobil entah apa yang di pikirkan oleh p'freen tapi ku harap dia bisa lebih terbuka padaku agar aku bisa mengerti apa yang sebenarnya membuat menjadi over protektif terhadap diriku aku mencoba berpikir positif mungkin itu adalah bentuk perhatiannya pada ku

My Sweet Sister (freenbecky) End ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang