/ᐠ。ꞈ。ᐟ\
 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄
Hari ini, Freya dan Radel akan kembali masuk sekolah. setelah beberapa hari cuti.
"Dasinya di pake, Del. Nanti upacara!" teriak Freya dari dalam kamar, sambil melemparkan dasi kearah Radel. Cewe itu kemudian sibuk mengobrak-abrik lemari pakaian. Mencari seragam basket Radel, yang akan dipakainya nanti. Padahal, kemarin Freya sudah menata rapi isi lemari itu.
Mood Freya pagi ini sedang kurang baik, karena dirinya bangun kesiangan. Dengan perasaan dongkol dan kesal Freya terus mencari baju basket milik Radel.
Ditambah lagi dengan penampilan Radel pagi ini, yang terlihat urak-urakan. Tidak rapi sama sekali. membuat parameter kekesalan Freya memuncak, setelah menemukan apa yang dicari, Freya segera mengambil dan memberikanya pada Radel."Bajunya, masukin yang bener!" titah Freya, melihat baju seragam Radel yang dikeluarkan.
"Kerahnya benerin, sama bajunya di kancing yang rapi!" lagi-lagi Freya dibuat mendengus kesal, kenapa cowo itu tak bisa rapi. Lihat saja, penampilanya sudah sama persis dengan preman-preman diluaran sana.
Radel yang masih merapikan bajunya hanya mengangguk dan berdehem saja, sebagi jawaban dari ocehan ibu hamil itu. yang notabenenya sekarang adalah istrinya sendiri.
"Lo juga tuh, ngapain make rok pendek gitu? mau pamer paha?"
"Maksud kamu apa? emang ada yang salah?" Freya merasa penampilanya baik-baik saja, sudah sama seperti siswi-siswi lain.
"Turunin dikit rok lo!" perintah Radel dengan tegas.
Freya tertohok, cewe itu lantas menunduk menatap roknya. "Turunin gimana? ini tuh udah pas."
"Buruan Fre, gausah ngeles. sekarang lo istri gue, jangan sampe mata cowo-cowo jlalatan liatin paha lo itu." ujar Radel begitu posesif.
Tak mau berdebat, Freya pun menurut. ia lantas menurunkan roknya. "Dah."
"Lagi!"
Freya kembali menurunkan roknya hingga sebatas dengkul. "Udah Del,"
"Hmm."
Radel segera pergi dari hadapan Freya, tak lupa sembari menggendong tasnya.
Sebelum ikut keluar, Freya menyempatkan bercermin, memastikan penampilannya sudah rapi."Semangat Freya." ucapnya pada diri sendiri, kemudian bergegas keluar, menyusul Radel.
Di meja makan, hanya ada roti yang bisa dimakan, karena memang mereka berdua tak ada yang memasak.
"Pagi-pagi jangan minum soda." cetus Freya, melihat Radel hendak meminum soda kalengan.
Freya menyingkirkan minuman kaleng itu dari hadapan Radel. kemudian menggantinya dengan segelas air putih.
"Minum air putih aja, apa mau susu?"
"Masih pagi, udah mesum aja Fre." desis Radel, melirik tajam Freya.
Deg.
Jantung Freya berdetak cepat, sepertinya cowo itu salah paham dengan ucapannya.
"Mak-maksudnya, susu yang di kulkas. bukan susu aku." jelas Freya begitu ambigu.
Tiba-tiba suasana menjadi canggung. Wajah Radel memerah, menyadari dirinya salah paham, ia pun memilih untuk diam. Tak mau membahas hal itu lagi.
•••
"Turun." titah Radel, membuat Freya mengernyit bingung.
Cewe itu melihat sekeliling, tak mengerti apa maksud dari ucapan Radel barusan. Padahal sekolah mereka masih berada di depan sana, tapi kenapa cowo itu menyuruhnya turun?