/ᐠ。ꞈ。ᐟ\
 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄"Lagi ngobrolin apa? Asik banget. Mami masuk aja sampe ga ada yang sadar." tanya Gracia sembari menghampiri anak-anaknya.
"Kita hanya ngobrol biasa aja kok, Mih. Mami sama siapa kesini?" Freya hendak bangkit, namun Radel langsung menahannya.
"Lo baring aja."
"Ada Mami, Del."
"Tidak apa-apa sayang, kamu baring aja." sahut Gracia.
Radel kembai membetulkan baju Freya, lalu sedikit menyingkir, memberi ruang untuk Gracia duduk disebelah Freya.
"Gimana keadaanmu, sayang? Udah baikan?" tanya Gracia penuh kelembutan. Ia sudah menganggap Freya seperti anak sendiri.
"Udah, Mih. Tadi Radel udah kasih Freya obat."
"Janin kamu gimana? Sehat kan?"
"Alhamdulillah sehat, Mih. Kata dokter, usia kandungan Freya udah mau dua bulan." ujar Freya antusias.
"Iyakah?"
Freya mengangguk cepat.
Gracia mengalihkan pandangannya ke Radel. "Del, kamu denger sendiri kan, kandungan Freya udah mau dua bulan, jadi kamua harus ekstra jagain Freya. Jangan samapai menantu Mami sama calon cucu Mami kenapa-napa." pesan Gracia.
"Iya Mih, Radael pasti jagain Freya."
Gracia tersenyum, kemudian mengalihkan kembali perhatiannya ke Freya. "Kamu udah ngidam belum sayang?"
"Udah, Mih."
"Ngidam apa?"
"Di elus Radel." jawab Freya tanpa ragu. Membuat Gracia yang mendengarnya menjadi tertawa.
"Ngidamnya Freya aneh banget kan, Mih. Masa ngidam minta di elus." sahut Radel.
"Mau gimana lagi, ini bukan kemauan aku, ini kemauan anak aku."
"Orang hamil kalau ngidam kadang emang suka aneh-aneh, Del. Jadi kamu harus siap-siap, jika suatu hari nanti ngidamnya Freya aneh-aneh, pokoknya kamu harus turutin itu. Biar cucu Mami gak ileran." ujar Gracia lalu terkekeh pelan.
Radel hanya diam dengan wajah datarnya.
tiba-tiba handphone Radel berdering, Radel yang melihatnya sontak mengambil benda itu dari nakas, lalu mengeceknya.
"Siapa?" tanya Gracia.
Radel mengedikkan bahunya. di handphonenya terdapat notifikasi dari nomor tak dikenal. Tak mau ambil pusing, Radel langsung mengabaikannya.
Ting.
Notifikasi kembali berbunyi, membuat atensi Radel beralih sebentar. Cowo itu segera membuka chat masuk dari nomor asing yang baru saja menelfonnya itu.
085222xxxx
hai Del.
Radel mengerutkan kening, heran memeprhatikan nomor asing itu. Darimana orang itu mendapatkan nomernya? Sedangkan ia tak pernah merasa memberikan nomernya asal, pada siapapun kecuali orang tertentu saja.
Di handphonenya saja , ia cuma mempunyai lima kontak. Yang tak lain adalah, kedua orang tua, kakak, dan kedua sahabatnya. Bahkan nomer Freya saja dirinya belum punya.
Lagi-lagi, tak mau ambil pusing. Jempolnya beralih ke ikon tombol blokir. Radel kembali fokus pada Freya dan Gracia.
***
Seorang gadis menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Tangannya meraih benda pipih yang berada di sampingnya. la tersenyum, lalu mulai mengetikkan sebuah pesan singkat di sana.