/ᐠ。ꞈ。ᐟ\
 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄"Del, itu bini lo ngapain bediri di tengah lapangan?" lontar Rollan memenunjuk 2F yang berdiri di tengah lapangan sambil hormat.
Radel yang tengah main basket menghentikan kegiatannya. Lantas melihat kearah yang di tunjuk Rollan. Keningnya berkerut heran.
"Di hukum kali." jawab Radel singkat, terlihat tak perduli.
Rollan melongo mendengar respon Radel yang hanya seperti itu. Tampak tak ada kekhawatiran sama sekali. "Lo ga khawatir? Panas banget lho ini." papar Rollan.
Radel hanya mengendikkan bahunya lalu melanjutkan kegiatan.
"Weh, Niel. Temen lo yang satu itu memang ga beres. masa tau bininya di hukum, gaada khawatirnya sama sekali." adu Rollan pada Doniel.
"Ya terus gue mesti ngapain?" tanya Radel, lelah menghadapi sikap bawel Rollan.
"Ya lo samperin kek."
"Buat?"
"YA SALAM! PUNYA TEMEN KOK BEGO BANGET!" pekik Rollan. Gemas sendiri dengan sikap Radel.
"Santai kali. kodamnya gausah di keluarin." timpal Radel, menatap sinis.
"Lagian lo, peka dikit ngapa." sembur Rollan.
"Bukannya ga peka. Gue cuma ngejaga Freya. Kalau gue samperin dia, nanti orang-orang pada curiga sama Freya. Lo kaya ga tau aja fans gue banyak disini. Gue takutnya nanti mereka ngebuly Freya." jelas Radel, datar.
Rollan menatap Radel dengan bangga, sontak langsung memeluk sahabatnya itu. "Ternyata lo mikirin Freya." ucapnya penuh dramatisir.
"Najis! lepas anjing! kringet lo lengket." upat Radel, melepas kasar pelukan Rollan. Sementara itu Doniel melengos pergi, muak dengan tingkah Rollan yang banyak drama.
"Coba sana, lo samperin Freya. Suruh duduk aja, liatin kita tanding." pinta Radel.
"Kenapa ga lo sendiri sih?" decak Rollan kesal.
"Kan, keliatan siapa yang bego. bahaya kalau gue. Mending lo aja, lo kan udah biasa deketin cewe, jadi udah pada ga kaget lagi." jelas Radel.
Rollan menghela napas, pasrah. Ia pergi menghampiri Freya. Membuat Freya dan Fiony mengernyit heran melihat kedatangannya.
"Fre, lo ngapain disini?" tanya Rollan basa-basi.
"Dihukum."
"Sama?"
"Bu Kinal."
Rollan mengangguk paham. "Duduk di sana aja yok, nonton gue sama Radel tanding." ajak Rollan.
"Hukumannya gimana?"
"Udah gapapa, ntar gue yang tanggung jawab." ujar Rollan meyakinkan.
"Ayo, Nur. Kebetulan aku pengen banget nonton Radel." ajak Fiony sangat antusias. Freya mengangguk. Tanpa aba-aba, Fiony menarik lengan Freya, membawanya lari.
Freya terkejut, tubuhnya tiba-tiba tertarik. "NTRI!!" pekik Freya, reflek memegang perutnya.
Wajah Freya berkeringat dingin. Tiba-tiba ia merasa pusing. Tak mau sampai pingsan, ia melepas cekalan tangan Fiony lalu berjongkok. Berusaha mengatur napasnya yang memburu.
"Kamu kenapa Nur?" panik Fiony, melihat wajah Freya yang pucat. "Maaf ya, gagra-gara aku kamu jadi gini." lanjutnya sangat merasa bersalah.
Freya menggeleng lemah, tersenyum tipis. "Aku gapapa kok." ucapnya lirih, coba meyakinkan Fiony.