/ᐠ。ꞈ。ᐟ\
 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄
Freya mengeliat dalam tidurnya. Berkali-kali ia mencoba untuk memejamkan mata, namun tak bisa.
Setelah selesai melakukan hubungan itu, Freya sama sekali tak bisa tidur. Beberapa kali dirinya coba mencari posisi yang nyaman, namun sama saja. Matanya sulit terpejam. ia merasakan sakit yang luar biasa pada perutnya.
Perlahan, gadis itu bangkit dari tidurnya. Ia melirik jam dinding yang bertengger di dinding kamarnya, masih menunjukkan pukul tiga dini hari. Freya bersandar di headboard, sembari memegangi perutnya. Matanya mengedar, melirik ke Radel yang masih tertidur pulas. Wajah cowo itu terlihat sangat lelah.
Freya mulai meringis pelan, merasakan perutnya yang semakin nyeri. Semalam, karena terlalu lelah selesai berhubungan, Freya membiarkan tubuhnya terekspos begitu saja tanpa sehelai benang pun.
"Del," panggil Freya pelan.
"Del, bangun Del. Perut aku sakit." panggilnya lagi. Tetapi, cowo itu masih nyenyak di dalam tidurnya.
"Hiks, Del. Bangun, perut aku sakit banget." Freya menggoyangkan bahu Radel sambil terisak.
Semantara Radel yang masih terlelap, merasakan kalu lengannya basah. Perlahan, Radel membuka matanya, terasa begitu berat, kepalanya juga terasa sangat pusing. Efek mabuk kemarin.
"Freya, kenapa lo nangis?" tanya Radel dengan nada khas bangun tidur. Radel belum menyadari kalau dirinya dan Freya sama-sama naked.
"Del, Perut aku sdakit banget." ucap Freya, menatap Radel dengan wajah sendu. Kedua tangan freya memegang kuat perutnya.
Mendengar itu, sontak Radel langsung bangkit dengan wajah paniknya. masih belum sadar kalau dirinya telanjang.
"Fre, baju lo kemana? Ngapain telanjang gitu depan gue? Lo sengaja mau mancing gue?" omel Radel.
Tangis Freya semakin keras. Perutnya sudah sangat sakit, ditambah Radel malah mengomelinya.
"Kamu yang buang pakaian aku semalem. Kamu juga yang buat aku telanjang kek gini." papar Freya dengan nada kesal.
Radel terdiam, wajahnya memerah.
Merasakan dingin yang tak seprti biasanya. Radel melihat ke tubuhnya. Lagi-lagi dirinya dibuat shock melihat tubuhnya yang telanjang. Sekarang ia sadar, semalem sudah ngapain aja sama Freya.
"del, sakit banget." rintih Freya. Menyadarkan lamunan Radel.
"Iya, sebentar. Gue ambil baju dulu, kita kerumah sakit." Radel segera turun dari ranjang, ia berjalan menuju lemari, mengambil celana serta kaos dan segera memakainya. Setelah selesai, Radel menghampiri Freya. Memberinya baju.
"Pake dulu." titahnya. Freya hanya mengangguk, lalu mengambil baju yang diberikan Radel.
Melihat Freya yang kesusahan memakai baju. Radel berinisiatif untuk membantunya.
"Sini gue bantu, biar cepet." Freya memberikan bajunya. Sekuat tenaga, Freya menahan agar tidak merintih kesakitan di depan Radel. Ia tak mau membuat cowo itu merasa bersalah.
Namun, tanpa Freya kasih tau. Radel paham, kalau sekarang ia tengah menahan sakit. Wajahnya terlihat berkeringat serta tubuhnya yang gemetaran. Tak tega melihat Freya yang kesakitan, Rael segera membopong tubuh Freya.
"Aku bisa jalan sendiri, Del."
"Udah, diem aja. Gue tau lo lagi kesakitan, kalau jalan sendiri yang ada nanti makin sakit." jelas Radel.