part18

1.6K 214 14
                                    

/⁠ᐠ⁠。⁠ꞈ⁠。⁠ᐟ⁠\
 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄


"Fre, mau beli ini ga?" tawar Radel sambil menunjukkan coklat pada Freya.

"Mau!"

"Ambill gih."

Dengan antusias, Freya mengambil banyak coklat dan memasukkannya kedalam troli belanja, lalu kembali berjalan. Membuat Radel mengikutinya dari belakang.

"Del, aku mau beli ini." Freya menunjukkan permen kapas.

"Gak, lo gaboleh makan kek gitu. Beli yang lain." tolak Radel. Merebut permen kapas dari tangan Freya lalu meletakkannya kembali ke tempat semula.

Freya mengerucutkan bibirnya, kesal. "Ih... Aku mau itu Del." rengeknya.

"Ga boleh, Freya. Ini banyak banget gulanya. ngga baik loh, buat ibu hamil muda." jelas Radel.

"Gapapa, aku mau cobain satu aja." kekeuh Freya.

"Kalau gue bilang engga, ya engga. Jangan bantah, gue lakuin ini juga demi kebaikan lo. Nanti kalau lo sakit gimana, Freya? Siapa yang repot coba?" ujar Radel tegas.

Wajah Freya terlihat sangat murung. Bibirnya melengkung kebawah.

"Kakak cantik, ini cobain punya Nino aja, enak tau." tiba-tiba entah darimana, seorang anak kecil, mungkin berusia lima tahunan datang menghampiri Freya dan Radel. Anak itu menawarkan permen kapas pada Freya.

Wajah Freya yang tadinya murung kembali ceria. Ia menyamakan tingginya dengan anak laki-laki kecil di depannya. Dengan antusias, ia menerima tawaran permen kapas itu.

"Gimana? Enak gak kaka cantik?" tanya bocil itu.

Freya mengangguk senang. "Enak banget, kakak mau lagi boleh?" tanya Freya ragu-ragu.

"Boleh dong, Nino kan laki-laki baik, gak kayak Abang jelek itu," balas si bocil sembari melirik Radel.

"Apa lo, cil! Liatin gue sinis gitu, mau gue sleding?" seru Radel, berkacak pinggang.

"Solly ye, Nino gak minat."

Freya di buat tertawa ngakak dengan ucapan bocil itu. Bisa bisanya dia melawan seorang Radel.

"Nama kamu Nino?" tanya Freya dan bocil itu mengangguk.

"Iya kakak cantik. Nama aku Nino, bagus gak?" tanya bocil itu dengan tatapan genit.

"Bagus banget." Freya tersenyum manis sembari mengusap kepala bocil itu dengan lembut. membuat si bocil tersenyum lebar. memperlihatkan deretan gigi-gigi kecilnya.

"Kakak cantik mau gak, jadi pacal aku? Kata Abang, kalau liat cewe cantik, langsung di tembak aja." ujar Nino dengan tatapan polosnya.

(Fix ini, Abangnya ga beres. Masa ngajarin bocah sekecil ini pacaran.) batin Freya.

Sementara Radel. Ia yang mendengar bocil itu baru saja nembak Freya, langsung menarik tangan Freya, membawanya mendekat. "Heh, cil! Enak aja lo nembak istri gue." ketus Radel. "Mending lo belajar aja sana! ngomong huruf 'R' aja belum bisa, udah ngajakin bini orang pacaran." lanjutnya kesal.

"Del, jangan gitu. Masa sama anak kecil kasar kek gitu sih," tegur Freya. Mencubit pinggang Radel pelan.

"Biarin. Lagian nih bocil siapa sih, tiba-tiba dateng ngajak lo pacaran." gerutu Radel kesal.

Perhatian Freya teralihkan, saat bocah di depannya itu menarik-narik ujung baju Freya. Membuatnya kembali berjongkok. "Kenapa?"

"Jadi gimana? Kakak cantik mau gak jadi pacalnya Nino? Nanti Nino beliin pelmen kapas yang banyak kalau kakak cantik mau telima Nino." ujar Nino. Membuat Freya tergelak mendengar ucapannya.

karam?el 【FreDel】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang