/ᐠ。ꞈ。ᐟ\
 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄Radel berdiri dari kursi dan mengambil tas sekolahnya yang tergeletak di sudut ruangan. "Gue berangkat sekolah dulu. Mulai besok lo home schooling, ya," pamitnya sambil melirik ke arah Freya yang masih terbaring di kasur. Senyum simpul terukir di bibirnya, mencoba menenangkan hati Freya yang terlihat sedih.
"Iya, Radel. Hati-hati, jangan ngebut," balas Freya.
Radel hanya mengangguk. "Jangan lupa nanti makan, sarapan udah gue siapin di bawah. Inget, jangan makan ice cream lagi," ujar Radel, menatap wajah Freya dengan lekat.
"Iya, iya. Suami aku yang paling bawel," balas Freya, mendengus sebal.
Radel mengangguk singkat. Ia menatap Freya sebentar, sebelum akhirnya dia keluar dari kamar.
Sementara Freya, perempuan itu tersenyum lebar sembari memandangi punggung Radel yang mulai menghilang di balik pintu.
"Lucu banget Radel, kalau bawel gini," ucap Freya seraya tersenyum lebar.
▼・ᴥ・▼
"Del, Freya mana?" tanya Fiony. Sedari tadi ia terus menunggu Freya di parkiran sekolah bersama Rollan dan Doniel.
"Di rumah."
"Nggak sekolah?" timpal Fiony.
"Gak! Mulai besok dia home schooling," jawab Radel datar.
"Yah. Sayang banget, gue jadi nggak punya teman nih. Btw, kenapa Freya home schooling? Padahal semua murid udah tau, kalau kemarin Freya hanya difitnah. Si pelaku juga udah buat klarifikasi," cecar Fiony.
"Walaupun Flora udah buat klarifikasi, tapi gue tetep aja nggak bisa tenang kalau Freya tetep sekolah. Lo pikir, setelah semua orang tau kalau gue sama Freya suami istri, Freya masih bisa sekolah dengan tenang? Nggak 'kan, pasti banyak orang yang bakal gangguin dia," jelas Radel. Dengan ekspresi wajah datar dan khawatir.
Fiony hanya mengangguk pelan. "Ya udah, nggak pa-pa kalau ini demi keselamatan Freya. Gue nggak boleh egois, gue juga harus ngertiin Freya sekarang," ujar Fiony.
"Fi, santai aja. Walaupun Freya udah nggak sekolah, tapi lo masih ada kita. Lo boleh gabung sama kita di sekolah, kalau lo ngerasa kesepian," ucap Rollan.
Fiony tersenyum tipis. "Thanks, bro. Ya udah, gue ke kelas duluan ya," pamit Fiony. Segera pergi dari parkiran sekolah. .
"Del, mau bolos nggak? Kebetulan gue bawa rokok nih," tanya Rollan, seraya memperlihatkan sebungkus rokok di saku celananya.
"Nggak dulu deh, gue mau fokus belajar," jawab Radel yang membuat Rollan dan Doniel tersedak air liurnya sendiri.
"Demi apa? Lo bicara seperti ini? Lo habis mimpi apa Del. Tumben banget," tanya Rollan dengan ekspresi wajah tak percaya.
"Gue mau belajar, biar gue bisa buktikan sama Bokap. Kalau gue bisa jadi seperti Zean. Kalian lihat aja, ujian sekolah nanti, gue bakal dapat rangking," ujar Radel.
Doniel menepuk bahu Radel dengan lembut, menatap matanya yang penuh tekad. "Good. Gue bakal dukung lo terus, gue yakin pasti lo bisa," ucapnya penuh semangat sambil tersenyum lebar. Radel merasakan energi positif itu mengalir dalam dirinya, membuat tekadnya semakin mantap.
~~~
Saat Radel berjalan sendirian melewati depan ruang guru, ia melihat ada seorang murid dengan penampilan culun yang tengah berbincang dengan guru. Sepertinya mereka tengah membicarakan tentang lomba olimpiade.
