Radel berjalan menuju kelasnya.
raut wajahnya datar tanpa ekspresi, namun admosfer di sekelilingnya terasa begitu mencekam, sorot matanya tajam menampilkan emosi yang meluap. dipadukan dengan posturnya yang tinggi tegap, membuat siapapun akan bergidik ngeri dan langsung menghindar ketika berpapasan dengan Radel.Seragam sekolah yang sengaja dibiarkan terbuka, memperlihatkan kaos hitam polos didalamnya, serta bagian lengan yang digulung. membuat aura bad boy tercetak jelas pada dirinya.
"wedeh, kesambet apaan lo jam segini udah nyampe sekolah?!" lontar Rollan yang sedang bermain game bersama Doniel di meja pojok belakang kelas.
"tumben-tumbenan, pasti ada sesuatu nih." ujar Doniel dengan satu alisnya yang terngkat.
"kagak elah, lagi pengen ngerasain udara pagi aja." sahut Radel sambil terkekeh kecil sembari melemparkan tas kebangkunya, kemudian duduk di tepi meja Rollan dan Doniel.
"oioya del, kemaren setelah lo pulang si amir datengin tongkrongan kita, nantangin lo balapan... mau lo terima gak?" papar Rollan
"kapan?"
"nanti pulang sekolah."
"tapi gila juga ya tuh orang. motor jamet gitu berani nantangin motor lo." sosor Doniel.
"katanya udah di boreup sih niel." sahut Rollan.
"kata gue mah, yang perlu di boreup otaknya sih bukan motornya." sontak Doniel dan Rollan pun tertawa, sementara Radel hanya tersenyum tipis, mengangkat sebelah bibirnya.
menyadari sikap Radel yang masih sama seperti kemarin sore, membuat Rollan dan Doniel menghentikan tawanya.
"lo beneran gamau ceritain masalah lo del?"
Radel terkejut dengan ucapan Doniel itu, lalu ia mencoba tertawa agar kedua sahabatnya tak mengkhawatirkannya. "bukan masalah besar kok, lagian gue udah ga mikirin itu. cuma lagi laper aja ini, dari semalem belum makan."
"yaelah, gue kira lagi meratapi nasip. hahaha... yaudah sekarang kita kekantin aja, makan sepuas kalian. gue yang traktir mumpung banyak duit nih, semalem habis jp." cetus Rollan. membuat Doniel dan Radel tersenyum kegirangan. pertemanan mereka memang tak pernah itung-itungan soal uang.
"oke gass" Radel dan Doniel langsung mengangkat tubuh Rollan dan menggotongnya, berlari menuju kantin.
tentu saja kelakuan mereka menjadi pusat perhatian orang-orang, meski sering berbuat onar namun sering juga tingkah random mereka cukup menghibur bagi murid-murid disana.
khususnya bagi para cewe-cewe,
banyak yang terpesona dengan ketampanan mereka.
untuk urusan visual, mereka bertiga memang masuk kedalam jajaran top tier di sekolah ini, serta di dukung latar belakang mereka yang berasal dari keluarga terpandang.
membuat cewe manapun akan terbuai dan tenggelam dalam pesonanya.begitu sampai di kantin, bel masuk pun berdering.
tapi tentu saja mereka bertiga tidak perduli, justru malah memesan makanan dalam jumlah banyak.
mereka berniat akan kemabali ke kelas setelah istirahat pertama.• • •
pelajaran sudah berlangsung lebih dari setengah jam. namun Freya, cewe itu malah terlihat melamun dengan pandangan kosong.
Miss Celine sudah beberapa kali memperhatikan muridnya itu, yang tidak fokus didalam kelasnya. kesabarannya sudah habis, Miss Celine pun mendatangi meja Freya."FREYA!, tolong perhatikan kalau saya sedang mengajar!" tegur Miss Celine cukup keras hingga suaranya bergema keseluruh ruangan.
namun Freyan masih tak bergeming.