responsibility

1.6K 203 3
                                    





⁠✧


Sepulangnya Radel langsung menuju kekamarnya.

ia sempat dibuat heran ketika pintu kamarnya sudah terbuka. langkahnya terhenti di ambang pintu untuk mengamati situasi, dan ternyata sudah ada kakaknya yang sedang duduk di tepi ranjang, menatap kearahnya. mau apa dia?, tak biasanya kakaknya itu masuk kedalam kamar miliknya.

Radel bersikap cuek, tak menghiraukan keberadaan Zean.

ia masuk, meletakkan tas dan mengganti pakaian kemudian berniat untuk segera pergi kembali.

"del." panggil Zean seraya berdiri, menghentikan Radel yang sedang melangkah kearah pintu.

Radel berbalik. "ada perlu apa?, to the point aja!"

Zean mendekat. "del... tolong gantiin gue, nikahin freya."

mendengar itu Radel langsung memicingkan matanya. "hah?, gue ga salah denger nih?"

"gue udah banyak bantuin lo del, kali ini aja gue minta tolong sama lo."

Radel pun tertawa mendengar penuturan Zean. "kasus kita beda bro, ngotak dikit lah kalau mau minta tolong... tolong beliin makan kek, tolong servisin motor kek., lah ini... minta tolong kok buat nikahin cewe yang udah lo hamilin... lo masih waras gak bro?!" Radel berpaling hendak pergi meninggalkan ruangan itu.

"gue kasih lo dua pilihan!"

lagi-lagi ucapan Zean menghentikan langkah Radel yang kemudian berbalik kembali menghadap Zean dan menatapnya tajam.

"apa yang lo rencanain hah?!" Radel paham betul kalau kakaknya itu sangat licik, yang akan memanfaatkan apapun untuk mencapai tujuanya, terlepas cara itu benar atau salah.

"lo nikahin freya, atau... semua kasus lo yang gue tutupin selama ini dari sekolah maupun dari bokap, gue bongkar."

kali ini Radel terdiam, meski tadi dibilang pilihan tapi yang Zean ucapkan itu sama sekali bukan pilihan, lebih cocok disebut ancaman.

jika semua kasusnya dibongkar, sudah pasti dirinya akan dikeluarkan dari sekolah.
ah nanti kan tinggal cari sekolah lain.
tunggu dulu,
dengan semua catatan buruknya, apa masih ada sekolah yang mau menerima dirinya?
kalaupun ada, apa orangtuanya masih mau membiayainya?
masih untung kalau hanya dikeluarin dari sekolah, gimana kalau dikeluarin dari KK juga?

mau bagaimanapun hidup Radel saat ini masih sangat bergantung pada keluarganya itu.

"hahah... setelah lo hancurin masadepan freya , sekarang lo mau hancurin masadepan gue juga?" Radel tak menemukan celah untuk melawan, hanya bisa mengepalkan tangan, menahan emosi sebisa mungkin.

"masadepan??, emangnya orang kayak lo punya masadepan?"

BUGH!!!

Radel memukul wajah Zean dan segera meninggalkan ruangan itu.

"gue kasih waktu sampe bokap pulang!!" teriakan Zean masih terdengar jelas di telinga Radel.

ketika melewati ruang tengah dirinya mendengar suara batuk dari arah dapur, merasa tidak asing ia pun segera mengeceknya.

"loh mih... mau ngapain?" tanya Radel dengan khawatir ketika menemukan ibunya, Gracia, berada di dapur.
pasalnya maminya itu kesehatanya sedang menurun akhir-akhir ini.

"mau ngambil minum del" jawab sang ibu dengan wajah pucatnya.

"kenapa ga minta tolong bibi aja?, mami kan masih belum pulih."

"gapapa... lagipula mamih bosen dikamar terus."

Radel menghampiri Gracia dan membantunya membawa segelas air minum. "tapi jangan keluyuran sendiri dong mih, sekarang radel anter kekamar lagi ya?."

karam?el 【FreDel】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang