/ᐠ。ꞈ。ᐟ\
 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄"Niel, kenapa Radel belum juga bangun? Sebenarnya Radel kenapa?" tanya Freya dengan raut wajah cemas.
"Tenang ya, Fre. Sebentar lagi Radel juga bangun, " balas Doniel. Mencoba menenangkan Freya yang terus terisak, menangisi Radel yang masih terbaring lemah di brankar.
Tadi, saat mereka hendak pulang dari mall. Tiba-tiba saja Radel mimisan dan tak sadarkan diri. Hal itu tentu membuat Freya dan kedua sahabatnya merasa cemas dan langsung membawa Radel ke rumah sakit.
"Aku nggak mau kehilangan Radel. Gimana aku bisa hidup tanpa Radel," lirih Freya seraya menangis.
Doniel yang tak tega melihat Freya terus menangis, langsung memeluknya dan menenangkan perempuan hamil itu. "Udah, ya, Fre. Jangan nangis terus, kasian bayi lo kalau lo nangis terus," ujar Doniel menenangkan.
Sementara Rollan, laki-laki itu tengah berbicara dengan dokter yang tadi memeriksa Radel. "Dok, gimana sama kondisi sahabat saya?" tanya Rollan.
Dokter menghela napasnya pelan, sebelum akhirnya ia berbicara. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, semua kondisi tubuhnya Radel sehat," jawab Dokter, membuat Rollan menggeleng pelan, nampak tak percaya dengan ucapan dokter.
"Tapi kenapa dia mimisan? Tiba-tiba Radel tidak sadarkan diri. Dokter nggak bohong 'kan?" tanya Rollan dengan tatapan mengintimidasi.
"Saya tidak berbohong, tidak ada yang saya tutupi. Kondisi tubuh Radel memang baik-baik saja, Dia hanya kelelahan atau mungkin banyak pikiran. Biarkan dia beristirahat, dalam dua, tiga hari pasti sudah membaik." jelas dokter.
Rollan mengangguk singkat, "Baiklah, kalau begitu. Saya pergi dulu," pamit Rollan. Keluar dari ruangan dokter.
Rollan membuka pintu ruangan Radel. Dari arah ambang pintu, ia melihat Doniel yang tengah memeluk Freya seraya memerhatikan wajah pucat Radel yang terbaring lemah di brankar.
"Radel belum bangun juga?" tanya Rollan membuat Doniel dan Freya menengok kearahnya.
"Belum, dari tadi dia sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda dia bakal bangun," jawab Doniel. Sementara Freya langsung mendekati Rollan.
"Apa kata Dokter? Radel kenapa?" cecar Freya dengan cemas.
"Radel baik-baik aja, Fre. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, cuma di suruh istirahat aja." jawab Rollan.
"Tapi kenapa Radel mimisan? Kalau dia baik-baik aja nggak mungkin tiba-tiba Radel nggak sadarkan diri," sentak Freya. Perempuan itu kembali menangis, dan mendekati Radel. Freya menggenggam tangan Radel erat.
"Del, aku mohon bangun. Jangan buat aku khawatir," lirih Freya disela-sela tangisannya.
Doniel menghampiri Rollan. "Dokter bilang apa?" tanyanya berbisik.
"Dokter bilang Radel baik-baik aja. Cuma kelelahan sama banyak pikiran katanya. Tapi, melihat banyaknya kejadian belakangan ini wajar aja sih kalu Radel jadi banyak pikiran, terutama kejadian tentang Freya di sekolah kemaren." jelas Rollan berbisik.
"Bangun Del, jangan buat aku khawatir," lirih Freya terus memanggil-manggil nama Radel.
"Enguhhh.." lenguhan panjang terdengar, membuat semua orang menatap ke arah sumber suara.
"Freya..." panggil Radel pelan. Ia mengerjapkan matanya pelan, berusaha menyesuaikan dengan cahaya yang berada di sekitarnya.
"Radel?!" pekik Freya. Perempuan itu segera memeluk tubuh Radel dengan erat. Dia benar-benar merasa sangat khawatir, ia takut jika terjadi sesuatu dengan suaminya.