part12

1.5K 218 11
                                    

/⁠ᐠ⁠。⁠ꞈ⁠。⁠ᐟ⁠\
 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄





"Btw, lo sama Freya kenapa ga masuk sekolah?" tanya Doniel, duduk disebelah Radel dan langsung mencomot sebuah apel.

"Semalem Freya sakit perut, jadi, tadi pagi gue bawa dia periksa ke dokter." jawab Radel.

"Whaaat?! Freya sakit? Kok bisa sih? Pasti gara-gara lo ga becus jagain Freya!" pekik Rollan dengan begitu hebohnya.

Tak.

Sebuah sendok yang di lemparkan Radel, menghantam tepat di dahi Rollan. "Enteng banget tuh mulut, ngatain gue ga becus jagain Freya." cetus Radel melirik sinis.

"Hayolo, Llan. si Radel merajuk. Lagian tuh mulut kalau ngomong gapernah pake filter." sahut Doniel memanas-manasi suasana.

"Kan bisa aja, mana kemaren lo lagi mabok juga kan. Pasti lo ngelakuin hal aneh ke Freya, makannya Freya bisa sampe sakit perut." cletuk Rollan.

Membuat Radel terdiam. Memang benar sih apa yang dikatakan Rollan, dirinya lah yang menjadi penyebab Freya sakit. Andai saja ia tak menyentuh Freya, pasti gadis itu akan baik-baik saja.

"Kenapa diem? Apa yang udah lo lakuin ke Freya?" tanya Rollan.

"Gue sentuh dia kemaren, tapi itu karena gue gak sadar." ungkap Radel.

"HAAA?! YANG BENER AJA DEL!!" kaget Rollan dan Doniel kompak. Sementara itu Freya hanya diam, meremas ujung bajunya, merasa sangat gugup.

"Gilak! keren bat sahabat gue udah gak perjaka lagi." heboh Rollan. Tersenyum mengejek menatap Radel.

"Rasanya gimana Del?" lanjutnya begitu penasaran.

"Gausah bahas itu, ntar kalian jadi ngebet pengen nikah." kekeh Radel, mencomot potongan buah apel, lalu memakannya.

"Ga asik lo Del. Gamau cerita." seru Rollan.

"Gue gamau bahas itu, lo paham kan?!" tegas Radel, benar-benar tak ingin membahas hal tersebut. Apalagi didepan Freya, Radel melirik kearah Freya yang tengah menunduk. Rollan yang paham dengan kode itupun mengangguk kecil.

"Fre, mau coklat gak? kebetulan nih tadi sebelum kesini gue mampir beli ini." Rollan memperlihatkan dua bungkus coklat di tangannya.

Wajah Freya yang tadinya menunduk, langsung terangkat begitu mendengar kata 'coklat'. Sebelum mengambil coklat dari tangan Rollan, Freya melirik Radel lebih dulu, seolah bertanya dirinya boleh menrimanya atau tidak.

Paham dengan tatapan Freya, Radel mengangguk kecil. Hal itu membuat senyum Freya merekah.

"Makasih, Llan. Kamu baik banget." ucap Freya setelah mengambil dua bungkus coklat dari tangan Rollan.

"Sama-sama bumil. Makannya dikit-dikit ya, jangan langsung dihabisin semua." balas Rollan sambil tersenyum manis.

"Gausah senyum-senyum gitu sama bini gue!" sinis Radel, ingin melempar sendok lagi.

"Lo kenapa sih Del, sinis mulu sama gue, heran. Udah kayak cewe PMS aja lo." seru Rollan bersiap kalau-kalau Radel melemepar sendoknya.

"Llan, bini gue lagi ngidam." ujar Radel, membuat kening Rollan berkerut.

"Terus?"

"Cuma lo yang bisa turutin kemauan bini gue. Kalau lo gak turutin, nanti anak gue ileran." jelas Radel yang semakin membuat Rollan bingung.

"Emang Freya ngidam apa?"

"Aku mau liat kamu pake daster, terus di dandanin." jawab Freya begitu antusias. Tanpa rasa bersalah sama sekali.

karam?el 【FreDel】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang