Mengandung adegan dewasa.
[REVISI]"
“Kau memang sudah telanjur terjebak bersamaku, [Name]. Maka dari itu serahkan dirimu padaku, aku akan memujamu seumur hidupku.”
Deru napas [Name] terasa sangat berat, ia terengah-engah dengan suhu tubuh yang kian meningkatkan. Jantung [Name] berdebar kencang, aliran darahnya memompa cepat saat mengetahui semua pakaiannya telah jatuh berserakan di lantai. Seluruh permukaan kulit gadis itu meremang kala melihat Jonggun menanggalkan kemejanya, memperlihatkan perawakan berototnya yang dipenuhi tato, lantas membuat [Name] tersipu malu ketika memperhatikan penampilan maskulin milik Jonggun, menimbulkan desiran aneh saat membayangkan bahwa tubuh kuat-tegas itu akan mendominasinya dalam waktu dekat.
Jonggun menghela nafas pelan– sedikit menggeram dan mendesah rendah, tangan kasarnya membelai-menggenggam erat paha [Name] lalu membungkuk diantara kedua kaki sang gadis, memberikan sentuhan halus dan mengecup paha bagian dalam gadis tersebut.
Masing-masing lengan Jonggun melingkar di kedua paha [Name], membukanya lebar-lebar, membuat sang empu menelan ludah dan terjingkat seraya melenguh pelan kala lidah pria itu terjentik menyentuhnya. Park Jonggun terus memujanya dengan cara memabukkan, menuntunnya masuk dalam kesenangan yang belum pernah [Name] temukan, hingga desahan lembut berhasil lolos dan seluruh tubuhnya bergetar halus.
[Name] merasa terbakar dan egonya meningkat, mengetahui bahwa Jonggun benar-benar mendambakannya, haus akan dirinya. Tidak seperti yang terlihat, pria tersebut memanjangkannya dengan cara begitu lembut, penuh kehati-hatian namun menuntut. Membawa dirinya hanyut terbawa perasaan baru. Rintihan pelan kembali terdengar panas, mengundang geraman Jonggun yang masih menghujaminya dengan cumbu mendebarkan dibawah sana. Jemari kaki [Name] menekuk bersamaan, napasnya tertahan sejenak dan helaan kelegaan keluar saat ia berhasil mendapatkan yang diinginkan.
“Sungguh, rasanya jauh lebih baik dibandingkan yang kubayangkan.” Kata Park Jonggun dengan seringai tipis-diiringi hembusan napas berat. Menjilat bibirnya sekilas lalu mengigit ringan paha dalam gadis tersebut, menyebabkan [Name] menggeliat resah seraya menutup mata. Kecupan Jonggun kian menyebar sampai ke perut, terus bergerak naik hingga berada di puncak dadanya. [Name] terkesiap, sedikit tersentak merasakan mulut dan lidah Jonggun yang lihai memanjakan tubuhnya. Gadis itu lantas meremas pelan rambut Jonggun, mengigit bibirnya menahan erangannya kala merasakan sensasi yang tak tergambarkan, sentuhan-sentuhan Jonggun sukses membuat [Name] melayang.
Jari Jonggun perlahan-lahan menyelinap masuk kedalam dirinya, membuat sang empu gelisah dan merintih pelan karena perasaan tak nyaman. Jonggun mendongak, menatap mata sayu [Name] dalam-dalam kemudian meraih bibirnya, menuntun gadis itu agar menikmati ciuman penuh gairah dan kasih sayang. Pelan-pelan, seiring detak jantung yang kian mengencang, pria tersebut tampak tergesa-gesa menekan dirinya guna memperdalam ciuman. Gerakan tangan Jonggun juga lebih berani dan sedikit kasar dibandingkan sebelumnya, menciptakan getaran serta erangan sang gadis diantara ciuman.
Jantung [Name] seolah berhenti berdetak, ia menahan nafasnya saat Jonggun menjejalkan paksa jari lainnya. Gadis itu langsung menghentikan ciuman dan reflek meremas lengan pria tersebut sembari menggeram menahan sakit, keningnya mengernyit dan matanya terpejam erat. Jonggun menatap [Name] yang terguncang, mengecup leher gadis itu-menggoda tubuhnya dengan belaian lembut, berusaha mengalihkan perhatian sembari menggerakkan tangannya lebih cepat di bawah sana, pria itu lalu berbisik tepat ditelinga [Name] yang semakin gemetar-menahan airnya matanya. “Tahan, ini bahkan belum cukup longgar untuk menerimaku nanti. Ku mohon, jangan menyerah.”
[Name] menutup mata dengan lengannya, masih tersengal-sengal saat Jonggun menarik jari-jarinya keluar membuat gadis itu bernafas lega. Akan tetapi, seluruh sendi [Name] kembali menegang kala mendengar suara sabuk yang dilepas.
Dengan perasaan gugup [Name] membuka mata. Sekali lagi, ia dibuat tak bernafas saat melihat ukuran milik Jonggun. Pria tersebut merangkak ke atas tubuhnya, mengecup bibir [Name] sekilas lalu memintanya dengan suara pelan sambil mengelus pahanya yang gemetar. “Lebarkan kaki mu, sayang.” Pinta Jonggun seraya menarik kedua kaki gadis tersebut agar menjauh, mulai menekan dan menanamkan dirinya. Perlahan-lahan terus mendorong pinggulnya lebih dalam sambil menggeram hingga keduanya benar-benar menyatu. Hembusan nafas Jonggun semakin berat. Memberikan jeda waktu beberapa saat, sembari menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik [Name] terlihat sedang kesakitan. Jonggun mengelus pipi gadis itu dan menyeka air mata yang hampir mengalir dari sudut matanya.
“Percayalah, sakitnya tidak akan lama.” Ucap Park Jonggun berupaya menenangkan. Dirasa [Name] sudah tenang, Jonggun menggenggam pinggangnya lalu mulai bergerak pelan namun tetap intens di setiap pertemuan. Lama kelamaan, rasa sakit itu berubah menjadi sesuatu yang memabukkan, rintihannya beralih menjadi desahan. Jonggun semakin berani memuja gadis tersebut dengan dorongan lebih dalam. Kegiatan keduanya kian memanas, perasaan asing dari dalam tubuh [Name] membuncah meminta agar terus Jonggun memanjangkannya.
Ternyata jauh lebih menyenangkan dibanding yang Jonggun pikirkan. Tubuh kecil-feminin [Name] bergerak menggoda seirama dengan ritme permainan intim darinya. Helaan nafas gadis tersebut membuatnya terlena, terpukau akan ekspresi mendayu gadis yang sedang ia ajak menyelami kenikmatan bersama. Park Jonggun menjadi tidak sabaran, mencondongkan tubuhnya menerjang [Name] dengan ciuman menuntut, menekannya dan buru-buru. Gerakan pria itu berubah tergesa-gesa, terbuai oleh kesenangan yang menakjubkan dibumbui dengan panasnya gairah. [Name] lagi-lagi menutup matanya dan merapatkan pahanya karena merasa hampir menyentuh puncak. Derit ranjang bergoyang serta sprei yang berantakan, menjadi saksi bisu diantara keduanya yang dipenuhi hasrat dan keinginan.
Tangan [Name] meraih tengkuk Jonggun, menariknya lebih dekat untuk memperdalam ciuman. Gadis itu juga mulai berani melingkarkan kakinya dipinggang Jonggun. Sama-sama mengeluarkan pekikan tertahan kala telah mencapai kesenangan. Napas [Name] memburu, matanya terasa berat dan sayu, tubuhnya masih bergetar halus. Sedangkan Jonggun tersenyum kemudian menyeringai, membelai garis pinggang gadis tersebut dengan sentuhan lembut, terus memperhatikan [Name] yang kini menutup matanya rapat-rapat.
“Ugh, G-Gun.” [Name] terperanjat membuka matanya lebar-lebar, terkejut atas tindakan Jonggun yang begitu mudah membalikkan posisi tubuhnya menjadi tengkurap. Tangan besar pria itu menggenggam dengan cengkeraman tegas di pinggul [Name]- menariknya ke atas agar terangkat, mengandalkan lututnya sebagai tumpuan.
“Jangan tutup matamu, sayang. Siapa yang memperbolehkan mu tidur, hmm? Hari masih terlalu panjang untuk mengakhirinya sekarang.” Lanjut Jonggun kemudian menciumi bahu gadis itu dari belakang. Menekan dirinya jauh masuk ke dalam, mengulangi bagaimana keduanya mendapatkan kenikmatan menyenangkan dengan sensasi yang memabukkan. Karena semuanya baru dimulai dari sekarang, sebab sebelumnya Jonggun masih menahan diri, ia bersikap lembut bertujuan agar [Name] lebih dulu mengenal dan terbiasa dengan dirinya, sebagai awalan dari malam panjang keduanya.
Tbc.
UHUK! APA INI!? (゜o゜;
Muehehe.
Anu, karena baru banget ini bikin full part beginian jadi masih ngerasa banyak kalimat yang tidak sesuai. Soalnya, pas baca ulang ngerasa "Ugh, tidak menggairahkan kan." Makanya diperbaiki ngahahaha.
Sekian Terimakasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHAIN | LOOKISM
Fanfiction❝Jika aku tidak bisa membuatmu tersenyum maka aku akan membuatmu menangis. Semakin cantik dirimu semakin ingin aku menghancurkan mu.❞ Park Jonggun x Reader as Yoo [Name]