CHAIN | LOOKISM

4. Can't be trusted

Alih-alih menginjak pedal gas menuju apartemen miliknya, Park Jonggun memutar kemudinya kearah sebaliknya. Berhenti di seberang sebuah rumah makan khas Korea yang terlihat tengah dipadati pembeli, ekspresinya tak berubah saat menemukan Yoo [Name] tengah melayani pelanggan. Wajah ayu gadis itu tampak kelelahan kala mengantar pesanan ke setiap meja. Jonggun kemudian menurunkan kaca jendela mobil, tatapan tajamnya terus memperhatikan setiap gerak-geriknya sembari menyalakan rokok.

Park Jonggun masih berada di sana cukup lama hingga rumah makan itu sebentar lagi akan tutup. Ia bisa melihat [Name] bersama pekerja lainnya masih sibuk dengan tugasnya, dan gadis itu mendapatkan bagian membersihkan meja. Setelah beberapa saat, akhirnya [Name] keluar sambil memainkan ponsel. Pria tersebut kembali menarik sudut bibirnya tipis, melempar putung rokok yang sudah kesekian kalinya- mengambil ponsel juga dan menghubungi [Name] sambil terus memperhatikannya dari jendela. Ia terkekeh mendapati wajah sedikit terkejut gadis itu saat menerima panggilannya. "Pekerjaan mu sudah selesai, kan?"

"Lho, bagaimana kau bisa tahu?"

Mendengar jawaban itu Jonggun mendengus geli, terus menatap pergerakan [Name] sambil mengetuk-ngetuk dashboard mobil, menjahili gadis itu bukan bagian dari keinginannya tapi setelah melihat reaksi [Name]-Jonggun merasa ingin meneruskan tindakannya, pria tersebut lantas membalas dengan suara tenang dan meyakinkan. "Hanya menebak."

"Benarkah? Kebetulan sekali, Gun. Tebakan mu sangat tepat, aku baru saja keluar dari tempat aku berkerja." Jelas gadis itu tampak tak sedikitpun menaruh kecurigaan, sambil menoleh ke sana-kemari menatap kendaraan yang sesekali melintas. Sedangkan Jonggun mulai menyandarkan kepalanya, semakin berekspresi puas mendapati wajah menggemaskan yang tampak sedikit kebingungan di seberang sana.

"Apa kau mengenakan jaket coklat sekarang?" Lanjut pria tersebut melancarkan aksinya, menikmati hal-hal kecil yang gadis di sana lakukan, sesaat setelah ia berkata demikian Jonggun dapat melihat [Name] yang kini benar-benar terkejut dengan mata yang melebar sempurna.

"Gun bagaimana bi– Ah, pembohong! Kau pasti sedang mengawasi ku, kan? Aku yakin kau berada di salah satu mobil di depan sana." Wajah [Name] awalnya tampak tertegun karena sempat terpengaruh, namun gadis tersebut langsung menyipitkan matanya mulai menyadari maksud pria tersebut, ekspresinya mendadak skeptis lalu menyebar pandangannya guna mencari keberadaan Jonggun. Si pelaku hanya terkekeh geli tak menyangkal apa yang dikatakan [Name], jika diteruskan pun Jonggun yakin gadis itu tidak akan percaya.

Karena sudah ketahuan, Jonggun menyalakan lampu mobilnya dan menatap [Name] terang-terangan dari jendela sembari membunyikan klakson. Dapat dilihat jika pandangan gadis tersebut juga langsung tertuju kearahnya. [Name] mendengus, lantas memutuskan panggilan kemudian memasukkan ponsel miliknya ke dalam saku jaketnya seraya menyebrangi jalan. Sesampainya di depan mobil Jonggun, gadis itu masuk tanpa ragu, memandangi Jonggun dan sekali lagi mendengus lalu mendesis kesal. "Betapa bodohnya aku, sempet percaya dan mengira kau adalah cenayang."

Perkataan Yoo [Name] berhasil membuat pria di sampingnya tertawa kecil, Jonggun lantas mengeluarkan sedan hitamnya dari area parkiran dan langsung menancap gas melaju menuju kediaman [Name]. Setelah saling diam beberapa saat Park Jonggun tiba-tiba menyambung topik sebelumnya. "[Name], aku punya tebakan lain."

"Dan kali ini aku berjanji akan mempercayainya." Balas [Name] lantas menoleh, menatap Jonggun dari atas kebawah dengan tatapan skeptis, sengaja tidak menutupi cibiran nya. Gadis tersebut memperbaiki posisi duduknya kemudian menyandarkan punggungnya kebelakang- merelaksasi tubuh dan pikirannya, ia menghela nafas panjang tampak begitu kelelahan dengan mata yang terpejam. Walau terkesan menggelikan [Name] tetap mengikuti permainan kecil dari pria berkewarganegaraan Jepang tersebut. "Sekarang katakan apa itu, Tuan Park."