13. Who are you?

571 82 0
                                        

Kondisi tubuh [Name] masih belum sepenuhnya normal, namun gadis itu sudah merasa bosan terus berbaring di tempat tidur tanpa melakukan apapun, ia lalu memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar. Menyesuaikan keadaannya, [Name] mengenakan mantel tebal dan pakaian berlapis-lapis. Hembusan angin malam terasa lebih menyengat dibandingkan hari-hari sebelumnya karena tahun telah memasuki musim dingin. [Name] mendongak, tersenyum lembut saat menatap langit malam yang entah kenapa terlihat lebih indah. Ia kemudian duduk di salah satu halte bus sembari mendengarkan lagu yang diputar salah satu toko 24 jam berjudul Euforia yang dinyanyikan oleh Jeon Jungkook.

“Aku suka suasana seperti ini.” Monolognya terus memperhatikan sekitarnya. Tak banyak orang yang berlalu-lalang karena memang sudah jam dini hari. Beberapa saat kemudian [Name] merasa tubuhnya mengigil, ia buru-buru bangkit dari duduknya dan segera berjalan pulang sambil memeluk dirinya sendiri.

Srak!

[Name] reflek menoleh ketika mendengar suara langkah di belakang. Gadis tersebut tersentak kala menemukan beberapa pria berpakaian serba hitam menggunakan masker berada tak jauh darinya. [Name] kembali berjalan, mencoba bersikap tenang namun tetap berupaya mempercepat gerakannya. Akan tetapi pria-pria tersebut tampak sengaja mendekatinya dengan langkah tergesa membuat [Name] spontan berlari sekencang-kencangnya. Dan benar saja, mereka juga berlari mengejar.

Gadis tersebut benar-benar panik, deru nafasnya memburu dan dadanya terasa sesak karena lelah, cemas dan takut menjadi satu. Belum lagi lantaran kondisi tubuhnya yang masih belum optimal. [Name] terus berlari sesekali mencoba berteriak meminta tolong dengan suaranya yang serak, ia menahan tangis saat tahu salah satu pria yang mengejarnya hampir bisa meraih lengannya. Stamina tubuh [Name] tak mempuni, dadanya semakin terasa sesak karena kehabisan nafas dan kepalanya terasa sakit, kakinya lemas membuat laju langkahnya kian melambat. Dan kini ia merasa diambang batas, gadis itu menyerah dan menutup matanya saat seseorang berhasil mencekal lengan kemudian memukul tengkuknya hingga pingsan.

“Sial, apalagi ini?” Pikir [Name] sebelum hilang kesadaran.
















•••

[Name] membuka matanya perlahan, jantungnya berdegup kencang mengingat momen terakhir kali saat ia dibuat pingsan. Mata gadis tersebut langsung melebar cemas, memperhatikan keadaan sekitar. Ia menemukan seorang pria berdiri di ambang pintu– air mata [Name] mengalir deras, secara tidak langsung meminta pertolongan. Pria itu adalah Park Jonggun yang membawa nampan berisi mangkuk dan segelas air putih. Jonggun lantas bergerak cepat meletakkan nampan tersebut kemudian memeluk [Name], mengelus rambutnya lembut seraya mengucapkan kalimat penenang. “Tak apa, aku ada di sini sekarang kau aman.”

Mendapati situasi tersebut [Name] benar-benar merasa bingung serta lega dalam sekaligus. Gadis tersebut menangis sesenggukan di pelukan Jonggun, tangan kasar pria itu memegang wajahnya dengan lembut lalu menuntunnya agar mendongak hingga tatapan keduanya bertemu. Sorot mata Jonggun tampak merasa bersalah, duduk ditepi tempat tidur kemudian menggeser tubuh [Name] lebih dekat sambil terus mengelus pipinya. “Maafkan aku, [Name]. Kau malah menjadi incaran musuh-musuhku.”

Park Jonggun menempelkan dahi keduanya, berbisik pelan dengan suara teramat lembut guna menenangkan membuat [Name] merasa benar-benar aman bersama Jonggun yang terus berupaya memberitahunya bahwa semuanya telah baik-baik saja. Pria tersebut menarik [Name] semakin erat dalam rengkuhan nya, tubuh kecil gadis tersebut tenggelam dalam kedua lengannya. Diam-diam Jonggun menahan senyumnya, karena kejadian ini kemungkinan besar gadis itu akan selalu bergantung padanya hingga kedepannya. Ah, lagi-lagi apakah ia harus menganggap ini hikmah atau musibah? Lalu Jonggun kembali berbisik. “Trust me, aku berjanji akan melindungi mu selama kau terus berada di sisiku, mengerti?”










[Name] termenung menatap rintik hujan dari balik kaca jendela. Ia tidak tahu apapun yang terjadi, hanya menemukan dirinya sadar di kediaman Jonggun– sama sekali tak ada penjelasan dari pria tersebut. [Name] kemudian bangun dari tempat tidur, tubuhnya semakin lemas namun gadis itu tetap memaksa menghampiri Jonggun yang mungkin tengah berada diruang tamu. Dan benar, pria tersebut tengah duduk di sofa sembari menikmati rokoknya dengan wajah terlampau datar, kehadiran [Name] menarik perhatian Jonggun.

“Ada apa?”

[Name] tak langsung menjawab, ia lebih dulu duduk satu sisi sofa lainnya kemudian mendongak menatap Jonggun. “Bagaimana caranya kau menyelamatkan ku? Bagaimana kau tahu apa yang terjadi padaku? Siapa mereka? Dan apa urusannya denganku? Then, who are you?

Ekspresi wajah Jonggun terlihat tidak terganggu mendengar pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh [Name], pria tersebut menekan ujung rokoknya di asbak kemudian menatap [Name] dalam-dalam. “Aku akan memberitahu mu satu fakta, aku adalah salah satu anak dari pimpinan klan Yakuza. Selebihnya kau tak perlu tahu.”















Tbc.

CHAIN | LOOKISM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang