27. Sergah

789 45 3
                                    

Kalimat Lesta barusan membuatku mual, sekaligus menyulut banyak pertanyaan. Siapa ... siapa yang ngasih tau cewek ini soal Mama? Ardian ... enggak, cowok itu nggak tau apa-apa soal masa laluku. Selama kami pacaran aku nggak pernah menceritakan hal-hal nggak perlu ke cowok itu.

Yang tau hanya ... Harsya. Kata percaya retak di depan mataku.

"Udah Ca, nggak usah ladenin dia," bujuk Rena. Rena menarik lengan kemejaku, tapi aku terlalu emosi buat menuruti bujukan Rena.

"Kenapa lo kaget banget?" tanya Lesta meremehkan.

Cewek itu masih berdiri di samping bangku yang kami duduki tadi. Lesta berdandan cantik sekali, nggak menor atau terlalu polos. Rasanya aku bisa melihat kata indah bersinar seperti halo di atas kepala cewek itu. Lipstik merah muda di bibir Lesta dipoles dengan menawan. Kemeja lengan pendek pas badan yang menutup sekaligus memamerkan lekuk badan.

Kugelengkan kepalaku. Mengusir penilaian buruk cuma gara-gara penampilan Lesta.

Kenapa dulu aku bisa temenan sama Lesta? Karena Rena, sebenarnya semua temanku yang enggak seberapa itu karena Rena. Baik Lesta dan Ardian lebih dulu berteman dengan Rena baru kemudian denganku. Hanya Bara yang kukenal karena Harsya, itu pun akhirnya Bara pacaran dengan Rena.

Di antara mereka semua, nggak ada yang tau masa laluku sebenarnya kecuali Harsya.

"Gue tau kelakuan mama lo dulu! Lo aslinya nggak punya bapak kan? Bapak lo nggak jelas siapa soalnya mama lo kerja di tempat nggak bener!" seru Lesta. "Mama lo milih kerjaan itu bukan karena terpaksa, tapi suka kan?"

Aku ingin menyambar mulut Lesta lalu menggantungnya di langit-langit kamar. Tapi kutahan emosiku karena ada sesuatu yang lebih penting.

Aku penasaran ... seberapa jauh cewek ini tau soal aku.

"Suka? Suka ngapain? Emangnya kamu tau apa soal kerjaan yang disukain banget sama mamaku? Nggak usah sok tau deh!" seruku ke Lesta. Pertanyaan tantangan sebenarnya, tapi Lesta kepalang terbawa suasana dan langsung menyahut tanpa berpikir dua kali.

Cewek itu berseru, "Mama lo suka tidur sama cowok, nggak peduli kenal atau nggak! Gue udah bilang mama lo itu pelacur, jalang! Makanya lo pasti sama kayak dia otaknya cuma penuh sama nafsu! Dan mama lo suka kan jadi pelacur sampai-sampai lo lahir nggak jelas bapaknya siapa! Bahkan sebenarnya mama lo itu perusak rumah tangga, buktinya Harsya sama mamanya jadi korban!"

"Kamu nggak tau apa-apa soal aku dan mamaku," sahutku setenang mungkin.

Benar, dia nggak apa-apa. Dia nggak tau apa yang sebenarnya terjadi.

Lesta jelas terpancing dengan ucapanku. "Oh gue tau," ujar cewek itu dengan pongah.

"Sori, tapi aku tau siapa ayah kandungku. Kalau kamu ngira aku nggak punya bapak cuma gara-gara papa Harsya itu cuma bapak tiri, kamu salah," kataku ke Lesta.

"Well, lo nggak perlu bohong. Mama lo dulu kerja di night club, hamil di luar nikah dan yah lahirlah lo. Lo sendiri nggak bisa jamin dia beneran bapak kandung lo kan?" tantang Lesta.

Cewek itu melangkah, mendekat ke arahku. Rena yang berdiri di sebelahku kebingungan harus melakukan apa. Tapi kutenangkan Rena dengan tersenyum manis pada sahabatku.

Cerita Lesta membuatku ingin menarik Mama ke sini. Rasanya aku ingin berbisik ... Mama harus dengar ini deh.

Namaku Jessica Emmanuela, orang yang disebut ayah di akta kelahiranku bernama Emmanuel. Tapi baik Mama dan aku tau, mungkin saja dia bukan ayah kandungku. Mungkin ayahku yang sebenarnya adalah pria yang tidur dengan Mama sebelum Emmanuel, atau pria-pria lain yang Mama layani ketika bosan.

Weird Word🔞 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang