Aku dengar sex setelah bertengkar itu menggairahkan. Well, itulah yang diucapkan teman Papa. Aku nggak yakin apa tadi aku dan Jessica bertengkar tapi ... yah, benar menggairahkan.
Jessica jadi sangat manja dan menempel padaku. Cewek itu menciumku sementara tangannya mengelus tanpa keengganan, malu, atau terpaksa. Bahkan sesekali mencakar sebelum kembali mengelus lembut bekas cakarannya.
Hm-mm, nakal.
"Harsya ...," bisiknya.
Aku duduk di atas kasur Jessica, sementara cewek itu duduk di pangkuanku. Kami sudah telanjang karena basah kuyup di bawah air shower, pakaian kami tinggal di kamar mandi. Meski begitu rasanya badan ini terbakar panas setiap kali Jessica mendesahkan namaku.
"Aah .. sudah cukup?" tanyaku dengan suara serak. Sulit sekali menyembunyikan bahwa sebenarnya aku terengah.
Seuntai tipis ludah tertarik dan putus dari bibir Jessica ketika cewek itu menjauhkan mulut dari leherku. "Apanya?" tanya Jessica.
"Foreplay," jawabku.
Kami berdua refleks melirik ke bawah. Terjepit di antara perut bawahku dan Jessica, penisku sudah keras dan membengkak. Memikirkan Jessica tengah menatap batang kejantananku malah memperparah sensasi kaku dan panas di bawah sana.
Terlebih ... aku bisa merasakan bibir kemaluan Jesica yang menempel di pahaku.
"Uhm ... mau aku yang di atas atau ...?" tanya Jessica, tiba-tiba malu-malu.
Hah?
"Aku yang di atas," jawabku. Langsung saja kudorong cewek itu hingga posisi kami berubah. Jessica terkurung di antara tanganku.
Dirty-dirty lust ... mataku nggak bisa lepas dari wajahnya yang merona. Jessica tanpa sungkan menatap penisku. Milikku semakin tegang dan bengkak.
"Harsya," panggil Jessica. Tanpa kuduga cewek itu meraih kedua betisnya lalu ... mengekspos diri. Membuka lebar-lebar kakinya hingga aku bisa melihat lebih jelas.
"Who teach you do this?" tanyaku. Aku nggak bisa menahan diri dan melarikan jari ke sana. Mengelus pelan bibir kemerahan berlapis cairan bening itu. Jessica tiba-tiba menutup kembali kakinya, membuatku cemberut. "No, no, jangan ditutup Ica."
"Harsya please ...," mohon Jessica ketika aku berusaha membuka kembali kakinya.
"Kenapa? Kan kamu sendiri yang buka tadi," kataku.
Jessica menggigit bibir bawahnya. "Harsya please ... cepet masukin," katanya.
Siapa yang bisa menolak permohonan itu? Bukan aku sih. Tanpa menunggu lagi, kupegangi penisku. Mengarahkan ujungnya ke rongga daging lembut yang basah dan panas milik Jessica.
Oh ... hmm, nikmat ketika batangku ditelan membuat sensasi kejut menyenangkan dari pinggang ke punggungku.
"Aa-aaah!" desah Jessica. "Hah ... Harsya hmmph!"
Enak? Ah, enak banget kan?
Miliku memenuhi Jessica. Cewek itu bergerak gelisah dan mencakar punggungku setiap kuhentakkan kejantananku ke dalam. Suara mendesah puas Jessica sangat erotis di telingaku.
Aku menggenjot Jessica hingga bunyi kulitku dan kulitnya terdengar, cepat dan keras. Cewek itu mendesah lepas, sesekali mengerang dan menyebut namaku. Ya-ya-ya, sebut namaku.
Siku dalamku gatal, aku ingin menulis nama Jessica berulang-ulang di sana. Hmm ... nanti, sekarang fokus dulu.
Jessica gemetar dan merengek pelan. "Harsyaaa," erangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Word🔞 [End]
RomansaJessica selalu menemukan cara untuk menghindari kegilaan ibunya. Berpacaran, berpura-pura akur dengan saudara tirinya, apa saja. Jessica tau ibunya tak waras karena selalu curiga anaknya sendiri akan merusak rumah tangganya. Saat saudara tiri yang s...