"Jilat," perintah Harsya sembari menarik kepalaku agar lebih dekat dengan penisnya.
"Ha-Harsya ...," bisikku ragu, "Ta-tapi ini ...."
Mataku membelalak kaget. Dilihat dari dekat begini, ukuran Harsya membuatku takut. Pantas saja setiap Harsya masuk ke dalam kewanitaanku terasa sangat penuh.
"Jilat, Jessica," desak Harsya. Kupejamkan mata lalu kujulurkan lidah. Namun, Harsya nggak terima dan langsung berkata, "Open your damn eyes, Jessica. Lihat aku."
Uugh, aku malu Harsya ...
Akhirnya aku membuka mata, dan menjilat kepala kejantanan itu. Kata aneh mendengung pelan, tapi kata lagi mentertawaiku. Lagi lagi jilat Harsya lagi!
"Kiss me there, cium, isap, sedot, emut, terserah kamu Jessica," gumam Harsya. "Tapi jangan sampai kena gigi."
Sekali lagi kujilat batang bengkak itu. Hangat, erotis, dan hampir terasa marah karena belum dipuaskan. Urat-uratnya penuh dan panas, milik Harsya tegang dan berkedut pelan setiap kali lidahku menjilatnya.
Harsya akhirnya nggak sabar dan memerintah, "Isap, Jessica, sekarang."
Kuturuti perintah itu, memasukkan penis Harsya ke dalam mulut. Ukurannya membuatku kewalahan, mulutku susah payah mengisap milik Harsya yang masuk setengah. "Uugh-huummp."
"Aah," desah Harsya.
Telingaku yang mendengar desahan erotis itu seketika memerah. Aku nggak tau desahan laki-laki bisa seseksi itu.
"Ouch, jangan sampai kena gigi, Ica," keluh Harsya.
Aku ingin mengucapkan maaf, tapi mulutku penuh.
"Huunh-hmmph!"
Harsya memegang kepalaku, mencegahku kabur saat ia mendorong ke dalam rongga mulutku. Oh-ooh Harsya ... pelan mendorong hingga ujung kejantanannya menabrak batas mulutku. Aku hampir tersedak tapi berhasil kutahan, membiarkan penis Harsya nyaman dalam mulutku yang basah.
"Hmmp! Hummph!"
"Aaagh-hngghh! Jessicaah--so damn good ... ah," desah Harsya. Senyuman puas tertarik di wajah Harsya. "Good ... now use your tongue ... please?"
Ah kalau Harsya memohon baik-baik begini ... lidahku berusaha bergerak dalam mulut yang penuh. Persetan ludahku menetes keluar. Pelan lidahku bergerak memutari batang panas itu hingga Harsya kembali mendesah keenakan.
Dapat kurasakan dengan jelas bentuk Harsya yang keras, besar, dan urat-urat yang panas itu. Milik Harsya kembali berkedut-kedut.
"Aarggh aahhn--"
Mendengar desahan Harsya membuat dadaku menggebu-gebu senang. Kali ini kuisap kuat milik Harsya, rakus menyedot penis itu menginginkan cairan putih hangat muncrat keluar. Cowok itu mendongak dan membekap mulut, meredam erangan.
Bukan cuma Harsya yang merasa nikmat, perutku kembali menghangat geli.
"Damn! Jessicaaah--aah haahn--"
Terus kusedot penis Harsya, meski masih kesulitan tapi aku berhasil mengisap tanpa menggigit Harsya. Kedut kejantanan itu membuatku geli dan terangsang. Nggak ada rasa jijik sedikit pun.
"Hmm-mmph ...," gumamku.
Harsya-Harsya-Harsya ... seksi, erotis, milikku ....
"Sial!" umpat Harsya, "Jessica-agh!"
Jemariku menelusuri tonjolan tulang panggul Harsya yang luar biasa seksi. Perut Harsya menegang merespon sentuhanku. Otot-otot perutnya juga ... oh sungguh menggoda. Tanganku mengelus perut cowok itu, lalu bergerak mengikuti garis gelap dari rambut halus di pusar Harsya. Turun ... ke pangkal kejantanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Word🔞 [End]
RomansaJessica selalu menemukan cara untuk menghindari kegilaan ibunya. Berpacaran, berpura-pura akur dengan saudara tirinya, apa saja. Jessica tau ibunya tak waras karena selalu curiga anaknya sendiri akan merusak rumah tangganya. Saat saudara tiri yang s...