21. Gentar

731 51 2
                                    

Taksi yang mengantar kami pulang sampai di pekarangan rumah pukul 15.46, yang mana matahari tiba-tiba mendung dan Harsya ikut-ikutan cemberut. Kenapa coba? Padahal di mobil tadi dia senyam-senyum sendiri tuh.

Cowok itu membayar sopir dengan ekspresi dingin sebelum menggiringku ke rumah. Lengan kirinya tersampir di pundakku. Sebelum kami masuk ke rumah Harsya berbisik, "Dengar, aku punya rencana."

Mobil papa Harsya sudah terparkir rapi di garasi yang masih terbuka. Orang tua kami pasti baru pulang karena jendela-jendela rumah belum dibuka lagi oleh Mama.

"Apa rencananya?" Sebenarnya pertanyaan pertama adalah rencana buat apa? Buat membujuk papanya bawa Mama ke psikiater atau biar kami nggak dimarahi karena ... yah, kan nggak langsung pulang tadi.

"You can do it. Aku bakal marah ke kamu, pokoknya aku yang masuk duluan. Tunggu tiga menit baru kamu nyusul masuk ke dalam," jelas Harsya. Cowok itu mencubit pipiku sebelum melangkah masuk tanpa penjelasan lain.

Aku ditinggal dengan sebelah pipi panas karena dicubit. Cowok itu pasti menyusun rencana biar kami nggak dimarahi. Tapi perasaanku nggak enak.

Memangnya kami bakal dimarahi separah apa cuma gara-gara kelayapan sebentar. Papa Harsya bukan tipe yang marah meledak-ledak, malah paling cuma menasihati anaknya lagi. Kalau Mama sih asal aku bilang Harsya yang memaksa ikut pasti bakal baik-baik saja.

Kuputuskan untuk menuruti saudara tiriku dengan sabar seperti yang aku janjikan. Yah, syarat yang diajukan Harsya agar ia mau membujuk papanya membawa Mama ke psikiater adalah aku harus menurut ke cowok itu. Tentu saja ada peraturan yang kami buat biar nggak berat sebelah tapi well asal Mama bisa membaik kenapa nggak?

Ponsel di tasku berbunyi dan ketika kucek ternyata Rena yang mengirim chat. Segera saja kubalas chat itu biar dia nggak ngambek.

 Segera saja kubalas chat itu biar dia nggak ngambek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Weird Word🔞 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang