tanda

1.8K 209 19
                                    






Feerel nyaris berputar arah saat melihat gadis itu di sana.

Duduk persis seperti seorang anak yang menunggu ibunya datang. Jujur, itu bukanlah pemandangan yang Feerel harapkan.

Kalau Feerel berputar arah, ia pasti persis seperti pengecut yang sengaja menghindari Marsha. Tapi kalau dirinya tetap maju, mustahil rasanya gadis itu tetap diam saja tanpa membuka mulutnya.

Lagi pula, belum tentu Marsha duduk di depan minimarket malam ini hanya untuk menunggunya bukan? Gadis itu tentu memiliki urusan lain bukan?

Akhirnya, pemikiran itulah yang membuat Feerel melangkahkan kaki dengan kedua tangan tenggelam di saku hoodie-nya. Berusaha sebaik mungkin mengabaikan Marsha.

Langkahnya tenang, tidak ada seorang pun yang mengikutinya saat dirinya membuka pintu minimarket dan masuk ke dalam minimarket.

Di dalam, Feerel benar-benar bernafas lega saat menoleh ke belakang dan mendapati Marsha masih duduk di tempat semula. Tidak bergerak sama sekali.

Langsung saja Feerel mengambil air mineral seperti biasa, mengambil beberapa camilan, dan sekarang ia sengaja membiarkan dirinya berada didalam minimarket lebih lama daripada biasanya, untuk melihat apakah Marsha akan segera pergi atau tidak.

Sepuluh menit berlalu, gadis itu masih tetap di sana.

Hal itu membuat Feerel yakin bahwa mungkin saja Marsha memang sedang menunggu orang lain.

Entah kenapa ia sempat merasa begitu percaya diri tadi dengan mengatakan bahwa Marsha mungkin sengaja menunggunya.

Karena waktu sudah malam dan Feerel tidak ingin membuang waktu terlalu lama di minimarket, akhirnya ia memilih untuk membawa belanjaannya ke meja kasir.

Tidak ada pengunjung lain, sehingga ia tidak perlu mengantri. Setelah mbak-mbak kasir menghitung belanjaannya dan menyebutkan harga yang harus dibayar, Feerel mengeluarkan uang dari saku celana.

"Mba," panggil Feerel sambil menyerahkan uang, "boleh saya tanya sesuatu?"

"Boleh, Kak. Ada apa?" Mbak-mbak kasir balik bertanya sambil mengambil uang dari tangan Feerel.

"Cewek di luar itu." Feerel menunjuk ke arah pintu transparan minimarket yang mana terlihat Marsha yang sedang duduk di bagian lantai depan. "Itu dia udah dari tadi di sana?" tanyanya kemudian.

"Kayaknya iya, Kak. Mungkin sekitar setengah jam lalu."

Feerel menerima uang kembalian dan struk belanjaan yang segera ia masukkan ke dalam saku hoodie. Belanjaan pun tak lupa ia bawa.

Sempat merasa kasihan dengan Marsha yang sepertinya baru saja diberi harapan palsu atau mungkin dicampakkan oleh cowok. Ia tidak peduli dan memilih segera keluar dari minimarket. Sama sekali tidak berniat menyapa, Feerel bermaksud segera pergi dari minimarket.

Dan sayangnya, hal itu tidak terjadi saat Marsha justru tiba-tiba bangun tepat saat dirinya baru ingin menginjakkan kaki di dua anak tangga yang ada di depan minimarket.

Gadis itu berhenti di depan Feerel. Melotot kesal. Dan Feerel tidak mengerti apa yang membuat gadis itu terlihat begitu kesal.

"Gue itu udah nunggu kurang lebih dari setengah jam, karena takut lo olahraganya lebih awal malam ini, tapi setelah lo datang dan beli minuman di dalam, lo kayaknya sengaja ngabisin waktu lebih lama di dalam. Ngaku lo!"

Tunggu-tunggu-tunggu!

Feerel tersentak. Apa Marsha baru saja mengatakan bahwa gadis itu sengaja menunggunya?

Marshauwu // Fresha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang