sedikit demi sedikit

1.7K 228 23
                                    






Melihat Marsha membawa nampan dengan langkah hati-hati, Feerel tidak terlalu berekspektasi tinggi mengenai Makanan apa yang akan dibelikan oleh Marsha.

Gadis itu bisa membeli apa pun yang diinginkannya, dan dia juga tidak tahu apa yang disukai oleh Feerel.

Tapi hal tidak terduga terjadi, dan itu membuat Feerel sedikit terkejut.

Ollan sampai bersamaan dengan kedatangan Marsha. Yang disajikan di meja sama persis. Ollan dengan pesanannya. Mie Ayam dengan bagian atasnya yang penuh saus dan sambal.

Tapi tentu bukan itu yang aneh, melainkan apa yang dibawa oleh Marsha.

Gadis itu membawa makanan yang sama persis seperti Ollan. Dua mangkok mie ayam paling terkenal di sekolahnya. Tidak ada saus atau sambal di atasnya. Hanya mie dengan topping lengkap. Sayuran, sepotong telur rebus, beberapa buah bakso, kerupuk, dan ayam cincang tentunya.

"Tadi kan lo bilang gue boleh beli apa pun yang gue mau dan gue boleh pesenin makanan yang sama buat lo. Dan karena gue  gasuka pedes, gue sama sekali ngga pakai saus dan sambal. Punya lo juga."

Ya, itulah yang cukup mengejutkan Feerel.

Karena sama seperti Marsha, dirinya juga sama sekali tidak menyukai makan makanan pedas.

Dan yang lebih mengherankan, Marsha juga hanya memesan dua gelas air putih. Persis seperti yang selalu dipesan oleh Feerel juga.

"Tapi kalau lo mau pakai sambel atau saus, gue bisa balik lagi buat minta ke Mbok Sabar." Marsha sudah bersiap berdiri, ingin pergi kembali untuk mengambilkan Feerel saus dan sambal, tapi kemudian Feerel menggeleng.

"Gaperlu, gue bisa makan yang ini. Buang waktu kalau harus bolak-balik," kata Feerel. Marsha pun duduk lagi.

Di kursi lain, Ollan terheran-heran dengan dua makhluk yang ada di dekatnya.

Feerel yang enggan mengakui bahwa makanan yang dibawakan oleh Marsha adalah makanan yang sama persis seperti apa yang selalu dipesannya, Marsha yang entah goblok atau bagaimana sudah sangat bucin kepada Feerel padahal belum menjadi apa-apa, dan yang lebih gila lagi, bagaimana mungkin ada orang yang menyukai mie ayam tanpa menambahkan saus atau sambal?

"Aneh lo bedua," komentar Ollan menatap geli mie ayam milik Feerel dan Marsha bergantian.

Apa rasanya coba? Menurut Ollan, mie ayam itu harus dinikmati dengan saus dan sambal, kalau perlu yang banyak. Sampai membuat mie-nya memerah.

Itu baru cara menikmati mie ayam yang paling benar.

Apa yang dilakukan oleh Feerel dan Marsha sangat tidak masuk akal, kalau tidak ingin menambahkan saus atau sambal, seharusnya mereka memesan mie instan saja.

Tapi karena selera orang memang berbeda-beda, Ollan akhirnya memilih untuk mulai menyantap mie ayamnya tanpa mempedulikan bagaimana Feerel dan Marsha bisa menikmati mie ayam hambar milik mereka.

Sekitar lima belas menit, mie ayam milik Ollan sudah kandas. Hanya menyisakan sedikit air berwarna kemerahan.

"Gilaaa-gila-gila! Mie ayam Mbok Sabar emang gaada duanya. Kalau aja orang, mungkin udah gue pacarin karena saking enaknya," komentar Ollan terdengar tidak masuk akal. la menyeruput es lemon miliknya.

Sementara itu, Feerel dan Marsha masih anteng menyantap makanan mereka dengan santai, dan ya, masih tetap tidak ingin meminta saus atau sambal.

"Rel, kira-kira lo mau nambah lagi ngga? Kok gue masih laper, ya?" tanya Ollan.

Feerel menatapnya. "Emang dasar rakus. Ogah, gue udah kenyang. Lagian jam istirahatnya udah mau habis, kalau mesen lagi, yang ada lo kehabisan jam istirahat dan nanti makanannya malah kebuang. Kan jadinya mubazir."

Marshauwu // Fresha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang