Feerel

2.3K 207 8
                                    




Marsha menepikan mobilnya di sebuah halaman parkir minimarket. Ia turun dari mobil dan langsung masuk ke minimarket itu. Disambut oleh pramuniaga laki-laki yang tersenyum dan mengucapkan selamat datang padanya.

Marsha tidak menggubris sapaan itu. Ia memilih berlalu begitu saja menuju rak makanan ringan. Mulai memilih dengan teliti, atau nantinya makanan itu berakhir tidak dimakan karena ia salah memilih.

Tak sampai dua menit setelah Marsha masuk, pintu minimarket kembali terbuka.

Seorang cowok masuk dengan keringat membasahi tubuhnya. Terengah dengan napas tersengal. Sambutan yang sama diterima olehnya. Ucapan selamat datang dan senyum ramah dari pramuniaga.

Cowok itu, Feerel, berlalu ke arah deretan minuman. Mengambil sebotol air mineral dan langsung meneguknya serakah.

Feerel mulai bisa mengontrol napasnya yang sempat tersengal. Setelah menutup kembali botol minuman itu, Feerel berjalan lagi. Sedikit lebih santai sekarang.

Di lorong makanan ringan, matanya menangkap seseorang dengan seragam yang sama seperti seragam sekolah miliknya. Semakin diperhatikan, Feerel langsung tahu siapa gadis itu. Ia membuang muka. Dan memilih berlalu.

Waktu sudah malam. Hampir pukul sebelas malam, tapi gadis itu masih memakai seragam sekolah, yang artinya dia belum pulang ke rumah setelah sekolah bubar.

Dia, adalah orang yang paling dihindari oleh. Feerel.

Marsha berjalan dengan tangan penuh makanan ringan ke arah meja kasir. Tidak ada pelanggan lain selain mereka berdua. Dan yang pertama sampai di meja kasir adalah Marsha.

Tangannya langsung kosong, selepas Marsha meletakkan semua barang belanjaannya di meja kasir. Perempuan yang ada di balik meja kasir segera menghitung barang belanjaan Marsha.

Baru setengahnya saat Marsha sadar bahwa ada yang terlupa. "Sebentar, ada yang lupa." Marsha Memutar tubuh dan berlari begitu saja menuju deretan showcase minuman dingin.

Cukup lama Marsha berada di sana, dan kembali dengan dua botol minuman.

Marsha mungkin tidak sadar bahwa Feerel berada di urutan kedua. Menunggunya menyelesaikan pembayaran agar bisa segera maju dan membayar barang belanjaannya sendiri.

Tapi seolah belum cukup membuat Feerel menunggu setelah berlari mengambil minuman, Marsha kembali melakukan hal yang sama.

"Bentar, es krimnya ketinggalan."

Gadis itu pergi dan kembali dengan dua buah es krim cone di tangannya. Berhasil meloloskan dengusan kasar dari mulut Feerel.

"Ada lagi, Kak?" Mba-mba kasir bertanya sesaat setelah dirinya menghitung es krim milik Marsha.

Marsha diam. Berpikir. Tapi segera menggeleng karena merasa tidak ada lagi yang diperlukan olehnya.

Barang belanjaannya segera dimasukkan ke dua buah kantong plastik berukuran sedang.

"Semuanya jadi seratus sembilan puluh delapan ribu lima ratus," kata mba-mba kasir.

Marsha mengangguk. Membuka tas miliknya yang disampirkan di bahu kanan dan mulai mengobrak-abrik isinya karena tidak menemukan apa yang sedang dicari.

"Bentar, kayaknya saya lupa naruh dompetnya di mana." Marsha nyengir. Mulai membuka setiap bagian kecil di tasnya. namun dompet itu tak ketemu.

Itu jelas membuang waktu Feerel semakin banyak, dan sangat mengganggu.

"Lo itu sebenernya niat belanja apa ga sih? Seharusnya sebelum masuk minimarket, pastiin dulu punya duit apa kagak."

Marsha menoleh ke sumber suara. Bukannya membalas perkataan Feerel, Marsha seolah teringat sesuatu saat melihat wajah cowo itu.

Marshauwu // Fresha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang