tanaman yang kembali menghijau

1.8K 269 80
                                    







Biasanya Feerel tidak pernah benar-benar memperhatikan Marsha. Bahkan beberapa hari belakangan, meski Marsha selalu membelikannya bubur untuk makan siang, ia tetap bersikap biasa. Belajar seperti biasa, menghadapi Marsha seperti biasa, dan pulang seperti biasa. Menunggu sampai kelas sepi.

Namun, baru kali ini ada yang berbeda. Ketika Feerel sampai di motornya yang terparkir, matanya menangkap seseorang yang berdiri di dekat pagar sekolah. Ya, Marsha. Siapa lagi memangnya?

Gadis itu berdiri dengan anteng di depan pagar sekolah seperti sedang menunggu sesuatu. Feerel melihat ke arah parkiran mobil. Tidak menemukan mobil milik Marsha di sana. Tanpa Feerel sadari, kakinya melangkah menjauhi motor miliknya. Meninggalkan Ollan yang memilih untuk berdiri di samping motor saja.

Feerel menghampiri Marsha dan berhenti tepat di samping gadis itu. Membuat Marsha sedikit terkejut ketika menoleh ke arah Feerel. Tidak menyangka kalau yang menghampiri dirinya adalah Feerel.

"Ngapain lo di depan gerbang sekolah?" tanya Feerel.

"Lagi nunggu taksi," jawab Marsha.

Feerel menaikkan alis. Tidak mengerti kenapa Marsha mau menunggu taksi padahal dirinya memiliki mobil pribadi?

"Emangnya mobil lo ke mana? Sengaja ngga bawa?"

"Lagi di bengkel. Udah beberapa hari. Tadi Acel ngajak bareng, cuma kasian kalau ikut sama dia, nanti dianya jadi muter-muter. Beda arah soalnya."

Dari kejauhan, Feerel melihat taksi yang datang ke arahnya dan Marsha. Gadis itu juga melihatnya. Sepertinya berniat untuk menghentikan taksi itu karena tangan Marsha sudah hampir terangkat. Tapi sebelum benar-benar membuat taksi itu berhenti, Feerel sudah lebih dulu menarik tangan Marsha menjauh dari sana untuk kembali melewati gerbang.

"Biar gue anter," kata Feerel.

Bola mata Marsha membesar sepenuhnya. Kaget sekaligus tidak percaya. Tapi Feerel betulan mengajaknya sampai motor cowok itu, yang mana ada Ollan yang sedang berdiri di samping motor.

"Hari ini lo naik ojek aja, gue mau nganter ni anak."

Feerel merogoh saku kemejanya. Mengeluarkan uang lima puluh ribuan dari sana dan memasukkannya ke saku kemeja Ollan tanpa permisi.

Ollan hanya melongo. Terlebih lagi saat Feerel memundurkan motornya dan mengambil helm milik Ollan untuk kemudian malah diserahkan kepada Marsha.

"Lo serius, Rel?" tanya Ollan tidak percaya. Padahal waktu itu Feerel pernah mengatakan bahwa cowok itu tidak akan menyerahkan tempat miliknya kepada Marsha. Tapi apa-apaan hari ini?

"lya," sahut Feerel singkat.

Marsha melihat-lihat helm yang diserahkan Feerel. Berwarna hitam. "Ini yang biasa dipakai sama Ollan?" tanya Marsha.

Feerel mengangguk.

Marsha lalu mengendus-endus bagian dalamnya. Berusaha mencari aroma yang mungkin tidak diinginkan olehnya, tapi tidak menemukan hal itu.

"Heh, cewek perebut posisi gue! ltu helm bersih. Ngga mungkin bau karena selalu gue cuci rutin. Dan gue juga keramas pakai shampo mahal kalau lo mau tau. Jadi ngga usah ngerasa jijik gitu." Ollan merasa tersinggung.

"Ya, udah sih maaf. Gue cuma takut kalau tiba-tiba ada ketombenya. Gue ngga mau pakai kalau emang ada ketombenya atau bau."

Ollan terlalu geram sampai rasanya ingin menjitak kepala Marsha, tapi tidak ia lakukan.

Dan karena ada terlalu banyak drama, Feerel akhirnya mengambil kembali helm milik Ollan dan menyerahkan helm miliknya kepada Marsha. Membuat tidak hanya Marsha yang melongo, tapi Ollan juga.

Marshauwu // Fresha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang