10

1K 91 1
                                    

Felix dan bundanya sudah bersama lee know saat ini. Sang bunda terus memeluk tubuh anak sulung nya, kerinduan pada sang anak benar-benar menyiksa hingga ia ke korea demi menemui anaknya.

"Jaga pola makan kamu, kamu terlihat kurus sayang."

"Maafin lino bunda."

Semenjak di penjara karena tuduhan yang belum tentu dia perbuat dan juga mengetahui kondisi kekasihnya koma membuat nafsu makannya berkurang. Tubuhnya terlihat kurus, kumis yang mulai memanjang serta tubuh yang kurang terawat itu lah kondisi lee know saat ini. Terlihat sangat menyedihkan.

"Kakak makan yang banyak ya hari ini bunda udah masakin makanan kesukaan kakak."

"Bunda suapin ya." Saut sang bunda lalu diangguki lee know.

Senyuman yang terpancar di wajah sang kakak membuatnya merasa bahagia meski hanya sebentar. Felix harap sang bunda terus disini untuk memberi semangat buat kakaknya dan berharap ada suatu keajaiban untuk mengungkap semua kasus yang telah menimpah kakaknya saat ini.

Dering telfon membuat felix tersadar dari lamunannya, ia melihat bahwa pihak rumah sakit menelfon lalu felix segera mengangkatnya.

"Hallo."

"Dokter sebelumnya saya meminta maaf telah menganggu waktu istirahat anda."

"Tidak apa-apa. Ada apa?" Tanya felix.

"Dokter jisung sadar dari komanya."

"APA?"

"Kenapa fel." Tanya lee know pelan.

"Aku akan segera kesana." Felix mematikan sambungan telfonnya.

"Kak jisung sadar."

"A-apa fel? Ka-kamu serius?"

"Sayang apa kamu serius?"

"Iya bunda. Jangan katakan pada siapapun dulu ya kak, aku akan memastikannya dulu."

Felix dan bundanya berpamitan pada lee know. Bunda felix meminta untuk pulang sendiri agar sang anak bisa segera ke rumah sakit. Felix terus meyakinkan sang kakak bahwa semua akan baik-baik saja, semoga dengan sadarnya jisung bisa mengungkapkan semua kasus ini dan mengungkap siapa sebenarnya orang yang sudah berbuat keji selama ini.

Berjalan dengan cepat agar sampai di ruangan dimana sahabatnya di rawat. Diperjalanan felix terus merapalkan doa agar sang sahabat segera pulih setelah ini. Kini ia sudah berada di ruangan jisung, felix berjalan melihat sahabatnya membuka mata dan menatapnya. Tangan jisung bergerak mengisyaratkan agar felix segera mendek. Air mata felix sudah membasahi pipinya, sungguh ini yang ia nantikan beberapa bulan ini. Menantikan sahabatnya segera sadar, felix sangat merindukan tingkah konyolnya.

"Jisung." Panggil felix, jisung hanya tersenyum tipis untuk menanggapi panggilan felix. Jisung masih lemah belum bisa berinteraksi begitu banyak.

"Aku sangat bahagia melihatmu sadar, aku sangat merindukanmu. Sangat." Felix mengenggam tangan jisung lalu mencium punggung tangan Sahabatnya itu.

Dokter yang selalu merawat jisung sudah memberitahu felix untuk tidak begitu banyak mengajak nya mengobrol, kondisi jisung masih sangat lemah karena mengingat dia telah koma begitu lama. Pihak rumah sakit juga sudah menelfon kedua orang jisung bahwa sang anak sudah sadar.

Beberapa menit kemudian akhirnya kedua orang tua jisung datang. Felix menyambut kedua orang tua jisung dengan sopan dan tak lupa felix memberi pelukan pada wanita yang terlihat masih cantik di usianya adalah ibu jisung.

"Sayang papa sangat senang mendengar kamu sadar."

"Mama juga sayang. Cepat sembuh ya agar kita bisa berkumpul seperti dulu." Ucap ibu jisung.

Beberapa saat felix berpamitan pada jisung dan kedua orang tuanya untuk kembali ke ruangannya. Felix ingin memberikan waktu kepada kedua orang tua jisung agar menjaga sang anak dan juga menyalurkan rasa rindu satu sama lain sehingga ia memilih untuk kembali menyelesaikan pekerjaannya.

Melihat buah hatinya sadar dari koma yang begitu lama membuat kedua orang tua jisung begitu bahagia. Memiliki anak satu-satunya membuat kedua orang tua jisung begitu putus asa saat sang anak mengalami musibah yang begitu besar, perjuangan jisung untuk bertahan hidup membuat kedua orang tuanya begitu bangga pada sang anak. Ya itu lah kira-kira perasaan kedua orang tua jisung. Mengingat kejadian yang menimpa jisung membuat kedua orang tuanya ingat pelaku, dimana kekasih sang anak lah yang sudah membuat jisung menderita.

Kedua orang tua jisung sebenarnya membenci felix, mengingat felix begitu tulus merawat dan menjaga kondisi jisung setiap hari membuat kedua orang tua jisung sedikit luluh. Ya meskipun masih menyimpan sedikit rasa curiga pada sahabat anaknya itu.

Malam hari yang begitu sunyi dan pemuda manis yang mirip dengan tupai itu kini terlelap meski matanya sudah terbuka dan sedikit memberikan respon memulai gerakan tangan itu sudah mulai menunjukkan kondisi nya membaik. Kedua orang tua jisung pergi mencari makan malam, sebenarnya ibu jisung ingin menemani sang anak tetapi ayah Jisung menginginkan istri nya untuk menemani nya.

Langkah kaki memasuki ruangan bercat putih dimana seorang pemuda yang masih terlihat pucat sedang tertidur. Seseorang itu mengeluarkan benda berjarum yang berisi cairan, entah cairan apa yang ada di dalam benda berjarum itu.

"Tak akan ku biarkan kamu bangun begitu saja. Akan aku buat kamu tertidur seperti sebelumnya dan nikmati tidur panjangmu."

"Aku tidak akan membuat mu meninggal begitu saja biarlah aku melihat orang-orang yang menyayangimu menderita terlebih dulu."

Seseorang itu menancapkan jarum suntik di bahu jisung. Jisung yang sedang terlelap merasakan sedikit ngilu di bagian bahunya dan membuatnya membuka mata. Melihat seseorang yang ia kenal yang akan menyakitinya membuat jisung memberontak dengan menggelengkan kepalanya agar seseorang itu tidak menyakitinya lagi. Jisung membuka mulutnya ia ingin berteriak tetapi tubuhnya yang masih lemah membuatnya kesulitan untuk mengeluarkan suaranya. Cairan yang di suntikan di bahu jisung sudah tak tersisa dan seseorang itu segera mencabut jarum suntik itu di bahu jisung. Perlahan-lahan jisung kejang dan seperkian detik jisung mulai menutup matanya kembali. Apa dia bakal tidak sadarkan diri lagi?

"Selamat malam tidur yang nyenyak ya." Setelah menyuntik jisung seseorang itu membereskan ranjang jisung yang sedikit berantakan dan mengambil semua yang dia bawa agar tidak menimbulkan kecurigaan dan melenggang pergi begitu saja.


Felix sudah berada di meja makan bersama bundanya dan hyunjin yang baru saja pulang dari kantornya. Senyuman yang terukir di bibir pemuda manis itu membuat hyunjin merasa heran dengan felix.

"Kenapa kamu?" Tanya hyunjin sedangkan bunda felix memilih diam meligat interaksi dari keduanya.

"Hari ini aku sangat bahagia. Apa kakak tau bahwa jisung sadar?"

"A-apa?"

"Iya jisjisung sadar kak."

"Kamu gak lagi bohongin aku kan?"

"Tidak nak hyunjin, yang di katakan anak bunda benar." Saut bunda felix untuk menyakinkan hyunjin.

Felix dan budanya saling menceritakan semua yang terjadi hari ini pada hyunjin. Hyunjin yang mendengar kabar jisung telah sadar kembali juga membuatnya bahagia dan sedikit lega, dengan sadarnya jisung akan membantu nya untuk menemukan beberapa bukti yang akan ditunjukkan jisung saat pulih nanti. Semoga saja ini adalah awal untuk mengungkapkan semua teka-teki dari permasalahan yang terjadi di kota saat ini.





Tbc.






Selamat idul adha semuaaa... Aku update untuk menemani malam takbir kalian.

Selamat membaca 🥰

Bye 👋

A Big Secret  [Hyunlix] '𝗘𝗻𝗱'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang